eQuator.co.id – Sambas-RK. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Paloh bersama Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sambas, Camat Paloh dan masyarakat melepas penyu remaja, Sabtu (7/5) sore.
Penyu itu sebelumnya tersangkut jaring pukat nelayan. Setelah dilakukan perawatan selama empat hari di penangkaran penyu Program Kawasan Pesisir Tangguh (PKPT), Desa Sebubus, Paloh, penyu hijau dilepaskan bersama-sama ke Pantai Kampak.
Kepala BKSDA Resort Paloh, Nazaruddin mengungkapkan, penyu hijau remaja ini terperangkap jaring pukat nelayan, Rabu (4/5) di sekitar perairan Pantai Kampak dan Pantai Kemuning. Saat pertama didapat, kondisinya lemah. Setelah tiga hari dirawat warga di penangkaran penyu Pantai Kampak, penyu dilepas. “Penyu yang sudah pulih dan mau makan ini kembali di lepas ke habitatnya,” jelas Nazaruddin.
Nazaruddin yang baru satu bulan bertugas di BKSDA Resort Paloh ini mengaku telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat Paloh. Dia mengajak warga bersama-sama menjaga habitat, ekosistem dan lingkungan, termasuk keberadaan penangkaran penyu.
“Tadi sebelum pelepasan penyu, kita sudah imbau nelayan dan masyarakat, tidak menangkap hewan langka yang dilindungi. Bukan hanya penyu, termasuk juga hewan langka lainnya. Keberadaan penangkaran penyu ini sangat baik dan harus dirawat bersama-sama,” ujar Nazaruddin.
Selain penyu, jenis satwa langka lain yang banyak terdapat di areal Kecamatan Paloh diantaranya beruang, bekantan, enggang, buaya, trenggiling, orang utan dan lain-lainnya. Namun yang sering didapatkan warga, penyu dan orang utan.
“Makanya pada saat sosialisasi, kita minta masyarakat untuk dapat menjaga kelestarian lingkungan, termasuk Pantai Kampak yang masih banyak terdapat ikan lumba-lumba. Artinya pantai ini masih bersih dan asri, jadi harus terus dijaga keasriannya,” imbaunya.
Kedepan, kata Nazaruddin, BKSDA Resort Paloh akan membentuk lembaga konservasi dengan melibatkan masyarakat. Tujuannya menjaga kelestarian lingkungan. Pembentukan lembaga konservasi ini sudah disampaikan kepada Camat Paloh, Usman SSos serta warga setempat.
“Jika lembaga konservasi ini sudah terbentuk, nanti akan diberikan pelatihan, termasuk patroli bersama dan mendata hewan-hewan langka yang ada di Kecamatan Paloh,” ujarnya.
Kadis DKP Sambas, Ir. Ilham Sehan mengapresiasi penyelamatan penyu yang dilakukan nelayan. Namun yang terpenting, saat memasang pukat, lihat jalur lintasan penyu. Jangan sampai keberadaan pukat justru mengganggu penyu-penyu yang akan bertelur di pantai. Sebab, sepanjang areal Pantai Kampak hingga ke Pantai Mutusan merupakan kawasan pantai berpasir, menjadi tempat penyu bertelur.
“Potensi-potensi ini harus dijaga. Sebab penyu merupakan hewan langka yang dilindungi. Inilah tujuan Kementerian Perikanan membuat program PKPT yang saat ini dilaksanakan di Kecamatan Paloh,” tutur Ilham.
Mantan Kepala Desa Sebubus, Bujang ditemui usai acara pelepasan penyu mengaku sangat mendukung sosialisasi yang dilakukan BKSDA. Masuknya program PKPT dari Kementrian Perikanan di Kabupaten Sambas, memberikan pembinaan kepada masyarakat tentang pelestarian lingkungan, termasuk penangkaran penyu.
“Kami juga ingin turut bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan. Jika dibentuk lembaga konservasi, tentu sangat baik, dan kami masyarakat pasti akan mendukung,” kata Bujang.
Camat Paloh Usman, S.Sos merespon baik masuknya program PKPT. Ini sangat mendukung potensi kawasan pesisir di Kecamatan Paloh, serta sangat mendukung langkah BKSDA membentuk lembaga konservasi dengan tujuan menjaga lingkungan serta hewan langka.
“Penyelamatan dan pelepasan penyu ini bukti kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga hewan langka. Tentunya kita berharap ini bisa diikuti masyarakat lainnya, agar anak cucu kita dapat melihat penyu di laut kita,” imbaunya.
Laporan: M. Ridho
Editor: Hamka Saptono