
Seorang ayah diyakini sebagai super hero dalam keluarganya. Bisa diandalkan dalam kondisi apapun. Lutfi sudah berupaya menyelamatkan Sang Istri Magfiroh serta kedua anaknya, Kafi dan Fatih. Meski takdir berkata lain, suami istri ini kini kehilangan dua buah hatinya tersebut.
Ocsya ade CP, Rasau Jaya
eQuator – Lutfi sudah berusia 39 tahun. Kini, pasangan berpaut sembilan tahun itu tak lagi memiliki anak. Kesedihan mendalam dirasakannya.
Selasa (15/12), pencarian korban tragedi terbaliknya longboat Indo Kapuas Ekspress di perairan Kubu Raya mendapati anak pertamanya, Kafi yang berusia sepuluh tahun, dan anak keduanya, Fatih berumur lima tahun, tewas mengapung.
Keluarga perantau dari Demak, Jawa Tengah, ini cukup lama menetap di Padang Tikar, Kecamatan Batu Ampar, Kubu Raya. Selama di rantau, Lutfi menafkahi keluarganya dengan hasil jualan pakaian. Mungkin ia tak bakal kembali lagi ke desa rantauannya itu. Karena setiap jalur yang dilewati akan memiliki kenangan perih, sulit dilupakan.
Tanggal 13 Desember, Lutfi berniat membawa keluarganya liburan ke kampung halaman. Dari Padang Tikar menuju Rasau Jaya, sebuah daratan pertama yang harus dilalui sebelum melanjutkan perjalanan ke Jawa, Lutfi sekeluarga menumpang longboat maut itu.
Harusnya longboat memuat 38 orang, namun dipaksakan mengangkut 53 penumpang. Kapasitas yang over itulah awal dari tragedi kelam ini. Memakan 14 korban jiwa di penghujung 2015.
Saat longboat akan terbalik setelah menghantam potongan kayu, kala penumpang menyelamatkan diri dan keluarga, saat itu pula Lutfi berjuang setengah mati menyelamatkan keluarganya. Kafi dan Fatih yang pertama diselamatkan, dikeluarkan dari dalam longboat maut itu.
“Lutfi kemudian masuk lagi ke dalam longboat untuk mengeluarkan istrinya,” cerita Dirman, di Puskesmas Rasau Jaya.
Dirman merupakan kerabat dekat Lutfi, sama-sama dari Demak merantau ke Padang Tikar. Ia dipercayai untuk mengurus dan menunggui kabar dua anak Lutfi.
Dua siswa kelas 4 SD dan TK itu diketahui tak bisa berenang. Bisa pun, anak seusia mereka dirasa tak mungkin mampu bertahan di arus perairan yang cukup kencang tanpa pertolongan orang ataupun keajaiban.
Setelah istri Lutfi berhasil dikeluarkan dari longboat, ia sempat menggapai tangan kedua anaknya. Namun rupanya, Magfiroh juga tak bisa berenang.
“Istrinya tenggelam timbul, dan terlepas dari pegangan kedua tangan anaknya,” cerita Dirman mengisahkan kembali penggalan penuturan Lutfi kepadanya.
Sambil menyelamatkan istrinya, Lutfi terus berusaha menggapai kedua anaknya yang hanyut. Namun tak berhasil. Suami istri ini hanya bisa pasrah memandang ke arah buah hatinya yang mulai tenggelam. Lutfi dan Magfiroh akhirnya dinaikkan ke kapal kayu milik warga.
“Hanya mengalami luka benturan saja. Mereka menginap di rumah saudaranya di Rasau, masih syok,” tutur Dirman.
Lutfi tak bisa bicara banyak. Sama halnya saat ditemui di Puskesmas, di hari tragedi itu. Lutfi lebih memilih diam sembari merenungkan takdir yang tak bisa dielakkan tersebut.
Lutfi pun terlihat tengah berupaya menguatkan iman setelah kehilangan dua buah hatinya. Sementara, istrinya masih bisa mengucapkan sepatah demi sepatah kata, untuk mengabarkan detik setiap detik tragedi hitam ini.
Jenazah Kafi ditemukan, Selasa (15/12) sekitar pukul 05.45 WIB, di perairan Desa Parit Baru, Kecamatan Kubu, arah selatan dari lokasi kejadian. Enam jam kemudian, Fatih ditemukan.
Dua jenazah ini divisum di Puskesmas Rasau Jaya. Dinyatakan, korban mengalami gangguan pernafasan, paru-paru mereka terisi oleh air. “Setelah ini kedua jenazah dibawa ke Demak, Jawa untuk dimakamkan disana,” tutup Dirman. (*)