eQuator.co.id – SAMARINDA. Dawam (47) berniat mencari buah nangka di kebun di kawasan Jalan M Said, Gang Madurasa, RT 27, Lok Bahu, Sabtu (9/7) sekitar pukul 18.00 Wita. Saat sedang berjalan mencari buah nangka yang bisa dipetik, Dawam terusik dengan bau busuk menyengat.
Dawam makin penasaran. Beberapa meter berjalan, Dawam dibuat terkejut. Saat itu perasaannya campur aduk. Takut, terkejut dan penasaran. Dia melihat sesosok mayat manusia menggantung di sebuah pohon langsat.
Dawam sempat mengamati mayat. Kondisinya memprihatinkan. Tubuh membusuk, wajah hampir jadi tengkorak, dikerumuni lalat, tergantung di seutas akar yang tersangkut di ranting pohon langsat tersebut.
Dawam pun langsung menghubungi rekannya bernama Jumri. Setelah Jumri tiba, pemuda tersebut kemudian melapor ke polisi kenalannya.
“Begitu dapat laporan warga, kami langsung ke lokasi kejadian untuk melakukan pengecekkan sekaligus melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP),” ujar Kapolsekta Sungai Kunjang Kompol Apri Fajar Hermanto, didampingi Kanit Reskrim Iptu Heru Santoso.
Diperkirakan lokasi pohon langsat tempat pria tanpa identitas itu menggantung dengan rumah warga terdekat berjarak sekitar 200 meter. Memang saat dicek di lokasi kejadian tak ada petunjuk. Polisi hanya menemukan patahan kayu yang diduga sebagai pijakan untuk memanjat.
“Sementara kami tak menemukan identitas apapun di tubuh korban,” jelas Heru.
Saat ditemukan pertama kali, mayat misterius itu mengenakan baju hem lengan panjang cokelat motif kotak-kotak. Celana yang dikenakan berwarna cokelat dan memakai kaos kaki hitam.
Usai polisi melakukan olah TKP, mayat pria malang itu dievakuasi ke kamar mayat RSUD AW Sjahranie. Di rumah sakit, tim relawan yang membantu proses evakuasi maupun petugas rumah sakit sempat memeriksa kantong celana mayat untuk mencari identitas. Sayang tak ada identitas yang ditemukan. Yang ditemukan hanya uang Rp 15 ribu, terdiri dari pecahan Rp 10 ribu, Rp 2 ribu dan Rp 1.000.
Melihat kondisi mayat, diperkirakan pria yang sementara diidentifikasi sebagai Mr X tersebut menggantung lebih dari tiga hari. Itu artinya mayat tersebut kemungkinan tergantung pada hari Lebaran pada 6 Juni silam.
“Kami masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab kematian mayat, termasuk mencari identitasnya,” urai Heru.
Bagi warga yang merasa kehilangan kerabat atau kawan bisa memastikan kondisi maupun mengecek mayat di rumah sakit.
“Anggota kami masih menghimpun informasi,” pungkas Heru. (rin/rm-7/nha)