Perkembangan umat muslim di Ngabang, ibukota Kabupaten Landak, diantaranya bisa dilihat dari semakin meningkatnya aktivitas di Masjid Besar Syuhada. Tidak hanya aktivitas ibadah, tapi juga kegiatan remaja dan perekonomian. Salah satunya, kantin Ramadan yang selalu dipadati warga yang berbelanja takjil untuk berbuka puasa di bulan Ramadan.
Antonius, Landak
eQuator.co.id – Berada di tepi Jalan Raya Ngabang, Masjid Besar Syuhada dibangun sejak tahun 1992. Ukurannya, panjang 23 meter dan lebar 23 meter. Kapasitas masjid mampu menampung 2.000 lebih jemaah.
Sejak tahun 2017, Pengurus Masjid Besar Syuhada Ngabang dipimpin Sutiman. Kepengurusannya akan berakhir tahun 2024 mendatang. Karena masa kepengurusan selama lima tahun.
Dia mengatakan, setiap Jumat umat Islam memadati masjid untuk melaksanakan Salat Jumat. Setiap tahun umat Islam semakin bertambah, sehingga ketika salat Id, halaman masjid harus dipasangi tenda. “Masjid ini menjadi barometer umat Islam di kota Ngabang,” ujar Sutiman, Jumat (24/5).
Pengembangan pembangunan masjid memang sudah tidak bisa diperluas. Sebab, terang Sutiman, lahan yang ada memang sempit. Rencana renovasi masjid, terutama atap sudah lama digagas. “Sedangkan untuk kelengkapan di dalam masjid sudah cukup. Ada perpustakaan, sehingga bagi jemaah yang ingin membaca buku sudah tersedia,” ungkap Sutiman.
Sutiman mengungkapkan, beberapa kegiatan aktif dilaksanakan di masjid, seperti kegiatan remaja masjid, majelis taklim, pengajian setiap Jumat. Untuk kaum bapak, ada kegiatan pengajian Yasinan Syuhada setiap malam Jumat di masjid. Selain itu, pengajian rutin setiap malam Selasa dan Rabu.
Menjelang Hari Raya Idulfitri, Masjid Besar Syuhada menerima dan menyalurkan zakat fitrah bagi para mustahiq yang berhak menerima zakat. Pengumpulan zakat fitrah mulai diterima mulai 20 Ramadan sampai 27 Ramadan. Sehingga H -3 lebaran sudah dibagikan kepada para mustahiq. “Karena sudah dibagikan, dapat digunakan untuk mereka pada hari raya. Zakat yang dibagikan seperti beras dan uang,” jelas Sutiman.
Dia berharap, kedepan untuk pengembangan masjid perlu segera direnovasi agar lebih baik. Seperti atap yang perlu diganti. “Karena pembangunan menggunakan dana swadaya, jadi menggunakan dana infak setiap Jumat. Jadi kalau sudah terkumpul, akan dilakukan pembangunan,” ucap Sutiman.
Selama bulan Ramadan, Masjid Besar Syuhada juga mendirikan Kantin Ramadan. Buka setiap hari mulai pukul 13:00 WIB sampai pukul 19:30 WIB. Ada sembilan stand untuk menjual takjil, karena menyesuaikan tempat atau lokasi yang terbatas. Peminat yang mau berjualan cukup banyak, tapi tempat yang tersedia tidak memadai. “Selain itu juga sesuai izin yang diajukan untuk berjualan selama Ramadan. Mengingat lokasi di tepi jalan raya,” tuturnya.
Dijelaskannya, para penjual takjil di Kantin Ramadan dipungut biaya awal untuk pembuatan stand sebesar Rp500 ribu. Selain itu, tidak ada pungutan lain lagi. “Selama Ramadan setiap hari di Masjid Syuhada juga ada buka puasa bersama. Jadi jika ada orang yang dalam perjalanan, bisa singgah untuk buka puasa bersama,” jelas Sutiman.
Editor: Yuni Kurniyanto