eQuator – Sambas. Saatnya birokrasi priyayi atau lebih suka dilayani ketimbang melayani berakhir. Gaya birokrasi peninggalan penjajah Belanda harus ditinggalkan, karena rakyat menuntut pelayanan publik yang berkualitas, bersih, akuntabel, efektif dan efisien.
“Artinya, reformasi birokrasi harus dijalankan dengan baik di pemerintahan, dan bukan seremonial dalam pelayanan,” tegas Wakil Bupati Sambas, Dr Pabali Musa MAg saat membacakan sambutan Presiden RI Joko Widodo pada Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) ke-44 di Halaman Kantor Bupati Sambas, Senin (3011).
Seluruh anggota Korpri diminta melaksanakan lima amanat Presiden Joko Widodo, terutama meningkatkan kinerja, mendorong efisiensi, memperkuat sinergi, pelayanan publik yang semakin baik, dan daya saing bangsa semakin tinggi. Sehingga berujung pada peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia, dan penguatan negara di pentas dunia. “Presiden meminta lima amanat Korpri dilaksanakan, terkait percepatan reformasi birokrasi di lingkungan pemerintah, dari pusat, provinsi dan kabupaten/kota,” kata Pabali.
Pertama, lakukan percepatan reformasi birokrasi di semua tingkatan, tanpa basa-basi, cari terobosan, cara-cara baru dengan menghindari business as usual. Untuk itu, perbaikan dari hulu hingga hilir harus terus dilakukan, baik pada area perubahan mental aparatur, kelembagaan, ketatalaksanaan, SDM aparatur, akuntabilitas, pengawasan, peraturan perundang-undangan, maupun perubahan pelayanan publik.
Kedua, membangun mentalitas baru yang positif, berintegritas, memiliki etos kerja, dan berjiwa gotong royong. “Bongkar pola pikir dan mentalitas lama yang negatif. Jadikan revolusi mental sebagai gerakan bersama seluruh anggota Korpri dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya.
Pabali Musa mengingatkan, revolusi atau area perubahan jangan hanya sebatas program atau proyek yang digerakkan oleh anggaran. Berbekal integritas, dipastikan dapat mengembalikan jati diri Korpri sebagai abdi negara yang terpercaya. “Dengan etos kerja, Korpri sebagai abdi masyarakat dan pelayan rakyat harus tangguh, dapat bergotong royong dalam menegakkan kembali eksistensi Korpri sebagai motor penggerak pembangunan nasional,” papar dia.
Selain itu, Presiden Joko Widodo meminta Korpri mempersiapkan diri menuju birokrasi yang dinamis, inovatif, dan responsif terhadap perkembangan zaman. Seluruh aparatur negara harus berani memangkas semua kerumitan birokrasi, dan memastikan masyarakat mendapatkan pelayanan terbaik dengan kualitas tinggi dan waktu yang cepat. “Birokrasi harus adaptif dan inovatif terhadap tantangan-tantangan baru,” ujarnya.
Selain itu, pelayanan publik harus lebih efisien dan kompetitif. Sehingga mekanisme kerja birokrasi cepat, berubah ke arah sistem pemerintahan elektronik atau e-government, mulai dari budgeting, procurement, audit, catalog, purchasing, cash flow management system, dan banyak lagi. “Pemberian informasi dan pelayanan pada warga bisa dilakukan lebih cepat,” jelasnya.
Keempat, menjaga netralitas anggota Korpri dalam pesta demokrasi, khususnya pemilu kepala daerah yang digelar akhir tahun ini. Dia berharap, anggota Korpri menjaga netralitas dan tidak menggunakan fasilitas pemerintah untuk kepentingan kampanye pemilukada. Anggota Korpri harus fokus pada tugas dan fungsinya, sehingga dapat memberikan pelayanan publik terbaik kepada masyarakat, tanpa ada diskriminasi kepada siapapun.
Amanat kelima yang ditegaskan Presiden RI dalam sambutannya, semua aparatur birokrasi harus menjadi motor penggerak produktivitas nasional, dan daya saing bangsa. “Sekarang ini era baru, era persaingan yang bukan lagi antar daerah, antar kota ataupun antar provinsi, tetapi sudah memasuki persaingan antar negara,” tegasnya.
Guna mencapai semua itu, anggota Korpri harus meningkatkan kinerja, mendorong efisiensi, memperkuat sinergi agar pelayanan publik semakin baik, dan daya saing bangsa pun semakin tinggi. “Dukungan penuh dari jajaran anggota Korpri untuk mengakselerasi peningkatan daya saing bangsa. Kita harus yakin bahwa bangsa kita mampu berkompetisi di era kompetisi regional dan global,” imbaunya. (edo)