Sejak dilantik 12 Februari lalu, Gubernur Jambi, Zumi Zola Zulkifli gencar melakukan sidak di tempat pelayanan publik di Provinsi Jambi. Seperti RSUD Raden Mattaher , RSJ. Kemarin
(11/3) sekira pukul 08.30 WIB, Kantor Samsat Jelutung Kota Jambi menjadi sasaran. Kedatangan orang nomor satu di Provinsi Jambi ini membuat pegawai kocar-kacir.
BANYAK yang pegawai di Kantor Samsat kaget dengan kedatangan Gubernur. A
palagi banyaknya pegawai yang tidak ngantor. Bahkan ketika disuruh berkumpul mereka kelabakan. Ini menambah Zola geram. Atas kejadian ini dia minta semua honorer dipecat, PNS
yang malas diminta mundur.
“Gimana mau capaian targetnya tercapai jika
melayani masyarakat saja seperti ini,” kata Zola dihadapan pegawai Samsat.
Ketika di absen, beberapa nama yang disebutkan Zola banyak yang tidak ada ketika berkumpul. Mereka pu n
berdalih bahwa namanya yang disebutkan itu sedang melayani masyarakat di lantai bawah.
Selain itu, dari sidaknya kemarin, banyak ditemukan keganjalan yan
g membuat Zola tiba-tiba marah kepada kepala Samsat maupun pegawainya. Mirisnya lagi, ketika dirinya melakukan sidak, ia menemukan ada seorang pegawai Samsat yang melakukan pungutan liar kepada masyarakat yang ingin membayar pajak kendaraan.
Satu diantara temuan yang juga turut menjadi pertanyaan besar Gubernur Jambi Zumi Zola yakni tidak tercapainya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Samsat Kota Jambi yang sebelumnya menjadi temuan BPK tahun 2015.
“ Kita bisa lihat saat ini jalan di Kota Jambi sudah mulai macet. Itu pertanda bahwa kendaraan mulai meningkat, tapi kenapa PAD disini tidak tercapai target,
” kata Zola usai melakukan sidak di kantor Samsat.
Masyarakat yang diminta uang oleh pegawai Samsat itu ialah Inesia. Dia diminta uang Rp 500 ribu. Inesia ingin mengurus STNK yang telah hilang. Di hadapan Gubernur Jambi, dia langsung curhat sambil menangis.
Begitu mendengar ada keluhan, Zola langsung meminta kepada Inesia untuk menunjuk oknum yang meminta pembayaran denda Rp 500 ribu itu. Hanya saja, pegawai Samsat itu berkilah. Dia mengaku hanya meminta bayaran pengurusan STNK Rp 200 ribu.
Melihat kejadian itu, Zola pun mulai geram dengan aksi sejumlah pegawai Samsat. Tak tanggung-tanggung, Zola pun tidak segan-segan memecat pegawai honorer pada hari itu juga.
“
Saya sangat kecewa sekali. Honorer saya pecat semua!. Kalau tidak sanggup bekerja PNS nya lebih baik mundur, ”
tegas Zola sambil berbicara didepan sejumlah pimpinan Samsat.
Tak hanya disitu saja, Zola pun mengkritik tidak adanya SOP yang terpajang di kantor Samsat tersebut. Ia pun berharap senin besok SOP tersebut sudah ada.
“
Masyarakat jangan ditipu. Masih untung mereka ada kesadaran untuk bayar pajak. Saya kecewa sekali, kalau perlu kepala Samsatnya saya ganti. Ini harus ada perubahan, ”
katanya.
Terkait kejadian ini, Ia berharap untuk in s
tansi khususnya pelayanan publik lainya di Provinsi Jambi bisa lebih meningkatkam kinerja maupun pelayananya kepada masyarakat, karena dirinya tak akan segan-segan menindak tegas pegawainya yang bekerja tidak maksimal.
“
Saya harap intansi lainya segera mengkritisi dirinya lebih dulu sebelum saya yang sidak. Kalau sudah saya sidak jadinya seperti ini. Jangan main-main dengan uang negara, saya alergi itu,”
katanya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Samsat Kota Jambi ,
Muhammad Rum mengatakan, pihaknya akan bertanggung jawab atas kejadian ini.
“ Saya iklas dan terima apapun resikonya kedepan. Karena pimpinan memberikan informasi y
an g benar. Kalau pimpinan mengaku tidak memenuhi keinginanya maka sesu ai ketentuan kita harus terima,” katanya.
Ia juga menambahkan dengan adanya kunjungan Zola ini bisa memotivasi sejumlah pegawainya yang kedisplinanya masih kurang. “
Saya menyambut baik atas sidak ini. Saya butuh ini, sehingga teman teman yang menganggap disiplin itu sepele dengan ini menjadi motivasi yang sangat luar biasa. Kita akan melakukan perbaikan,
” katanya.
Sementara itu dari realisasi pajak tahun 2015 lalu, pihaknya hanya mampu tercapai 90 persen dari target sebesar Rp 508 M.
“ Secara umum ini karena pelayanan kita masih butuh pembenahan . Karena ini cukup berpengaruh,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa kesadaran masyarakat yang kini masih banyak yang enggan membayar pajak karena dendanya cukup besar .
“ Jujur kita harus memperbaiki pelayanan u ntuk mendorong wajib pajak. Bany
ak mereka datang kesini hanya menanyakan pajak, ketika diberitahu dendanya mereka ti dak balik lagi,” katanya.
Informasi yang diterima Harian Pagi Jambi Ekspres, calo pengurusan surat kendaraan di Samsat memang bergentayangan. Para calo bisa menembus lebih cepat dalam proses pengurusan surat kendaraan. Di kantor itu, para calo tak ubahnya seperti agen tiket
bus mengejar kesana kemari calon mangsanya. Mereka terang-terangan menawarkan jasanya untuk pengurusan lebih cepat. Mereka juga tak sungkan membuntuti warga yang ingin mengurus surat kendaraan.
Keistimewaan para calo ini ialah, mereka bisa menembus rute antre yang berjam-jam lamanya.
Di parkir Samsat saja, mereka sudah menunggu. Ini sudah terjadi sejak lama. (***)
FATHUL MUBARAK