eQuator – Ketapang-RK. Kapal pengangkut Sembako, Kapal Motor (KM) Samudra Jaya I dihantam ombak setinggi tiga meter di muara perairan Ketapang, Senin (14/12) pagi.
Kapal rute Pontianak-Ketapang yang hendak sandar di Pelabuhan Sukabangun—Ketapang tersebut pecah dan tenggelam. Delapan Anak Buah Kapal (ABK) berhasil diselamatkan, sedangkan seorang lagi masih belum ditemukan.
Bimbo, 29, kapten kapal pengangkut Sembako mengaku tak menyangka musibah menerpanya. Selama bekerja kurang lebih 2,5 tahun, baru kali ini dihantam ombak dan menenggelamkan kapalnya.
“Gelombangnya besar, tiba-tiba dari samping menghamtam, air masuk ke bagian bawah dan mesin kapal mati. Setelah itu gelombangnya berulang kali menerjang, akhirnya kapal pecah,” kata Bimbo di Kantor Basarnas, kemarin.
Menurutnya, kapal yang dinakhodainya itu bermuatan sekitar 200 ton Sembako, terdiri dari tepung, indomie, minyak goreng, nesle dan beberapa barang lainnya. KM Samudra Jaya I berlayar dari Kota Pontianak menujuk Ketapang, Sabtu (12/12). “Belum pernah kejadian seperti ini, biasanya sebulan tiga kali kita masuk Ketapang,” jelas Bimbo.
Edi Sulianto, 32, ABK KM Samudra Jaya I menceritakan, kejadian bermula ketika cuaca mulai memburuk saat kapal hendak memasuki muara Pelabuhan Sukabangun—Ketapang. Secara tiba-tiba ombak besar menghantam bagian tengah kapal. Kejadian sekitar pukul 09.00, secara tiba-tiba saja ombak menghantam kapal. Pertama dihantam kapal langsung miring, air sudah mulai masuk ke bagian bawah kapal. “Kita yang di dalam kapal bergegas menggunakan baju pelampung,” katanya.
Dikatakan Edi, ombak tersebut berulang kali menerjang kapal yang bermuatan sembako tersebut. Akibatnya kapten kapal yang mencoba mengemudikan kapal tak dapat berbuat banyak, lantaran ombak terus menghantam dan membuat mesin kapal mati. Kapal akhirnya pecah.
“Ombaknya menerjang berulang kali, akhirnya kita semua menuju ke haluan kapal. Namun ombak kembali menerjang, kita ikut terhempas akibat kapal pecah,” papar Edi.
Seluruh awak kapal mencoba menyelamatkan diri. Edi dan ketiga rekannya mengapung menggunakan serpihan kapal. Sedangkan tiga lainnya berada di pelampung. Seorang ABK menggunakan kayu besar dan satu orang lainnya yang merupakan juru mudi masih berada di haluan kapal.
“Kita sempat akan ditolong tugboat yang lewat. Namun pada saat akan mendekat, ombaknya makin besar. Tugboat tak dapat menolong, bahkan kami menjadi terpisah, karena ombak terus menerjang. Akhirnya sekitar satu jam kemudian tim dari Basarnas mengevakuasi kami berlima,” jelas Edi.
Sampai saat ini, selain dirinya dan empat rekannya yang selamat, tiga orang lainnya diselamatkan nelayan sekitar pukul 12.30. Mereka dibawa pulang oleh nelayan. “Sementara satu teman kami masih dalam pencarian,” ungkap Edi.
Pelaksana Harian (PH) Basarnas Ketapang, Wisnu mengatakan, ketika mendapat laporan adanya kapal yang kandas di Perairan Ketapang, langsung berbegas berangkat menuju lokasi kejadian, memberikan bantuan. Sampai sekitar pukul 10.00, posisi lima awak dalam posisi mengapung di serpihan kapal, sebelum akhirnya berhasil dievakuasi dengan selamat. “Kita bawa pulang menuju kantor, setelah tidak menemukan ABK kapal lainnya,” kata Wisnu.
Basarnas masih mencari empat awak kapal lainnya. Akhirnya mendapat laporan, tiga ABK kapal lainnya telah diselamatkan para nelayan. “Jadi total yang ditemukan dalam keadaan selamat delapan orang, satu orang lagi belum ditemukan sampai saat ini pukul (14.00 ),” papar Wisnu.
Basarnas menunggu cuaca membaik, baru turun kembali mencari seorang ABK yang hilang. Lantaran saat ini kondisi cuaca memburuk, kemudian salah satu mesin kapal Basarnas mati, sehingga pencarian dihentikan. “Kita akan lakukan pencarian secepatnya,” tegas Wisnu. (jay)