Beleter di Pemkot Dicabut, Dialihkan ke Pemprov

Sertijab Gubernur Kalbar dan Pelepasan Wali Kota Pontianak

CENDERA MATA. Sutarmidji didampingi Ria Norsan menyerahkan plakat Akcaya kepada Dodi Riyadmadji pada acara Sertijab di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Jumat (7/9). Rizka Nanda-RK

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Posisi Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar yang diamanatkan kepada Dodi Riyadmadji berakhir. Jumat pagi (7/9) dilakukan serah terima jabatan (sertijab) Gubernur Kalbar periode 2018-2023 kepada Sutarmidji di Balai Petitih Kantor Gubernur.

Dalam sertijab ini juga sekaligus perpisahan Dodi dengan ASN Pemprov Kalbar. Pada kesempatan itu, Dodi minta maaf jika terdapat kekurangan selama menjalankan roda pemerintahan di Pemprov Kalbar. Ia berharap Gubernur Sutarmidji dan Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan dapat menjalankan roda pemerintahan dengan baik. Kemudian membangun sinergi dengan kabupaten/kota.

“Saya yakin, Kalbar di bawah kepemimpinan Midji-Norsan akan mampu berbicara untuk Indonesia,” kata Dodi dalam sambutannya.

Sementara itu, Sutarmidji mengatakan, apa yang disampaikan Dodi merupakan sebuah support bagi dirinya dalam menjalankan roda pemerintahan. “Apa yang disampaikan pak Dodi akan menjadi perhatian kita semua,” kata saat memberi sambutan.

Pria yang karib disapa Misji ini mengajak SKPD dan ASN untuk serius membangun Kalbar. Apa yang sudah dilakukan Cornelis-Christiandy dan Dodi sudah baik akan ia lanjutkan. Sebaliknya, yang masih perlu dibenah akan diperbaiki.

“Yang perlu terobosan, kita lakukan terobosan. Yang perlu percepatan, kita percepat dengan parameter ukurannya adalah aturan-aturan yang berlaku,” tuturnya.

Midji juga meminta kepada seluruh SKPD di lingkungan Pemprov Kalbar agar saat melakukan tata kelola keuangan daerah mengedepankan transparansi. Harus ikuti aturan yang ada. Dirinya tidak mau ada penyimpangan apapun. Apalagi terkait keuangan daerah. “Digunakan untuk apapun silahkan, sepanjang sesuai Musrenbang dan kebutuhan masyarakat,” ingatnya.

Pihaknya akan mengalokasikan anggaran yang berkeadilan untuk seluruh kabupaten/kota se Kalbar. Perlu sentuhan-sentuhan yang tidak sama antara kabupaten/kota yang satu dengan lainnya.

“Sentuhan-sentuhan ini parameternya adalah kebutuhan masyarakat, bukan keinginan masyarakat. Kita harus buka daerah-daerah yang masih terisolir,” pungkasnya.

Usai sertijab, Midji mengikuti acara pelepasan dirinya sebagai Wali Kota Pontianak di Jalan Rahadi Oesman atau depan kantor Wali Kota. Kegiatan tersebut dihadiri Plt Wali Kota Edi Rusdi Kamtono dan jajaran ASN Pemkot Pontianak. Dalam sambutannya, Midji berjanji akan berupaya membangun Kalbar lebih maju kedepannya. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga Kalbar bisa bersaing dengan provinsi lain di Indonesia.

“Saya harap ada sinergi dalam membangun daerah,” ujarnya.

Dia minta kepada Wali Kota Pontianak terpilih bisa laksanakan percepatan pembangunan. Sinergi kota dan provinsi akan membuat Pontianak lebih cepat terbangun. Ia juga berharap semua jajaran di bawah kepemimpinan Wali Kota terpilih mendatang tidak ada kasus-kasus yang berkenaan dengan penyimpangan keuangan daerah.

“Saya pastikan ini tak akan terjadi. Kalau ada, saya pastikan tidak akan memberikan bantuan hukum. Saya harap ini menjadi perhatian kita semua,” ingatnya.

Dikatakannya, Pemkot Pontianak dalam menyusun harus menerapkan transparansi anggaran. Cari model-model agar masyarakat bisa tahu anggaran yang disusun dapat dipergunakan seperlunya.

“Kalau transparansi anggaran yang kita lakukan, maka Wali Kota akan jadi pilihan masyarakat dalam membangun kota,” pesan Midji.

Sebagaimana diketahui, Midji dikenal tegas dalam kepemimpinannya. Saat sebagai Wali Kota Pontianak, tidak sedikit ASN kena marah lantaran kinerja yang dinilainya tidak sejalan dengan pemikirannya. “Hobi” beleter itu ternyata akan terus dibawanya di Pemprov Kalbar.

“Saya yang marah selama ini di Pemkot, saya cabut semua. Saya bawa ke provinsi, tapi mudah-mudahan di sana tidak saya bawa,” katanya sebari tertawa kecil usai menyalami seluruh ASN yang hadir dalam apel.
Menurut Midji, marahnya dia bukanlah tanpa alasan. Tapi memarahi jajaran berlandas pada kinerja. Jika kinerja baik tidak mungkin ia memberikan teguran atau marah. Sebaliknya, jika tidak sesuai ketentuan dan keinginannya maka ia bisa memarahi yang bersangkutan.
“Saya marah kalau 3-4 kali diberitahu tapi tidak betul-betul tidak mau dilaksanakan. Tapi kalau baru 1-2 kali mungkin masih adaptasi,” paparnya.
Marahnya ia merupakan tindakan upaya menyelamatkan seluruh ASN serta dirinya sebagai pemimpin.  Apa yang ia arahkan diubah, tidak boleh.

“Sepanjang itu tanggungjawab dia, silakan. Tapi kalau tanggungjawab itu pada saya, apa yang saya perintahkan itu harus dilaksanakan,” tegasnya.
Disinggung soal reshuffle jabatan, Midji akan berpatokan pada kinerja. Akan diperiksa dulu capaian-capaiannya.

“Tercapai tidak, kalau tercapai tidak masalah, siapapun dia. Tapi kalau tidak, akan kita ganti untuk mempercepat itu,” tegasnya.
Dia mengaku mudah melakukan reshuffle. Pascadilantik, Presiden melalui Mendadgri memberi mandat kepada para Gubernur reshuffle pemerintahannya, termasuk di Kalbar.

“Pak Mendagri malah bilang kalau memang itu menghambat, tidak masalah, minta izin saja, tidak ada cerita 6 bulan lagi. Bisa langsung,” tutup Midji.

 

Laporan: Rizka Nanda. Gusnadi

Editor: Arman Hairiadi