eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Riuh tepuk tangan dan lambaian suka cita memenuhi pelataran Pendopo Gubernur Kalbar, Kamis pagi (6/9). Gubernur Sutarmidji dan Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan baru saja pulang dari Istana Negara usai dilantik Presiden Joko Widodo, sehari sebelumnya.
“Selamat datang Gubernur dan Wakil Gubernur baru kita. Keduanya telah hadir di hati kita semua. Jika tidak. Tak mungkin beliau berdua bisa terpilih,” terang Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalbar, Chairil Efendy dalam sambutannya.
Chairil menuturkan, masyarakat Kalbar memilih kedua pasangan ini karena sifat adil, budi bahasa, tenggang rasa, keikhlasan hati, tanggungjawab, iman dan takwa. Keduanya juga telah menunjukkan kerja nyata. Midji-Norsan telah memperlihatkan dan membuktikan Ikhwal kepemimpinan mereka.
Baca Juga: Jokowi Lantik 9 Gubernur, termasuk Sutarmidji-Ria Norsan
“Pemerintah daerah maupun pusat terpukau dengan pembangunan Kota Pontianak dan Mempawah,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia mengaku tidak ragu untuk berharap dalam waktu singkat Kalbar akan berubah. Ia juga menegaskan semua masyarakat Kalbar bertekad bekerjasama dengan pemimpin baru ini. Guna mewujudkan Kalbar baru untuk semua. “Kami siap menjaga keharmonisan menurut petunjuk bapak,” tegas Chairil.
Ketua Partai Koalisi Pemenangan Mijdi-Norsan Syarif Abdullah Alkadrie mengatakan, terpilihnya pasangan ini untuk memimpin Kalbar lima tahun kedepan merupakan suatu hal yang harus disyukuri. Terutama dalam rangka untuk membangun Kalbar sesuai dengan motonya ‘Kalbar Baru’. Midji- Norsan bukan hanya bagian dari partai koalisi. Tapi menjadi bapak untuk masyarakat Kalbar. “Artinya Mijdi-Norsan milik masyarakat Kalbar,” ujarnya.
Midji-Norsan Punya kewajiban untuk mengayomi, mendidik dan melakukan hal yang baik untuk Kalbar. Sebagai partai pendukung, pihaknya tentu memiliki kewajiban dalam rangka mengawal dan mendukung segala kebijakan yang dilakukan pemerintah selama 5 tahun ke depan. “Kita harapkan visi misi dalam setiap kampanye tentu itu menjadi kewajiban bersama untuk mengawal,” ujarnya.
Posisi parpol akan memberikan kritisi yang berkaitan dengan kemajuan dan tercapainya visi misi Midji-Norsan. Karena banyak harapan baru bagi pemimpin baru ini. Satu diantaranya adalah upaya untuk memperbaiki indeks pembangunan manusia (IPM) yang dianggap masih jauh tertinggal. “Kalbar masuk peringkat 5 besar ke bawah,” ucapnya.
Midji-Norsan diharapkan bisa merealisasikannya dengan cepat. Sehingga IPM Kalbar bisa terdongkrak naik. “Kami yakin terhadap itu karena kedua sosok ini bisa membuktikan kepemimpinannya,” tutup Abdullah.
Baca Juga: Akip Ajak Masyarakat Kawal Pemerintahan Sutarmidji-Norsan
Sementara itu, Midji menegaskan tidak akan lupa pada janji kampanye mereka. Ia juga akan terus menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sesuai dengan janji pada saat kampanye.
“Saya ingin masyarakat sebanyak-banyaknya menikmati uang APBD. Memang tidak langsung, tapi bisa dari pendidikan gratis,” tegasnya.
Program pendidikan gratis untuk SMA/SMK akan dimulai dari tahun ajaran baru 2019. Selanjutnya, ia juga akan membangun kembali gedung sekolah favorit. Tidak hanya di kota, tapi menyeluruh di 14 kabupaten/kota di Kalbar.
“Saya akan reformasi semua pendidikan SMA dan SMK yang bisa menjawab tantangan bagi Kalbar,” jelasnya.
Dalam aspek kesehatan, mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini akan fokus terhadap revitalisasi RSUD Soedarso. Minimal ada satu gedung rawat inap untuk peserta BPJS. Selanjutnya, akan dilakukan pemerataan untuk kabupaten/kota yang infrastruktur jalannya masih belum tersentuh. “Mudah-mudahan bisa selesai dalam masa pemerintahan saya dengan pak Ria Norsan,” serunya.
Kemudian masalah apapun yang yang dihadapi di Kalbar diharapkan diselesaikan secara musyawarah. Insya Allah pasti ada jalan. “Karena kita ingin mengejar ketertinggalan kita,” sebutnya.
Soal rancangan APBD, Midji memastikan akan mengumumkan jumlah anggaran yang disusun. Dana tersebut akan digunakan untuk apa saja. Sehingga masyarakat dapat menilai.
“Sebetulnya kalau waktu masih memungkinkan saya minta APBD dibedah,” lugasnya.
