eQuator – Sambas. Perempuan dan anak merupakan sumber daya dan aset potensial dalam pembangunan. Begitu pula bagi di Kabupaten Sambas, karena jumlahnya mencapai 66,8 persen dari total jumlah penduduk.
“Mengingat banyaknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, makanya, semua komponen harus dapat menciptakan lingkungan yang kondusif, serta melindungi perempuan dan anak dari berbagai bentuk kekerasan,” imbau Plh Sekda Sambas, H Arlizen AB SSos pada peringatan Hari Ibu ke-87 tahun 2015 di Balairung Sari Rumah Dinas Bupati Sambas, Kamis (17/12).
Hari Ibu di Indonesia, terang Arlizen, lahir dari pergerakan bangsa Indonesia, yaitu pergerakan kebangsaan kemerdekaan yang pada hakikatnya mengingatkan seluruh rakyat Indonesia, terutama generasi muda akan arti dan makna Hari Ibu sebagai momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan, serta gerak perjuangan kaum perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Ditegaskannya, peringatan Hari Ibu merupakan agenda rutin yang setiap tahun dilaksanakan. Selain itu, kegiatan ini sebagai bentuk apresiasi atas gerakan yang bersejarah. Sehingga Hari Ibu ditetapkan sebagai peringatan hari nasional. “Peringatan hari ibu ini dilakukan secara nasional, namun tidak masuk dalam libur nasional,” jelas Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kemasyarakatan Setda Sambas ini.
Dia meminta para pemangku kepentingan agar memberikan perhatian terhadap pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor kehidupan, tentunya yang membawa pengaruh dan dampak positif bagi perempuan dalam berbagai aktivitas. “Perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah membuktikan diri sebagai motor penggerak, dan motor perubahan (agent of change),” ulasnya.
Menurut Arlizen, perempuan Indonesia masa kini merupakan perempuan yang sadar dan memahami, memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki, karena pada prinsip kesetaraan yang mendasari tentang pentingnya pembagian tugas, peran dan tanggung jawab yang seimbang antara perempuan dan laki-laki telah mendorong keduanya sebagai mitra dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sesuai tema peringatan Hari Ibu tahun 2015, ‘Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki dalam Mewujudkan Lingkungan yang Kondusif Untuk Perlindungan Perempuan dan Anak,’ papar Arlizen, peningkatan kesetaraan hak dan kewajiban perempuan dan laki-laki sangat penting, dalam mewujudkan lingkungan yang kondusif untuk perlindungan perempuan dan anak. “Telah banyak keberhasilan dan kemajuan yang dicapai perempuan, namun tidak dipungkiri perempuan dan juga anak sebagai kelompok masyarakat yang rentan dari berbagai kekerasan, eksploitasi dan perlakuan diskriminatif lainnya,” terang dia.
Peringatan Hari Ibu diharapkan dapat mendorong terciptanya kesetaraan perempuan dan laki-laki pada setiap aspek kehidupan, baik keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara dalam upaya mewujudkan sambas yang mandiri, berdaulat dan berkepribadian berlandaskan semangat gotong royong. “Peran kita bersama lah, bagaimana perempuan dan anak mampu mendukung pembangunan daerah yang kita cintai ini,” tegasnya.
Reporter: Muhammad Ridho
Redaktur: Yuni Kurniyanto