eQuator.co.id – Jakarta – Jatuhnya Pesawat Tempur Super Tucano direspon cepat Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Agus Supriatna. Selain langsung mengunjungi lokasi jatuhnya di Malang, KSAU juga akan segera menggelar evaluasi terkait penyebab jatuhnya pesawat buatan Brasil itu.
Namun, lanjutnya, evaluasi dan investigasi tersebut baru akan dilakukan usai penanganan korban selesai ditangani. Hingga tadi malam, pihaknya mengaku masih fokus menangani nasib korban, baik itu dari pihak TNI AU maupun masyarakat.
“Saat ini kami selesaikan penanganan korban,” kata Agus, saat dihubungi Jawa Pos tadi malam. Usai korban selesai, tim yang saat ini sudah tiba di Malang akan fokus mencari penyebab jatuhnya pesawat malang tersebut.
Disinggung apakah 11 pesawat Super Tucano lainnya akan dikandangkan, KSAU langsung membantahnya. Menurutnya, jatuhnya satu pesawat tidak selalu berkaitan dengan pesawat lainnya di jenis serupa. “Enggaklah, masa karena ada yang jatuh yang lain di kandangkan,” lanjutnya.
Selain itu, dia juga menegaskan jika prose pengadaan pesawat tempur lainnya tidak dihentikan. Apalagi, hal itu sudah masuk perencanaan.
Hal senada disampaikan Menhan Ryamizard Ryacudu. Ke depan, pihaknya merumuskan aturan untuk memperketat pengadaan dan pemeliharaan. ’’Pemeliharaan itu sangat penting. Kalau baru, namu pemeliharaan tidak bagus, tetap fatal,’’ ujarnya usai raker di Komisi I DPR kemarin. Pesawat TNI AU pun ada yang sudah uzur, namun karena pemeliharaannya berkualitas, kemampuannya tetap prima.
Dia menjelaskan, pesawat tersebut dibeli pada 2012, dan buatan tahun 2003. Yang sudah datang ke Indonesia baru 12 dari total 16 yang dipesan. Pengadaannya pun tidak bermasalah. ’’Fokus evaluasi saat ini adalah mengapa bisa jatuh, apakah karena pesawatnya, manusia, atau faktor lain,’’ tambahnya. (far/byu)