eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Kelapa sawit tidak hanya buahnya untuk Crude Palm Oil (CPO). Ternyata limbah tanaman dengan nama latin elaeis guineensis jacq ini memiliki banyak manfaat.
Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Tanjung Pura (Untan) Pontianak, Gusti Hardiansyah menuturkan, berdasarkan hasil penelitian yang telah terekpose Menteri Perekonomian, potensi limbah sawit di Kalbar sangat tinggi dibanding Kalimantan lainnya. Pasalnya, usia tanam sawitnya sudah hampir 30 tahun masa tanam. Saat ini jumlah sawit yang tertanam di Kalbar sebanyak 1,4 juta lebih tinggi. “Angka ini melebihi Kalimantan lainnya yang hanya 1 juta,” ujarnya kepada Rakyat Kalbar, Jumat (8/6).
Tahun ini ada 20 ribu hektare tanaman sawit yang akan direplanting. Tersebar di Kabupaten Landak, Sanggau dan Sintang. Jika 20.000 hektare ditanam 100 pohon saja, berarti ada 2 juta batang sawit yang umurnya 25-30 tahun. Setelah di usia itu sawit sudah tidak dapat produksi lagi. Sehingga tentu limbah yang dihasilkan sangat banyak.
Dijelaskan Hardiansyah, pohon-pohon sawit yang sudah tidak produksi, kalau dibakar akan menghasilkan emisi karbon. Jika dibiarkan akan membusuk dan mendatangkan hama. “Lantas untuk jumlah limbah sebanyak itu akan dibawa kemana? harusnya bisa dimanfaatkan,” lugasnya.
Berdasarkan penelitiannya yang dilakukannya, pemanfaatan salah satu limbahnya yaitu batang pohon sawit. Riset yang dilakukan bersama perusahaan Berkah Nabati, pohon sawit dapat diolah menjadi nila. “Per batang sawit menghasilkan 20 liter nila,” jelasnya.
Teknik lain pengolahan batang sawit dapat juga dilakukan dengan cara difermentasi. Ternyata bisa menghasilkan arak dan etanol. Batang tanaman ini juga dapat dimanfaatkan untuk wood pellet serta plywood. “Artinya pemanfaatan limbah ini bisa berdampak dari segi ekonomi, menjadi penghasilan bagi masyarakat,” terangnya.
Begitu pula dengan cangkang sawit, dapat menghasilkan sesuatu yang sangat luar biasa. Yaitu bahan bakar biomassa. Sebab jumlah kalori dari cangkang sangat tinggi dibanding yang lainnya.
“Cangkang ini adalah limbah bukan untuk sawit replanting, habis diambil minyaknya keluarlah cangkang yang bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar biomassa kalorinya tinggi,” tutup Hardiansyah.
Pemanfaatan cangkang sawit menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) sudah dilakukan PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari. Perusahaan yang berlokasi di Desa Wajok Hulu Kecamatan Siantan Kabupaten Mempawah ini merupakan satu-satunya PLTBm di Kalimantan.
“Dalam Pengoperasian IPP (Independent Power Producer) merupakan pertama di Kalbar, bahkan dari 8 pembangkit yang kami miliki, baru kali ini menggunakan skema IPP,” ujar Direktur Utama PLTBm PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari, Dunken Kuncara, belum lama ini.
PLTBm ramah lingkungan. Bahan bakunya limbah atau sampah yang digunakan merupakan sisa tanaman organik atau perkebunan. Salah satunya cangkang sawit.
“Energi yang dihasilkan sebesar 10 Megawatt atau sebesar 74 juta kilowatt hour (kWh) per tahun ke Sistem Khatulistiwa, dan dapat melayani pelanggan sebanyak 58 KK,” tuturnya.
Per hari, PLTBm ini menggunakan 600 ton limbah sebagai energi primernya. Dalam proses pengembangan pembangkit biomassa ini, pihaknya telah melakukan kerja sama dengan pemerintah melalui Dinas Kehutanan, organisasi/NGO dan masyarakat lokal. Agar energi primer ini terjaga.
Tentunya continuitas suplai bahan baku harus dipastikan terlebih dahulu. Langkahnya menjalin kerja sama dengan pengusaha perkebunan kelapa sawit yang tersebar di Kalbar. “Kedepannya akan dijalin juga kerja sama dengan pihak pemilik lahan untuk membuat koperasi demi meningkatkan perekonomian masyarakat lokal,” demikian Dunken.
Laporan: Nova Sari
Editor: Arman Hairiadi