Pebisnis Kuliner Luar Rambah Pontianak

UMKM Kalbar Perlu Dukungan Rumah Kemasan

ilustrasi. net

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kalbar sudah cukup baik. Terutama produk kuliner, mampu bersaing dengan brand ternama.

Kendati begitu, produk UMKM Kalbar masih tertinggal dari segi kemasan. Padahal, bisnis kuliner Kalbar sudah dilirik investor.  Sehingga beberapa brand ternama produk kuliner mulai merambah Kota Pontianak. “Tak hanya kalangan pejabat, bahkan selebriti sudah mulai memasarkan produk kulinernya di Pontianak,” ujar Ketua Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kalbar, Suherman, Minggu (5/8).
Sebelumnya produk Lamington milik artis Glenn Aliensky hadir di Bumi Khatulistiwa. Kemudian Hengki Kurniawan dengan produk Ponti Bonti. Sedangkan baru-baru ini, putra bungsu Presiden Joko Widodo juga membuka outlet Sang Pisang di Kota Pontianak.
Hadirnya produk kuliner terkenal tersebut, menunjukkan bahwa Kalbar memiliki pasar cukup bagus di bidang kuliner. Bukan tidak mungkin UMKM kuliner Kalbar dapat melakukan hal serupa.
“Kita punya bahan baku yang bagus, misalnya pisang. Bahkan pisang kita sangat dikenal, kenapa tidak kita kembangkan. Seperti Sang Pisang yang mengemas olahan pisangnya dalam bentuk french fries,” terangnya.
Kedatangan pebisnis kuliner luar ini, tidak otomatis mematikan UMKM Kalbar, khususnya Pontianak. Tapi dapat menjadi motivasi agar bisa bersaing. Produk yang sudah terkenal, tentu harganya sedikit lebih mahal. Kemudian tempatnya yang lebih high class membuat orang enggan mampir. “Harusnya kita bisa buat dengan harga yang murah, tempat sederhana namun dengan kualitas istimewa, yang tak kalah dari mereka,” imbuhnya.
Sejauh ini memang sisi kemasan belum mendukung UMKM Kalbar. Sehingga dalam promosinya masih belum begitu nampak. Pihaknya berharap pemerintah dapat memfasilitasi pelaku UMKM terkait kemudahan pengemasan produknya.
“Kita berharap nanti ada Rumah Kemasan untuk memfasilatsi UMKM kita,” ujarnya.

Sejauh ini kata dia, untuk kemasan pelaku UMKM biasanya memesan dari pulau Jawa. Jumlahnya juga ditentukan, sehingga UMKM tidak bisa menyesuaikan dana yang dimilikinya. “Kalau ada Rumah Kemasan di sini tentu bisa menyesuaikan kemampuan keuangan mereka,” demikian Suherman. (nov)