eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Pengelolaan Pelabuhan Internasional Kijing di Kabupaten Mempawah tidak lama lagi. Pasalnya, investasi awal pembangunan pelabuhan tersebut di tahun 2018-2019 sebesar Rp4,7 triliun.
“Insya Allah Pelabuhan Kijing pasti dikelola,” ujar Waki Bupati Mempawah Gusti Ramlana saat menghadiri pembukaan Kalbar Expo beberapa waktu lalu.
Pelabuhan Kijing akan dibagi menjadi tiga kawasan. Pengembangan pelabuhan seluas 200 hektare, Smelter Antam 1350 hektare dan KEK 5.000 hektare. Saat ini, Pemkab Mempawah juga sedang menggarap pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Sebagai upaya untuk menopang operasional Pelabuhan Kijing nantinya. “Kalau ada KEK, kita bisa ekspor sawit keluar,” jelasnya.
Ia mengatakan, sawit menjadi komoditas unggulan Kalbar di masa mendatang. Selain bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi, pengelolaan industri sawit khususnya di sisi hilir akan memberikan tambahan nilai guna dan daya saing.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Kalbar, Suriansyah mengatakan, pelabuhan samudera itu akan kurang bermanfaat apabila tidak ditopang keberadaan industri yang mendukung. Sehingga diperlukan suatu kawasan ekonomi khusus dimana perusahaan-perusahaan bisa memproduksi berbagai jenis barang. Terutama dengan bahan baku yang ada di Kalbar. “Antara lain, karet, sawit, bauksit, hasil pertanian dan barang tambang lainnya,” ujarnya.
Kendati begitu kata dia, kawasan ekonomi khusus yang dibangun juga harus didukung berbagai kemudahan. Seperti keringanan pajak, retribusi dan kemudahan infrastruktur. Agar mampu merangsang perusahaan untuk bisa menghasilkan produk-produk baru.
Suriansyah menilai, saat ini Kalbar sudah sangat mendukung apabila segera ditetapkan menjadi kawasan ekonomi khusus. Seperti yang kini sudah disiapkan Pemkab Mempawah.
“Kalbar sangat mendukung untuk kawasan ekonomi khusus tersebut karena sekarang saja kita adalah salah satu pengekspor CPO, pengekspor karet mentah, pengekspor bauksit dan sebagainya yang belum menjadi produk jadi,” katanya.
Dengan adanya kawasan ekonomi khusus tersebut, maka akan merangsang dunia usaha untuk menciptakan berbagai produk-produk turunan. Yang akan sangat mendukung keberadaan pelabuhan internasional tersebut.
“Kalbar juga didukung luas lahan yang hampir 15 juta hektare. Tentu berbagai jenis komoditi pertanian dan perkebunan bisa dikembangkan di Kalbar,” ulasnya.
Secara geografis, Kalbar juga sangat strategis. Daratannya berbatasan dengan Kalimantan Utara, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Dengan demikian Kalbar bisa sebagai sebagai pusat industri dari berbagai wilayah di pulau Kalimantan.
“Kemudian juga kita dekat dengan wilayah kepulauan Riau yang ada berbagai sumber daya, termasuk minyak dan lain-lain,” tukasnya.
Kalbar juga berbatasan dengan Malaysia dan dekat Brunei Darusalam. Potensi ini sangat baik dan mampu menjadi penopang Pelabuhan Internasional Kijing. “Jadi nanti Kalbar ini bisa menjadi salah satu sumber central industri di Indonesia,” sebutnya.
Bahkan, dia menilai Kalbar sebetulnya berada pada jalur sutra dalam perdagangan internasional. Tinggal bagaimana mengembangkannya saja. “Apalagi posisi kita yang berada di jalur sutra, dekat dengan Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Laut Natuna dan lain sebagainya. Semua ini akan mendukung dan memudahkan akses kemana-mana,” demikian Politisi Partai Gerindra ini.
Laporan: Rizka Nanda
Editor: Arman Hairiadi