Gubernur Ingin Seluruh Rumah Sakit Terintegrasi

Oscar Berharap RSUD Soedarso Ciptakan Inovasi

KUNKER. Oscar Primadi, Bambang Wibowo dan Sutarmdiji melakukan kunjungan kerja di RSUD Soedarso, Jumat (5/10). Humas Pemprov for RK
KUNKER. Oscar Primadi, Bambang Wibowo dan Sutarmdiji melakukan kunjungan kerja di RSUD Soedarso, Jumat (5/10). Humas Pemprov for RK

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Bambang Wibowo mengecek pelayanan kesehatan serta pembangunan RSUD Soedarso, Jumat (5/10). Dalam kunjungan kerja tersebut keduanya didampingi Gubernur Kalbar Sutarmidji.

Oscar mengatakan, dari pantauannya RSUD Soedarso perlu melakukan penguatan tata kelola dari sisi manajemen.

“Adanya penguatan dari sisi ini kita meyakini kinerja yang dihasilkan jauh lebih baik,” katanya.

Pihak RSUD Soedarso juga masih perlu meningkatkani mutu layanan. Dia berharap, rumah sakit terbesar di Kalbar ini dapat menciptakan berbagai inovasi-inovasi. Guna mempermudah layanan kesehatan yang lebih baik kepada pasien. Terlebih program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diupayakan lebih mengarah ke RSUD.

“Sebagai salah satu Badan Layanan Umum (BLU), rumah sakit harus dapat mencari, menciptakan center-center yang dapat menghasilkan,” tuturnya.

Artinya kata Oscar, apapun yang dibenahi jangan ada inefisiensi. Misalnya, kamar operasi dimanfaatkan secara maksimal. Harus ada upaya untuk menguatkan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat. Utamanya bagi mereka di kelas menengah agar tidak harus ke rumah sakit swasta untuk mendapatkan layanan kesehatannya. “Ini harus dipikirkan,” imbaunya.

Selain inovasi, RSUD Soedarso juga perlu ada penambahan peralatan. RSUD Soedarso perlu memikirkan keunggulan atau konsennya sebagai rumah sakit. Misalnya unggul dalam pengobatan jantung atau penyakit lainnya. “Akan tetapi bagaimana pihak rumah sakit memetakan apa yang dibutuhkan masyarakat. Ini yang harus kita pacu,” imbuhnya.

Kemenkes kata dia, sudah menetapkan RSUD Sudarso sebagai rumah sakit rujukan nasional. Di Indonesia terdapat 14 rumah sakit rujukan nasional.

“Kalbar merupakan kawasan yang strategis, karena berseberangan dengan negara tetangga yang mudah memasarkan produknya. Sehingga ini jadi peluang dan dapat bersaing,” paparnya.

Kemenkes terus berupaya mendorong pengembangan dan peningkatan rumah sakit. Baik dari sisi tata kelola hingga penguatan terhadap keprofesionalismean petugas kesehatan rumah sakit.

“Untuk itu perlu dilakukan pendampingan, utamanya dapat diperoleh dari rumah sakit yang sudah maju. Salah satunya rumah sakit yang ada di Jawa. Perlu pakar Soedarso bisa bergandengan tangan dengan mereka,” demikian Oscar.

Sementara itu, Bambang mengatakan, dalam beberapa tahun belakangan ini RSUD Soedarso menggalami perkembangan yang cukup baik. Baik mutu pelayanan dan ketersediaan pelayanan kesehatannya. “Harapan kami rumah sakit ini bisa membanggakan bagi masyarakat Kalbar,” katanya.

Lantaran merupakan satu diantara rumah sakit rujukan nasional, ia meminta RSUD Soedarso selalu meningkatkan pelayanan kesehatan. Salah satunya sudah ada terakreditasi nasional kas paripurna. “Harus juga terakreditasi internasional yang harus ditargetkan,” jelasnya.

Selain rujukan nasional, Bambang berharap RSUD Soedarso bisa menjadi rumah sakit pendidikan. Berkontribusi guna menghasilkan dokter yang baik. “Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” harap Bambang.

Sementara Sutarmidji mengungkapkan, Pemprov Kalbar akan melakukan peningkatan sistem yang berintegritas pada pengelolaan dan para medis di RSUD Soedarso. Integritas penting untuk mencapai suatu perbaikan yang cepat dan lebih baik. Ia berkeinginan RSUD Soedarso menjadi kebanggaan. “Kalau perlu menjadi salah satu contoh pengembangan rumah sakit secara cepat dan transparansi dalam segala hal,” harapnya.

Pria yang karib disapa Midji ini menuturkan, kedepannya RSUD Soedarso bisa terhubung dengan sistem aplikasi yang mengetahui jumlah ruangan perawatan. Agar tidak ada lagi pasien yang tak mendapatkan ruangan perawatan.

“Kedepannya saya mau rumah sakit ini membangun sistem aplikasi yang masyarakat bisa mengetahui jumlah kamar perawatan yang kosong. Jadi kalau terjadi darurat, langsung aja bawa ke sini,” lugasnya.

Midji juga berharap, seluruh rumah sakit di Kalbar bisa saling terintegrasi. Baik rumah sakit milik pemerintah maupun swasta.

“Nanti kita akan mengintegrasikan antara rumah sakit yang ada di Kalbar, baik swasta maupun pemerintah provinsi akan buat seperti itu,” tutup Midji.

 

Laporan: Nova Sari, Rizka Nanda

Editor: Arman Hairiadi