eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Gubernur Kalimantan Barat, Drs. Cornelis, MH, meminta supaya anggota Palang Merah Indonesia (PMI) di seluruh kabupaten/kota tidak lagi mengkomersilkan darah. Karena darah merupakan sumbangan seseorang secara sukarela untuk menolong nyawa orang lain.
“Donor darah itu perbuatan mulia, mentalnya harus direvolusi, jangan lagi ada komersialisasi darah di PMI, jangan profit oriented, jangan kalau sudah ada uang baru bilang ada stok darah di PMI,” ujar Cornelis, ketika memberikan pengarahan pada pelatihan Perencanaan monitoring evaluasi dan pelaporan PMI Provinsi Kalbar, di Haris Hotel, Senin (4/4).
Cornelis menuturkan, Henry Dunant, adalah pengusaha dan aktivis sosial Swiss. Ketika melakukan perjalanan untuk urusan bisnis pada 1859, dia menyaksikan akibat-akibat dari Pertempuran Solferino, sebuah lokasi yang dewasa ini merupakan bagian Italia. Kenangan dan pengalamannya itu dia tuliskan dalam sebuah buku dengan judul A Memory of Solferino (Kenangan Solferino), yang menginspirasi pembentukan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada 1863. Di Indonesia menjadi (PMI). “PMI ini menolong orang tanpa melihat suku agama atau bangsa apa,” katanya.
Era kini, kata Cornelis, PMI harus siap dengan berbagai bencana yang akhir-akhir ini muncul, seperti banjir, tanah longsor dan bencana lainnya. PMI khusunya Kalbar diminta bantuan benar-benar tercatat dengan rapi, sehingga bisa dipertanggungjawabkan. Jangan sampai karena menolong orang lalu berurusan dengan aparat hukum, akibat ketidaktelitian pengadministrasian. “Apalagi kegiatan donor darah yang masih diangap tabu,” tukasnya.
Ini, kata dia, menjadi salah satu tugas PMI yang harus terus disosialisasi. Bahwasannya donor darah bagi setiap orang adalah kegiatan kemanusian, juga untuk menjaga kesehatan. “Kegiatan kemanusiaan karena satu kantong darah bisa menyelamatkan nyawa orang lain,” serunya.
Sementara itu, Karo Perencanaan Penelitian dan Pengembangan PMI Pusat, Johny F. Mahmudi, mengatakan pelatihan ini untuk meningkatkan kemampuan staf dan kualitas organisasi. PMI Kalbar agar menyelenggarakan Perencanaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan. “ Planning Monitoring Evaluation and Reporting (PMER) dengan baik,” tukasnya.
Di tempat sama, Ketua PMI Kalbar, Ny. Frederika Cornelis, SPd mengatakan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk menguatkan manajemen PMI ke arah yang lebih baik. “Pelatihan (PMER) ini harus dimanfaatkan dengan baik, mudah mudahan bisa memberikan kontribusi yang besar untuk organisasi kita,” ujar Frederika.
Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan sejak 3-8 April 2016 dan diikuti Pengurus PMI se kabupaten/kota di Kalbar. Hanya Kabupaten Kayong Utara yang tidak bisa hadir, karena alasan keterbatasan anggaran. (fie)