Sutarmidji Mengenang Jasa Gurunya

Ruangan Ampiteather SMPN 2 Akan Dinamai "Sudarto"

RUMAH PAK DARTO. Sutarmidji akan menjadikan rumah yang pernah ditempati Sudarto sebagai museum dan rumah baca. Foto diambil Jumat (19/11). Maulidi Murni-RK

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Di Kompleks SMP N 2 Pontianak, terdapat satu unit rumah yang berbahan kayu. Dulunya rumah tersebut di tempati oleh seorang pendidik yang bernama Sudarto.

Hingga akhir hayatnya, Sudarto mendedikasikan hidupnya untuk dunia pendidikan. Tak cuma itu, Sudarto juga dikenal dengan kesederhanaannya. Orangnya objektif, betul-betul memikirkan dunia pendidikan.
Nah, sosok ideal Sudarto ini diharapkan menjadi inspirasi bagi tenaga pendidik di Kota Pontianak. “Makanya saya ingin rumah beliau di dalam kompleks SMPN 2 ini hanya rehab sedikit dan tidak menghilangkan aslinya,” cerita Wali Kota Pontianak Sutarmidji saat meninjau lokasi pembangunan gedung di SMPN 2 Pontianak, Minggu (19/11).

Rumah yang sudah tak berpenghuni tersebut berwarna kuning agak memudar. Rumput sudah meninggi mengelilingi rumah itu. Di dalam rumah itu ada beberapa kamar. Ada juga ruang tamu dan dapur. “Mudah-mudahan tempat tidur beliau masih ada, nanti kita bisa hubungi keluarganya,” ucapnya.
Sutarmidji berharap, supaya tenaga edukasi bisa melihat bagaimana sosok seorang pendidik yang idealis. Bisa menjadi teladan bagi seluruh tenaga pendidik yang ada di Kalbar, khususnya Kota Pontianak.
Dia berencana akan membuatkan rumah yang pernah menjadi kenangan Sudarto itu seperti museum. Dia berkeinginan, tempat tinggal yang pernah didiami Pak Darto, sapaan Sutarmidji kepada gurunya itu menjadi rumah baca atau sejenisnya.  Tak hanya itu, Sutarmidji juga akan mengenangnya dengan menyematkan nama Sudarto di ruang amplitheater SMPN 2 Pontianak. “Nanti akan saya namakan amplitheater Sudarto,” janjinya.
Pemilih akun Twitter @bangMidji ini mengisahkan, Sudarto mulai datang ke Pontianak sebagai guru yang mengajar sejarah. “Saya pernah diajarnya, orangnya sangat sederhana,” kenangnya.

Selain sebagai guru, Sudarto pernah menjadi pejabat di Dinas Pendidikan Kalbar. Kemudian jadi konsultan di Diknas. Walaupun sudah pensiun, Sudarto aktif di setiap pertemuan yang berkaitan dengan pendidikan hingga akhir hayat.
Sutarmidji mengaku banyak berkonsultasi dengan almarhum gurunya itu. Di mana tempat saja kalau ketemu. Mau di jalan atau di mana tempat, keduanya selalu berdiskusi.
“Saya selalu tanya, pak Darto, kalau arah dari pembangunan pendidikan di kota Pontianak ini salah, melenceng dari yang dicita-citakan, tolong beritahu, tapi dia jawab sudah sesuai. Bahkan saya dengar, dia mengajar di beberapa tempat dan tidak berpikir untuk dapat honor dan lain sebagainya,” kenang orang nomor satu di Kota Pontianak ini kepada gurunya.

 

Laporan: Maulidi Murni

Editor: Arman Hairiadi