Sukses Ikuti Latihan Tempur, Tiga Pesawat Tempur Hawk Skadud 1 Kembali ke Markasnya

WAWANCARA. Danskadud Letkol Pnb Supriyanto diwawancarai awak media Kota Kendari setelah mendarat di Lanud Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (8/8)--Penerangan Lanud Supadio For RK
WAWANCARA. Danskadud Letkol Pnb Supriyanto diwawancarai awak media Kota Kendari setelah mendarat di Lanud Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (8/8)--Penerangan Lanud Supadio For RK

eQuator.co.idPontianak-RK. Setelah sepekan lamanya mengangkasa di langit Bumi Cendrawasih, Papua, satu Flight Pesawat Tempur Hawk 100/200 milik Skadron Udara (Skadud) 1 Elang Khatulistiwa telah kembali ke home base-nya di Pangkalan TNI AU (Lanud) Supadio, Kamis (9/8).

Dipimpin langsung Komandan Skadron (Danskadud), Letkol Pnb Supriyanto, satu Flight Pesawat Tempur Hawk 100/200 tersebut sukses mengikuti latihan tempur di Lanud Manuhua, Biak. Latihan tempur dengan sandi ‘Hanud Kilat Cakra D Tahun 2018’,  jadi ajang unjuk kemampuan para penerbang tempur Skadron Udara 1.

“Alhamdulillah, kami sudah menyelesaikan misi dengan baik. Bahkan bisa kembali landing di Lanud Supadio dengan selamat. Terima kasih atas dukungan semua pihak,” kata Danskadron 1, Letkol Pnb Supriyanto dalam keterangan pers yang diterima Rakyta Kalbar, Jumat (10/8).

Adapun rute kembalinya elang tempur ini adalah Lanud Manuhua, Biak menuju Lanud Pattimura, Ambon. Dari Lanud Pattimura terbang ke Lanud Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara. Sempat menginap semalam, Kamis (9/8) pagi, kembali terbang menuju Lanud Syamsuddin Noor, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Tiga pesawat tempur tersebut dipiloti Letkol Pnb Supriyanto, Mayor Pnb Andres, dan Mayor Pnb Nobel. Sekitar pukul 10.00 WITA, sebelum mendarat di Lanud Syamsuddin Noor, sempat flypass di atas langit Kota Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarmasin. Kehadiran tiga pesawat kebanggaan Lanud Supadio tersebut, tentu saja jadi tontotan menarik masyarakat, termasuk para pelajar.

“Kita sempat atraksi tempur, seperti terbang sangat rendah dengan formasi tiga pesawat dan flypass menukik. Hal ini dilakukan untuk menghibur masyarakat Banjarmasin, agar mereka tahu bahwa Indonesia punya kekuatan militer yang baik,” tutur Supriyanto.

Ia ternyata punya kenangan indah di Kota Seribu Sungai tersebut. Supriyanto yang Alumni Akademi Angkatan Udara (AAU) Tahun 2000 itu adalah lulusan terbaik SMAN 1 Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan pada tahun 1997. Ia berasal dari Desa Gunung Melati, RT 03 Kecamatan Batu Ampar. Di Kota kelahirannya, ‘Beaver’ julukan penerbang Pesawat Hawk 100/200 ini, sempat unjuk kemampuan menerbangkan  burung besi tempur tersebut. Bersama tim Latihan Hanud Kilat Cakra D 2018, melakukan manuver-manuver terbang formasi layaknya di medan pertempuran.

“Saya bangga bisa kembali ke tanah kelahiran. Apalagi bisa memotivasi adik-adik kelas di Almamater SMAN 1 Pelaihari,” kata Supriyanto.

Selain aktif pada latihan Hanud Kilat-Cakra D 2018 di Lanud Manuhua, Biak Numfor, penerbang Skadud 1 bersama Pesawat Hawk 100/200, juga mengemban misi dalam latihan ‘Elang Jelajah’. Latihan ini diawali penerbangan dari home base Elang Khatulistiwa Pontianak, menuju ke Lanud Dhomber Balikpapan, Kaltim, selanjutnya ke Lanud Sam Ratulangi Manado.

“Kemudian kami melanjutkan penerbangan ke Lanud Pattimura Ambon, dan puncaknya saat latihan Hanud Kilat-Cakra di Lanud Manuhua, Biak. Latihan Elang Jelajah merupakan program kerja tahunan Skadud 1 dengan kegiatan patroli ke satuan-satuan di Indonesia,” tutur Danskadron.

Mengenai skenario latihan Hanud Kilat Cakra D 2018 di Lanud Manuhua, Biak, Danskadron 1 menjelaskan, bahwa latihan tersebut dipimpin oleh Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Pangkosek Hanudnas) IV Biak, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Jerry S Koloay.

Selain kehadiran Satu Flight Pesawat Tempur Hawk 100/200, latihan tersebut juga melibatkan Boing 737 TNI AU dari Lanud Halim Perdana Kusuma, Heli Skadron Udara 8 Lanud Atang Senjaya Bogor, Pesawat Hercules C-130 Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta, serta 583 personel.

“Latihan Kilat-Cakra dimulai 2-7 Agustus. Dibagi dua bagian, yaitu Latihan Kilat pada 2-4 Agustus, dan Latihan Cakra 6-7 Agustus. Dua latihan ini dikombinasikan pada komunikasi sistem radar, sistem komunikasi bersama, dan pertahanan udara dengan senjata,” kata Supriyanto.

Latihan Kilat Cakra D 2018 merupakan program kerja Kosek Hanudnas IV untuk meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AU dalam mengemban tugas pokok, yaitu menjaga kedaulatan wilayah udara paling Timur Indonesia yang meliputi Maluku-Maluku Utara, Papua dan Provinsi Papua Barat.

“Ada pula empat satuan radar dari Lanud Manuhua Biak, Lanud Silas Papare Jayapura, Lanud Johanes Abraham Dimara Merauke, dan Lanud Yohanis Kapiyau Timika,” lanjutnya.

“Selama operasi Latihan Cakra Kilat D 2018, ada pula skenario demo penanggulangan teror prajurit Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU, static show, lomba mewarnai, paramotor dan pameran,” pungkasnya. (amb/rls)