eQuator.co.id – Bengkayang-RK. Matsukri tergolong pencuri nekat. Pemuda 26 tahun itu mencuri dua ekor sapi milik Toni Sianipar, 56, di kandang miliknya.
Warga Dusun Nek Bare, Desa Babane, Samalantan, Bengkayang itu melapor ke Mapolsek Samalantan dengan laporan polisi Nomor: LP/84/B/VIII/2017/Res Bengkayang/Sek Samalantan. “Pencurian itu terjadi pada Kamis (3/8) sekitar pukul 01.00 di kandang sapi milik korban di Jalan Tumiang, Desa Tumiang,” ujar Wakapolres Bengkayang Kompol Catur Prasetiyo ditemui Rakyat Kalbar di markasnya, Senin (7/8 ).
Jajaran Polsek Samalantan langsung bertindak. Polisi mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) meminta keterangan saksi, Theresia Mina warga Dusun Nek Bare, Desa Babane dan Pak Parto warga Desa Tumiang. Sapi yang dicuri, jantan warna cokelat dan betina warna hitam. Kandang sapi tersebut berada di dekat kebun karet Toni Sianipar Jalan Tumiang.
Padahal Rabu (2/8) sekitar pukul 21.00, Toni pergi ke kandang, sapinya dan masih ada. Dia pulang ke rumahnya, Kamis (3/8) pukul 04.00 dan bersama istrinya Theresia Mina pergi menoreh karet ke kebunnya yang berdekatan dengan kandang sapi miliknya. Sesampainya di kebun karet, Toni bersama istrinya langsung menuju ke kandang untuk mengecek sapi. Mereka kaget karena sapinya sudah hilang dan berusaha mencari dan menanyakan kepada warga sekitar kebun karet. Namun sapinya tidak ditemukan. “Atas kejadian itu korban mengalami kerugian sekitar Rp30 juta,” ucap Catur.
Polisi bergerak cepat. Matsukri serta sopirnya Hendra Ciang dibekuk dengan barang bukti satu ekor sapi jantan yang masih hidup. “Sedangkan sapi betina sudah dipotong dan dijual,” ungkapnya.
Kepada wartawan, Matsukri mengaku membeli sapi dari warga Anjungan bernama Budi. “Budi menelepon saya, katanya mau menjual sapi yang sudah dibelinya dari pelanggan. Saya membeli sapi dari Budi sudah tak terhitung,” kata Matsukri.
Warga Bakau Kecil, Mempawah ini berkelit sudah kesekian kalinya membeli sapi. Dia membantah mencuri dan menuding Budi, warga Anjungan yang mencuri sapi tersebut. “Dua ekor sapi dijual Budi Rp29 juta. Biasanya sapi yang ditawarkan juga berasal dari Kalteng,” kelitnya.
Keterangan Matsukri berbeda dengan sopirnya, Hendra Ciang, 24. Warga Godang Damar, Lembah Bawang, Bengkayang itu merupakan sopir pembawa sapi yang dicuri Matsukri. “Saya diajak Matsukri untuk angkut barang dengan alasan pindah rumah. Dan saya dijanjikan diupah Rp2,5 juta sekali angkut,” jelasnya.
Dalam perjalanan, Matsukri menyuruh Hendra Ciang menghentikan laju kendaraannya di suatu tempat. Dia kaget, bukan barang untuk pindah rumah yang dibawa, melainkan dua ekor sapi. “Kok sapi yang mau dibawa,” ujar Hendra Ciang kepada Matsukri.
Kemudian Matsukri memerintahkannya untuk diam dan jangan banyak bertanya. “Saya diminta agar diam saja, karena menurut Matsukri bahwa sapi akan dibawa ke Pinyuh untuk dijual,” ungkapnya. (kur)