Harus Berani Melawan Intervensi Gubernur

Pesan Midji Kepada Komisaris dan Direksi BPD se Indonesia

Gubernur Kalbar Sutarmidji

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Gubernur Kalbar Sutarmidji sangat membenci hal-hal yang bersifat intervensi dalam suatu kebijakan. Sebab intervensi akan mengakibatkan suatu kebijakan yang diambil jadi tidak jelas lagi arah dan tujuannya.

“Saya melihat masih ada yang takut sama Gubernur, masih ada yang takut sama Bupati/Wali Kota, sehingga satu perencanaan yang sudah disusun untuk satu tahun bisa buyar ditengah jalan,” katanya kepada Komisaris dan Direksi Bank Pembangunan Daerah (BPD) se Indonesia belum lama ini.

Makanya pria yang karib disapa Midji ini meminta agar Komisaris dan Direksi BPD harus berani untuk tidak diintervensi oleh siapapun. Ia mencontohkan, dulunya PDAM Kota Pontianak awalnya mengalami kerugaian Rp1,2 miliar dan sekarang kondisinya sudah bisa untung sekitar R36 miliar. Selama dirinya menjadi Wali Kota Pontianak dua periode, tidak pernah mengintervensi PDAM.

“Mereka harus melakukan efisiensi dan transparansi dalam setiap kegiatan-kegiatan apakah itu berdampak bagi pertumbuhan perusahaan atau tidak, investasi yang di lakukan apakah berdampak atau tidak,” tuturnya.

Kedepan BPD juga harus pandai melihat peluang untuk pengembangan dan sinergi dengan pemerintah daerah. BPD diharapkan dapat memahami betul program-program pemerintah daerah. Harus ada unit kajian dari BPD untuk hal itu.

“Agar BPD bisa membaca secara utuh APBD pemerintah daerah, karena disana ada begitu banyak peluang yang bisa diambil oleh BPD untuk pengembangan usaha,” terangnya.

Dijelaskan dia, APBD tidak besar. Hanya berkisar lima koma sekian triliun. “Tapi banyangkan kalau untuk daerah yang APBD-nya mencapai Rp40-50 triliun, peluang untuk pengembangan bisnis BPD itu sangat besar dan itu jangan lari ke pihak lain,” imbuhnya.

Misalnya kata Midji, untuk belanja infrastruktur, pemenang tander hampir tak ada perusahaan yang mandiri dalam pembiayaan. Ketika perusahaan tersebut mendapatkan proyek yang nilainya tertentu harusnya sudah diintai oleh bank.

“Kita lihat dulu kemampuan perusahaannya, kemudian kita lihat  kalau memang itu pengusaha yang baik, maka dekati dan lakukan, jangan kita menunggu,” pesannya.

“Kedepan, bapak ibu tak bisa lagi menunggu orang datang ke bank tapi kita yang datang kepada mereka,” timpal Midji.

 

Laporan: Rizka Nanda

Editor: Arman Hairiadi