Buah Sulit Dipasarkan, Karet dan Sawit Harus Diremajakan

HKTI Dengar Keluhan Petani Sintang

TANAM POHON. Penanaman pohon buah oleh para pengurus HKTI pusat dan Sintang di Desa Ransi, Kecamatan Tebelian. Humas Pemkab for RK

eQuator.co.id – SINTANG-RK. Diam-diam petani holtikultura Kabupaten Sintang memproduksi buah-buahan. Hasilnya di-launching pada Agropolitan Al Ma’rif, di kebun jambu kristal dan belimbing Desa Ransi, Kecamatan Tebelian, yang dihadiri pengurus pusat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Rabu (2/10).

Bupati Sintang Jarot Winarno pun mendampingi kunjungan kerja pengurus teras HKTI pusat yang terdiri dari Dewan Pakar DPN HKTI Winston Pardamean Simanjutak, Wakil Sekretaris Jenderal HKTI Arif Rahman, dan Ketua HKTI Kalbar Edi Suyanto.

Launching buah lokal agropolitan Al Ma’rif ini ditandai dengan pemetikan belimbing oleh Dewan Pakar HKTI Winston Pardamean Simanjutak. Dan penanaman bibit kurma oleh Bupati Jarot dan Dewan Pakar HKTI Winston Simanjuntak.

Kehadiran pengurus HKTI dimanfatkan petani buah Kecamatan Sungai Tebelian untuk berdialog. Dihadiri pula Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan dan jajarannya, pengurus Ponpes Agropolitan Nurul Ma’arif Sintang, dan undangan lainnya.

Dialog yang dipimpin Bupati Jarot Winarno singkat saja, sekitar 30 menit. Meski begitu, dimanfaatkan dengan baik untuk menyampaikan keluhan dan masalah yang dialami petani buah.

Wandi, petani buah Sui Tebelian, mengungkapkan jeruk dan langsat di Kabupaten Sintang ini didatangkan dari Sambas dan Pontianak. Padahal ia punya perkebunan jeruk yang cukup potensial. Jeruk yang ditanamnya dua tahun lalu sudah menghasilkan buah.

“Jadi saya bingung untuk memasarkannya kemana. Maka dari itu, saya meminta pemerintah daerah untuk membantu proses pemasaran,” ujarnya.

Wandi juga meminta bantuan pupuk dari pemerintah daerah. Kepada HKTI dan Pemda agar dapat membimbing petani melalui pelatihan. “Ini sebenarnya potensi di daerah kita Pak. Penting adanya bimbingan,” katanya.

Akan halnya Sugiarto, pengurus Koperasi di Tebelian dan Tempunak yang membawahi 12 koperasi berbadan hukum, mengeluhkan soal pemasaran pula. Sedikitnya 278 kelompok tani dan 19 desa mengungkapkan hal senada.

Perkebunan jambu kristal dan belimbing milik Al Ma’rif merupakan contoh. Karena di desa lain banyak para petani buah, namun masih bingung memasarkan hasilnya. “Pasar yang menjanjikan bagi petani itu dimana harusnya. Karena kalau tidak ada pasar maka secara perlahan para petani akan mundur,” katanya.

Perlu Peremajaan

Kabupaten Sintang potensial pertanian dan perkebunannya. Petani akan terangsang mengembangkan pertanian atau perkebunannya jika pasar tersedia. Baik itu petani holtikultura maupun tanaman keras.

“Petani-petani di sini juga menanam sawit dan karet. Saya liat sawitnya sudah umur 22 tahun, karetnya kurang lebih sudah 30 tahun, ini perlu peremajaan,” jelas Sugiarto.

Karena itu ia mohon pemikiran terutama dari HKTI untuk bisa menampung aspirasi petani. Karena tidak lama lagi sawit dan karet akan ditebang dan ditanam kembali. Otomatis akan terjadi penurunan ekonomi.

“Saya berharap Pemda bisa mengarahkan perbankkan yang bisa menyalurkan modal kepada para petani atau bermitra. Karena untuk mengurus sawit dan karet itu memerlukan modal yang tidak sedikit,” terangnya.

Menanggapi Sugiarto, Bupati Jarot Winarno terkait sawit dan karet. Kata Jarot, sawit yang paling rtua di Kabupaten Sintang ini ditanam 23 tahun lalu. Dua tahun lagi sudah harus replanting atau sudah harus ditanam kembali.

Nasib Karet Rakyat

“Saat ini sawit sudah didata 1.470 hektar untuk replanting dengan menggunakan dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). Tinggal menunggu peninjauan Departemen Pertanian dan Perkebunan. Kalau disetujui, ya sudah nanti dibantu per hektarenya itu Rp25juta untuk replanting,” kata Jarot.

Namun, kebun karet rakyat yang sudah tua bahkan dari zaman Belanda sudah terlantar, masih dalam kondisi suram. Menurut Bupati Jarot, untuk karet belum diusulkan dana peremajaan maupun sumbernya.

Tetapi, lanjut Jarot, ada investor yang mau membangun pubrik yang menggunakan bahan dari pohon karet tua. Karena luasan perkebunan karet yang harus di replanting di Kabupaten Sintang ini kalau di total sekitar 9.000 hektar.

“Kalau itu kita tebang untuk bikin aspal atau yang lain, tidak terlalu bernilai. Jadi kalau ditebang pohon karet harus nilainya tinggi. Mudah-mudahanlah HKTI bisa bikin pabrik finger joinnya kita bantulah proses perizinannya nda lama. Karena yang mau investasi ini dari luar negeri. Otomatis hasilnya akan diekspor juga,” kata Jarot.

Terkait pendampingan bagi para petani, Jarot mengatakan akan dilakukan melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan dan juga HKTI Kabupaten Sintang.

Pemetaan Program

Dewan Pakar DPN HKTI Winston Pardamean Simanjutak mendengarkan sejumlah hal yang disampaikan oleh para petani. Ia meminta Pemerintah Kabupaten Sintang membuat pemetaan dan perencanaan program, apa saja dan apa yang mau dikembangkan.

“Dengan begitu agar HKTI pusat membuat suatu program dalam rangka mendukung upaya dan kegiatan yang dilakukan Pemkab Sintang. Kita siapkan sumberdaya pembimbing. Nanti kita koordinasikan dengan Menteri Pertanian tentang pupuk dan bibit. Saya minta pemetaan itu tergambarkan,” katanya.

Sejauh itu, Simanjuntak mengingatkan bahwa replanting sawit bukan hanya untuk dibakar, tapi bisa di manfaatkan untuk yang lain. Terlebih dengan teknologi tinggi sekarang. Diperlukan pemetaan dan uji kekuatan bahan-bahan itu, banyak diperlukan oleh Korea dan Jepang.

“Demikian juga karet. Tidak hanya bisa difungsikan untuk furniture saja. Apalagi teknologi canggih seperti saat ini barang bekas saja bisa diolah, seperti sampah yang dikelola menjadi energi,” pungkasnya.

 

Laporan:  Saiful Fuat

Editor: Mohamad iQbaL