Midji Ancam Copot Kepala Diskumdag

Jabatannya Dipertaruhkan, Haryadi Siap ‘Main Kasar’

TEGUR PEDAGANG. Wali Kota Sutarmidji menegur salah seorang pedagang di Pasar Flamboyan Pontianak yang menambah meja dagangan sehingga koridor pasar susah dilewati, Kamis (22/6) pagi. Fikri Akbar-RK

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Di tengah kekhusyukannya menjalankan ibadah puasa, tiba-tiba Wali Kota Sutarmidji ‘naik spaning’, Kamis (22/6) pagi. Dia gerah dengan pemandangan yang tersaji di depannya saat inspeksi mendadak (Sidak) di dua pasar tradisional, Pasar Flamboyan dan Pasar Tengah. Ape pasal?

Ternyata, beberapa pedagang masih menambah-nambah sendiri ukuran meja lapaknya dari yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Pontianak. Alhasil, koridor di blok dua pasar tersebut sesak. Barang-barang dagangan memakan jalan yang diperuntukkan bagi pembeli. Para pengunjung pasar pun terlihat kepayahan berlalu lalang, termasuk lah Sutarmidji.

Pria berelektabilitas tertinggi di Kalbar versi survei Median itu bahkan sempat berkali-kali berhenti dan memelankan langkahnya. Sebab, koridor yang dilewatinya dipadati barang-barang dagangan.

Akhirnya, kekesalan Wali Kota Pontianak dua periode itu tak tertahan lagi. Dia beberapakali berhenti di depan lapak beberapa pedagang tersebut dan langsung menegurnya. Di depan Sutarmidji, para pedagang meminta maaf dan berjanji segera mengembalikan lapaknya itu ke ukuran semula.

Namun, permintaan maaf tersebut tak lantas membuat damai hati Sang Wali Kota. Karena sebelumnya dia pernah pula mendapati pelanggaran yang seperti ini.

Tak ayal, saat awak media bertanya kepadanya, Sutarmidji menjawab dengan nada agak tinggi. Dia berjanji akan memecat Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Pontianak, Haryadi S Triwibowo, jika masalah ini tidak segera diselesaikan.

“Pokoknya saya beri waktu benahi. Dia (Kepala Diskumdag, red) ni bilang bisa benahi dalam waktu 10 hari. Saya beri dia tiga minggu! Kalau tiga minggu tidak tertib, kitak (kalian) wartawan saksinya, dia tidak jadi kepala Disperindag lagi, pecaya lah omongan saya,” tukasnya. Suara lantang Sutarmidji ini cukup jelas didengar oleh Haryadi yang berdiri di dekatnya.

Usai Sidak, kepada awak media, Haryadi menyampaikan bahwa sejauh ini pihaknya terus melakukan penertiban kepada para pedagang bandel, yang dengan sengaja melebih-lebihkan ukuran meja dari yang ditentukan. Namun, sesalnya, oknum para pedagang ini kerap mengaku ‘khilaf’ dan berjanji tertib di depan anak buah Haryadi. Nah, ketika petugas berlalu, lapak ‘dibesarkan’ lagi.

“Seperti apa yang disampaikan Pak Wali, ya namanya (beberapa) pedagang kita mentalnya memang begitu, itu yang harus setiap hari kita lakukan penertiban,” tuturnya.

Menanggapi ancaman copot jabatan dari bosnya, Haryadi mengaku hal itu sebuah tantangan tugas baginya. Namun begitu, dia masih memberikan dispensasi waktu kepada para oknum pedagang hingga Idul Fitri usai. Selesai lebaran, dia akan mengambil sikap tegas. Tak segan-segan menempuh jalur hukum.

“Yang jelas mereka habis lebaran kita akan tertibkan, kalau masih ada yang bandel, kita akan naikkan ke pengadilan. Kita akan tipiring (tindak pidana ringan)-kan. Kita kerja sama dengan Pol PP, karena (para oknum pedagang) telah menggangu ketertiban umum. Ancamannya 3 bulan kurungan dan denda maksimal Rp50 juta,” tegasnya.

Ia menambahkan, pihaknya sebenarnya tidak mau ‘main kasar’ seperti itu. Namun karena beberapa pedagang sudah sangat sering diingatkan tapi masih membandel.

“Memang ada yang sudah teratur, namun ada juga satu-dua yang nambah meja. Ini kan bukan hanya dari aparat saja, tapi dari pedagang seharusnya punya kesadaran, jangan sampai ini mengganggu ketertiban pembeli,” tukas Haryadi.

BERHARAP HARGA

SEMBAKO TETAP STABIL

Di sisi lain, usai ‘mengancam’ Haryadi, wawancara awak media dengan Wali Kota Pontianak terus berlanjut mengenai isu-isu seputar pasar dan perdagangan. Nada suara Sutarmidji kembali ‘normal’.

Dari pantauannya, ia mengklaim kondisi harga Sembako di pasar-pasar tradisional jelang Idul Fitri tahun ini jauh lebih bagus ketimbang tahun sebelumnya. “Tahun lalu, gula pasir pas mau lebaran (harganya) antara Rp16 ribu-Rp18 ribu (perkilogram). Sekarang sudah ada patokan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp12.500. Minyak goreng Rp11.500, kalau tahun kalu kan bergejolak sampai Rp15 ribu,” papar pemilik akun Twitter @BangMidji itu.

Begitupun dengan harga daging, ayam maupun sapi. Kestabilan harga ini, dikatakan Midji, lantaran pengaturan distribusi jaringan pasokan yang ada saat ini sudah semakin baik.

“Ayam stabil juga. Daging tahun lalu sampai Rp160 ribu. Mudah-mudahan dengan pasokan daging beku, harga daging segar itu berkisar antara Rp140-an sampai Rp145 ribu perkilo,” lugasnya.

Sedangkan untuk kebutuhan lain, ia merasa tidak ada kenaikan yang signifikan. “Harga sebelum puasa sampai sekarang stabil karena distribusi atau jaringan pasokan sudah bagus pengaturannya,” pungkas Midji.

Kepala Diskumdag Pontianak, Haryadi S. Triwibowo, bersyukur dengan stabilnya harga-harga ini. Dia berharap, kestabilan harga ini berlangsung hingga seterusnya.

“Masalah harga, Alhamdulillah ya, khususnya Sembako, stabil. Artinya masih standar Harga Eceran Tertinggi-nya,” tuturnya.

Ia berharap, mudah-mudahan hingga lebaran nanti harga-harga tetap stabil. “Tidak seperti tahun lalu, tahun ini (kalau pun naik,red) masih dalam batas kewajaran,” pungkas Haryadi.

 

Laporan: Fikri Akbar

Editor: Mohamad iQbaL