Ia juga akan mengupayakan setiap tahun dapat membangun minimal satu fasilitas olahraga. Kemudian soal janji kampanye pemekaran Provinsi Kapuas Raya (PKR), ia meminta Pemkab Sintang untuk segera membuat greendesain kantor Gubernur dan DPRD. Ia menegaskan pemekaran itu bisa dilakukan. Asalkan ada keseriusan dari pemerintah provinsi.
“Saya juga akan selalu siap dan menyetujui untuk pemekaran Provinsi Kapuas Raya. Apapun yang dibutuhkan kalau dari sisi pembiayaan akan kita penuhi,” tandas Midji.
Sementara Norsan menyatakan, sebentar lagi Kalbar akan memiliki pelabuhan internasional Kijing di Kabupaten Mempawah. Dibangun dengan dua tahap. Tahap pertama sudah dimulai. Sehingga diprediksikan akhir 2019 sudah bisa beroperasi. “Kalbar akan lebih maju perekenomiannya,” ucapnya.
Dia juga mengajak seluruh etnis di Kalbar untuk bersatu. Pilkada telah usai. Jika tidak ada persatuan dan kebersamaan tidak mungkin Kalbar ini akan berubah lebih baik.
“Kami berdua hanyalah sebagai pendorong sebagai pemotivasi masyarakat, sebagai pengarah untuk bagaimana kedepannya Kalbar ini bisa lebih baik dari Kalimantan yang lain,” pungkas Norsan.
Harapan besar kepada pemimpin baru Kalbar juga datang dari pelaku usaha. Midji-Norsan diharapkan mampu membawa Kalbar menjadi lebih maju kedepannya. Salah satunya di sektor ekonomi masyarakat.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Andreas Acui Simanjaya mengatakan, kehadiran pemimpin baru diharapkan dapat menghapus adanya monopoli bisnis. Sehingga terjadi persaingan usaha yang sehat. “Terutama yang menyangkut komoditas pangan,” ucapnya.
Contohnya, ketersediaan daging ayam dan telur. Agar ketersediaannya mencukupi perlu membuka pintu seluas luasnya untuk semua pengusaha bibit ayam. “Untuk memasok bibit ayamnya kepada peternak,” ujarnya .
Dengan demikian kata Acui, kendali harga tidak pada satu atau dua pengusaha. Terlebih daging ayam, yang menjadi sumber gizi relatif murah dan mudah didapat. Pun demikian dengan usaha hasil laut. Mengingat saat ini harga ikan-ikan mahal dan relatif langka.
“Misalnya ikan tongkol dan ikan kembung, harus ada penataan pengusaha di bidang ini agar harga dan suplai tidak dikendalikan seenaknya,” imbuhnya.
Kemudian, untuk peningkatan ekonomi perlu didorong industri pariwisata. Perkembangan wisata dapat menumbuhkan pelaku ekonomi kreatif bagi masyarakat. Utamanya mereka yang berada di kawasan wisata.
“Tentu akan mendorong tumbuhnya industri kreatif dan membuka lapangan kerja buat rakyat Kalbar, sehingga ekonomi masyarakat juga tumbuh,” tuturnya.
Di sisi lainnya, kemenangan Midji-Norsan tentu dimaknai sebagai karunia Tuhan untuk rakyat Kalbar. Dengan harapan dapat membawa segenap rakyat Kalbar menuju kepada era yang lebih maju dan sejahtera. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) juga perlu menjadi perhatian. “Kemudian infrastruktur, terutama jalan yang diharapkan bisa menjangkau sampai desa-desa terpencil,” paparnya
Pemimpin Kalbar nantinya juga dapat lebih memperhatikan petani. Terkait sarana produksi dan pengetahuan untuk pascapanen, termasuk pemasaran produk pertanian. Terlebih melihat harga komoditas karet yang terbilang cukup rendah.
“Harus ada lembaga penyanggah untuk membeli karet petani saat harga sedang jatuh, sehingga petani karet tidak terpuruk,” imbaunya.
Produksi tanaman pangan padi dan jagung harus ditingkatkan. Karena Kalbar memiliki potensi kedua komoditas ini. Kemudian terkait pembangunan industri hilir produk pertanian hasil Kalbar, misalnya CPO. Mengingat ini menjadi unggulan komoditas ekspor. Acui menilai, langkah tepat yang dapat dilakukan pemerintah dengan membangun pabrik pengelolaan bahan baku menjadi barang jadi. “Harusnya ada pabrik sabun, mentega dan lainnya. Karet ada pabrik ban di Kalbar,” tukasnya.
Selanjutnya pengembangan buah lokal. Diharapkan setiap musim buah dapat menjadikan arus uang masuk ke desa. “Ini harus mendapatkan perhatian dan pembinaan yang baik,” paparnya.
Harmonisasi antar berbagai suku, budaya dan agama di Kalbar juga menjadi hal penting. Sehingga masing-masing bisa berekspresi dengan baik dan harmonis.
“Salah satu warga Tionghoa yang mendambakan adanya rumah adat Tionghoa sebagai pusat pengembangan seni budaya Tionghoa,” sebutnya.
“Demikian juga suku lainnya. Diberikan kesempatan yang sama untuk semua suku untuk mengembangkan dan mengekspresikan budayanya masing-masing,” timpal Acui.
Laporan: Rizka Nanda, Nova Sari
Editor: Arman Hairiadi