Sejak Gubernur Kalbar dipilih rakyat secara langsung pada 2008, baru kali ini lah calon nonpartai politik muncul. Jika dukungannya terverifikasi secara faktual, Kartius-Pensong Benny mencetak sejarah sebagai calon gubernur Kalbar pertama dari jalur independen.
Rizka Nanda, Zainudin, Pontianak
eQuator.co.id –Mobil pick up warna hitam memasuki halaman kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Barat di Jalan Subarkah, Pontianak, Jumat (24/11) sekitar pukul 09.30 WIB. Ditutupi terpal kuning cerah, isi bak pick up itu tak ternilai. Dokumen rekap dukungan KTP elektronik (KTP-el) yang dikumpulkan pasangan bakal calon (Balon) Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar, Kartius-Pensong, tersusun rapi di sana.
Selang dua menit, Toyota Fortuner hitam berhenti di depan gerbang kantor. Kartius-Pensong beserta tim kompak turun dari mobil. Mengenakan kemeja batik, keduanya langsung menuju meja registrasi dan mengisi daftar hadir yang disediakan KPU. Prose pendaftaran tersebut berjalan lancar.
“Kedatangan saya hari ini untuk mencalonkan diri sebagai kandidat Gubernur. Kami adalah salah satu kandidat yang akan bertarung dalam Pilkada (pemilihan kepala daerah),” ujarnya, usai menyerahkan berkas.
Pendaftaran dirinya dan Pensong ke KPU, ia menerangkan, merupakan hak seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang sudah diatur dalam Undang-Undang terkait Pilkada. UU memang memberikan hak kepada setiap WNI untuk berpartisipasi dalam kontestasi politik memperebutkan kursi Eksekutif maupun Legislatif.
Menjawab pendapat khalayak bahwa maju Pilgub dari jalur perseorangan terbilang berat, Kartius menyatakan, tidak ada hal yang tidak mungkin selama diusahakan. “Saya sependapat dengan (mantan) Presiden Soeharto, tidak ada gunung yang tidak bisa didaki, tidak ada lautan yang tidak bisa diseberangi,” ucapnya.
Saat ditanya visi misi dan program kerja, pria yang punya sederet pengalaman sebagai birokrat Kalbar ini mengatakan, tidak banyak yang ditawarkan. “Ndak banyak visi misi aku. Itu sudah 72 tahun Indonesia merdeka, jalan belum (baik), orang sudah ke bulan. Tugas saya seperti itu, melanjutkan program Bapak (Gubernur) Cornelis yang sudah baik,” jelas Kartius.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menjawab isu miring yang beredar seputar pencalonan dirinya. Rumor sebagai calon bayangan keras dibantahnya. Memang, setakat ini, angin yang berhembus meniupkan kabar cukup dibayar Rp10 miliar-Rp20 miliar, kelak Kartius-Pensong akan mengundurkan diri dari pencalonan mereka.
“Catat, ini Kartius. Ndak usah Rp10 miliar, Rp50 miliar kitak (kalian) antar ke rumah saya, kalau saya sudah terdaftar, saya tidak akan mundur,” tegasnya. Berapi-api.
“Saya memang tidak punya uang yang beratus-ratus milyar, tapi harga saya bukan seratus miliar,” sambung Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kalbar itu.
Ia menyatakan, super serius maju bertarung di Pilgub Kalbar. Sebab, proses pengumpulan dukungan telah dimulainya melalui relawan dan tim sukses sejak 2011.
Kini, bermodal 303.127 dukungan KTP-el yang dikumpulkannya dalam kurun dua tahun dari seluruh Kalbar, Kartius-Pensong yakin lolos verifikasi faktual KPU. “Jadi, kalau orang bilang Kartius itu tiba-tiba calon gubernur (calon gubernur dadakan), itu merampot (asal bicara)!” tukas kelahiran Darit, Kabupaten Landak, 23 Maret 1958, ini.
Jumlah dukungan tersebut, melebihi yang disyaratkan KPU, yaitu minimal 8,5 persen dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) atau 300.883 dukungan KTP-el/surat keterangan (Suket). Meski mengklaim sudah mendapat dukungan masyarakat dari 14 kabupaten/kota, berkas dukungan yang diserahkan Pj. Bupati Ketapang ini kemarin seluruhnya berupa KTP-el dari warga Kubu Raya, Landak, Singkawang, Bengkayang, Sambas, Kapuas Hulu, Sekadau, dan Ketapang.
KTP-el warga Ketapang terbanyak, kata dia, sekitar 100 ribu lebih. “Sebenarnya kita dapat di 14 kabupaten/kota, dengan jumlah hampir 500 ribu. Cuma kan ada uji verifikasi nanti,” tutur Kartius.
