Warga Tak Peduli, Pembangunan Jadi Percuma

SAPA WARGA. Sutarmidji menyapa warganya ketika menghadiri Musrenbang Tingkat Kecamatan Pontianak Kota, Rabu (8/2) di Aula Kantor Camat Pontianak Kota. Humas Pemkot for RK

eQuator.co.id – Pontianak. Akan menjadi percuma pembangunan yang dilakukan pemerintah jika tidak dibarengi dengan kepedulian masyarakatnya dalam menjaga dan merawatnya.

“Misalnya, pemerintah membangun saluran air yang dialirkan ke Sungai Jawi, namun warga membuang sampah di saluran itu. Itukan percuma saja.

Mestinya, masyarakat juga harus jaga itu, minimal tidak membuang sampah di sana,” kata Wali Kota Pontianak H Sutarmidji SH MHum saat menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tingkat Kecamatan Pontianak Kota, Rabu (8/2) di Aula Kantor Camat Pontianak Kota.

Sutarmidji mengaku prihatin dengan Kampung Sawah di Gang Lembah Murai 5 Kelurahan Mariana Kecamatan Pontianak Kota yang saat ini menjadi prioritas penanganan kawasan kumuh.

Padahal sebelumnya kampung itu telah dibangun toilet komunal yang cukup baik. Namun sekarang sudah tidak bisa digunakan lagi, karena tidak adanya kepedulian masyarakat dalam menjaga kebersihan toilet umum tersebut.

“Kalau ditangani dengan bergotong royong, semua itu bisa,” serunya.
Tak hanya di Kampung Sawah, saluran atau drainase di sejumlah titik wilayah Kecamatan Pontianak Kota, kata dia juga perlu mendapat perhatian serius. Seperti di Jalan RA Kartini salurannya tidak terawat dengan baik.

“Kemudian, saluran dari Gang Candi Agung sampai ke Gang Abadi dan H Saleh semestinya tembus hingga ke parit Gang Belibis. Saluran air di sana terlalu kecil sehingga genangan air di sekitarnya turun lebih lambat,” terangnya.

Sementara terkait pembangunan Jalan Paralel Ampera, Sutarmidji menilai saat ini belum menjadi prioritas. Jalan paralel itu sengaja dibuat dua jalur supaya warga tidak membuat bangunan sampai di jalan.

“Cuma sayang kemarin, saya sudah katakan buat saluran di titik 16 meter, tetapi malah dibuat di 12 meter. Akhirnya jalan hanya bisa 9 meter. Saya menginginkan pelebaran jalan itu hingga 12 meter seperti di Jalan Dr Wahidin,” tuturnya.

Namun rencana pelebaran jalan 12 meter di Jalan Dr Wahidin saat ini mengalami kendala, karena warga tidak bersedia menyerahkan sebagian lahannya. Dia pun menegaskan tidak akan mengaspal jalan itu jika warga tidak mengizinkan Pemkot melebarkan jalan hingga 12 meter.

“Biar saja rusak, sampai lobang-lobang. Kalau mereka bersedia menyerahkan lahannya untuk pelebaran jalan hingga 12 meter, tahun ini juga kita aspal. Mau tebal berapa, 5 centimeter, 7 centimeter, saya perintahkan. Kalau di bawah itu, tidak,” demikian Sutarmidji. (fik)