eQuator.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak mengakui punya keterbatasan mengembangkan sektor pariwisata setempat. Itu sebabnya, pihak swasta diminta terlibat aktif menggali potensi wisata di kota Khatulistiwa tersebut.
“Jangan bergantung pada pemerintah. Belanja (APBD) kita untuk kegiatan mengenai pariwisata terbatas sekali,” ujar Wali Kota Pontianak, Sutarmidji, Rabu (28/12).
Dengan demikian, ia meminta agar sejumlah kalangan yang bergerak di sektor pariwisata sering-sering menggelar event. Pun merancang perhelatan besar yang menarik sehingga bisa mengundang dan dapat terus diingat oleh turis domestik maupun mancanegara.
“Saya berharap PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) tidak hanya di internnya saja (menggelar acara,red), tapi mampu menciptakan event-event yang penting sehingga orang-orang bisa datang,” tutur pemilik akun Twitter @BangMidji ini.
Ia juga menjernihkan mencuatnya kabar miring di tataran masyarakat Pontianak terkait larangan perayaan keagamaan dan adat istiadat. “Saya ingin mengklarifikasi bahwa kegiatan Cap Go Meh dan sebagainya, Pemkot tidak melarang. Jadi kalau ada yang bilang melarang, itu salah,” tegas dia. Hingga kini, belum diketahui pasti siapa orang yang menghembuskan isu tak berdasar tersebut.
Justru, selaku Wali Kota Pontianak, ia memberikan kesempatan seluas-luasnya agar event, khususnya yang bertemakan keagamaan dan kebudayaan, bisa digelar. “Sekali lagi, saya pastikan kegiatan agama dan adat istiadat apapun di Kota Pontianak, silakan berjalan. Kalau ada yang bilang Pemkot melarang, itu salah,” Midji menekankan.
Ia menegaskan kembali, bahwa kegiatan adat istiadat seperti Cap Go Meh merupakan kekayaan budaya Indonesia. “Malah saya bilang, buat naga kalau perlu panjang-panjang dan cantik-cantik. Jangan banyak, agar bisa dinikmati orang. Ini naga 20, pendek, bahkan ada yang dari bunga melati. Kalau perlu buat rekor, panggil Muri, bahwa naga terpanjang ada di Pontianak,” pintanya.
Naga atau liong, kata dia, berbeda dengan atraksi tatung. “Kalau tatung, selama saya menjadi wali kota, tidak boleh. Karena itu tidak pantas kalau ditonton anak-anak. Tapi kalau mau di ruangan, hotel, silakan saja, diarak-arak tidak boleh. Kalau arakan naga, silakan,” tandasnya.
Laporan: Fikri Akbar
Editor: Mohamad iQbaL