Lebih lanjut, ia memastikan, dukungan KTP-el yang telah dikumpulkan tidak akan terjadi kegandaan. Karena, menurut Kartius, timnya yang diberi nama Orang Kartius (OK) telah bekerja secara profesional.
“Kalau (dukungan) saya ganda (pasti ditolak). Kita sudah (menggunakan) Sistem Informasi Pencalonan (Silon),” terangnya.
Syarat dukungan bakal pasangan calon itupun telah diunggah ke aplikasi sistem informasi pencalonan (Silon). Dalam pemeriksaan dokumen dukungan, petugas verifikator KPU akan mencocokkan dengan data yang ada di Silon.
Kartius berterima kasih kepada semua pihak yang mendukungnya untuk bertarung dalam Pilgub Kalbar 2018. “Terimakasih kepada jajaran tim OK, kepada jajaran KPU, Bawaslu, masyarakat yang memberikan amanah kepada saya dan semua pihak, terima kasih pula kepada media cetak dan elektronik,” jelas pencetus ide pendirian Patung Kuntilanak di Kota Pontianak itu.
Ia mengimbau dan meminta komponen bangsa untuk berkontribusi menciptakan Pilkada yang jujur, adil, dan demokratis. “Karena kita negara hukum. Junjung tinggi sportivitas dan bertanggung jawab. Saya tidak menginginkan tim kami hanya gara-gara berbeda jadi sikut-sikutan,” ucapnya.
Artinya, ia meminta timnya mampu mengendalikan diri dan tidak melakukan hal yang melanggar hukum dalam proses Pilkada. Semua harus ciptakan Pilkada Kalbar damai dan sejahtera, sehingga Kalbar aman untuk didiami.
“Semua komponen yang terlibat mari bersama-sama mengawal proses Pilkada secara jujur dan berdasarkan demokrasi. Kami jamin tim aman dan tetap dibawah kendali saya,” demikian Kartius.
Sementara itu, bakal calon wakilnya, Pensong Beny mengaku merupakan orang keempat yang digadang untuk mendampingi Kartius. Sebelum mereka dipastikan berpasangan.
“Saya pendatang terakhir yang dikenalkan teman, untuk dikenalkan ke Pak Kartius. Ya, pertemuan pertama seperti ada pertemuan hati,” ungkapnya.
Meski kerap gagal di Pilkada, ia seakan tidak jera. Pensong mengaku sulit meninggalkan dunia politik.
“Saya merasa aneh terhadap diri saya, setiap masuk ke dunia politik, tidak pernah berhenti. Padahal, sudah tiga kali mencalonkan Bupati Sekadau, selalu tertunda kemenangan,” bebernya.
Imbuh dia, “Mungkin, Yang Maha Kuasa menaruh saya untuk bertanding dan bermain bersama teman-teman untuk Pilkada di provinsi”.
Pensong menilai, Kartius sosok yang layak menjadi pemimpin daerah. “Karena memang saya melihat banyak track record Beliau di dunia birokrasi, sepertinya sudah mantap,” tutur dia.
Berdasarkan dokumen Model B.2 KWK Perseorangan yang telah diserahkan Kartius-Pensong, Ketua KPU Kalbar, Umi Rifdiyawati mengatakan, syarat dukungan Kartius-Pensong melebihi dari yang disyaratkan. “Lebih kurang 100,75 persen dari jumlah dukungan minimal yang harus disampaikan, yaitu 300.883 dukungan,” ujarnya.
Berdasarkan dokumen ini juga, sambung dia, minimal sebaran memenuhi syarat tersebar minimal di delapan kabupaten/kota. Ia menjelaskan, KPU selanjutnya akan melakukan verifikasi terhadap dokumen dukungan. Verifikasi ini dilakukan oleh tim verifikator KPU Kalbar.
“Menghitung jumlah yang diklaim oleh bakal pasangan calon ini sebanyak 303.127 orang. Ini yang sedang dihitung. Apakah memang sesuai sejumlah ini, atau bagaimana nanti hasil perhitungan yang akan kami rekap,” terang Umi.
Apabila setelah diverifikasi, jumlah dukungan dan sebaran memenuhi syarat, maka KPU akan mengeluarkan berita acara tanda terima dan surat keputusan (SK). Tetapi, apabila ternyata hasil hitungan KPU menunjukkan adanya kekurangan berkas, maka akan dibuatkan berita acara dan mengembalikan dokumen-dokumen itu kepada bakal pasangan calon.
“Untuk dilengkapi sampai batas akhir penyerahan dokumen dukungan, yaitu 26 November pukul 24 (24.00 WIB),” pungkasnya. (*)
Editor: Mohamad iQbaL