eQuator.co.id – BANDUNG – Banyak yang menginginkan Ridwan Kamil tidak maju jadi gubernur DKI Jakarta pada Pilgub DKI nanti. Alasan itulah yang membuat Walikota Bandung Ridwan Kamil akhirnya memutuskan untuk tetap bertahan di Kota Bandung. Sesuai janjinya, keputusan jadi tidaknya Ridwan Kamil tinggalkan Kota Bandung, diumumkan Ridwan Kamil hari ini.
“Jadi, sekarang saya belum akan ke Jakarta. Selama amanah di periode pertama ini, belum saya selesaikan,” ujar Ridwan Kamil yang sudah menjabat Wali Kota Bandung sekitar 2,5 tahun ini, kepada wartawan, Senin (29/2).
Keputusan ini, lanjut Ridwan Kamil, diambil lantaran myoritas tokoh dan orang-orang dekat dirinya menginginkan dia tetap di Bandung.
Beberapa tokoh yang ditemui Ridwan Kamil diantaranya, Presiden Jokowi, Ketua MPR, Ketua DPR, anggota DPD, Prabowo, dan tentu saja keluarga sebagai orang terdekat. “Salah satu yang disampikan Presiden Jokowi adalah, jangan mengejar yang lebih tinggi, dan meninggalkan yang ada di depan mata,” paparnya.
Ibu tercinta yang lebih dikenal dengan sebutan Mak Cik juga mengharapkan Ridwan Kamil tetap di Bandung.
“Kata Beliau, saya harus selesaikan apa yang sudah saya mulai di Bandung. Setelah itu, saya mau ke manapun, ibu saya tidak akan melarang,” bebernya.
Sekarang, Ridwan Kamil mempersilakan, proses pemilihan DKI 1 berjalan terus tanpa dirinya. “Harapan saya, warga Jakarta bisa mendapatkan gubernur yang baik. Siapapun yang terpilih, mudah-mudahan bisa membawa Inonesia juara,” katanya.
Setelah memutuskan tidak ikut pada ajang Pilgub DKI Jakarta, kini Wali Kota Bandung Ridwan Kamil memiliki tiga pilihan. Ridwan Kamil bisa maju ke Jabar 1 (Pilgub Jabar, red), kembali mencalonkan diri di Pilwalkot untuk menjadi Wali Kota Bandung di periode ke dua, atau kembali menjadi arsitek.
“Kalau anak-anak saya, ingin nya saya kembali menjadi arsitek karena kehidupannya lebih tenang,” ujar Ridwan Kamil. Ridwan Kamil mengatakan, apapun pilihannya, yang jelas harus memiliki lebih banyak manfaat dibandingkan pilihan lain. “Sebagaimana pesan ibu saya, jadilah manusia yang berguna untuk orang lain,” tambah Ridwan Kamil.
Namun, Ridwan Kamil mengatakan, belum akan memutuskan apa pilihanya kelak. “Kita tidak tahu ya umur kita sampai kapan. Yang jelas sekarang kita menjalankan apa yang menjadi kewajiban kita,” bebernya.
Masih terlalu dini jika Ridwan Kamil menentukan sikap pokitiknya sekarang. “Yang paling pas, mungkin enam bulan sebelum masa jabatan saya sebagai wali kota berakhir,” tegasnya. Ridwan Kamil mengaku, dirinya ingin sistem pemilu serentak segera diberlakukan. “Sehingga, tidak ada kesempatan para kepala daerah maju ke jenjang yang lebih tinggi di tengah-tengah masa jabatan,” bebernya.
Dengan begitu, lanjut Ridwan Kamil, tidak akan ada lagi istilah kepala daerah loncat dan mengambil kesempatan ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut Ridwan Kamil, posisi seperti itu membingungkan para kepala daerah. “Karena ada kepala daerah yang memang ingin maju dan mengabdi kepada negara. Tapi paradigma masyarakat sudah terlanjur menganggap mereka memanfaatkan jabatan,” jelasnya.
Soal keputusan untuk tetap bertahan di Kota Kembang, Walikota Bandung Ridwan Kamil, sempat menulis alasannya dalam akun facebook dirinya, seperti berikut ini: Mohon maaf, walau kesempatan itu ada, saya memutuskan untuk tidak maju ke pemilihan Gubernur DKI 2017. Ini alasannya. mohon dibaca dengan seksama. Semoga Jakarta bisa memilih pemimpin terbaik tahun depan. hatur nuhun. (mur)