YIARI Lepaskan Enam Orangutan

pelepasan orangutan. net

eQuator – Ketapang-RK. Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan (PPKO) Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) melakukan pelepasan enam individu orangutan (Pongo Pygmaeus) untuk dilepaskan di Resort Riam Berasap yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Palung, Kabupaten Kayong Utara kemarin.
Keenam orangutan ini terdiri dari empat orangutan jantan bernama Kaisar, Kamsia, Karet, dan Sinar, serta dua orangutan betina bernama Mira dan Nelly. Kaisar, Kamsia, Karet, Sinar, dan Mira adalah orangutan korban kebakaran hutan yang diselamatkan pada Oktober
silam. Kaisar dan Karet masing-masing diselamatkan dari Jalan Ketapang Tanjungpura Km.5 dan Km 10, bersebelahan dengan lahan perkebunan milik PT SKM.  Kamsia dan Mira diselamatkan dari lahan perkebunan PT Limpah Sejahtera di Pelang, Sinar diselamatkan di Penjalaan, Melano, sedangkan Nelly diselamatkan dari daerah sungai besar bulan Maret
lalu.

Berdasarkan data dari BNPB, luas hutan Indonesia yang terbakar mencapai 2,1 juta hektar hanya dalam kurun waktu Juni – Oktober. Kebakaran ini ditenggarai disebabkan pembukaan hutan yang nantinya akan dijadikan lahan perkebunan tanaman industri. Pembukaan lahan secara membabi buta ini merupakan ancaman yang paling nyata bagi kelangsungan hidup orangutan. Selama tiga bulan terakhir ini, YIARI sudah menyelamatkan tidak kurang dari 20 individu orangutan dari habitat mereka yang hancur oleh kebakaran hutan.
Ketua Umum YIARI, Tantyo Bangun mengatakan, tahun 2015, jika mengacu pada Strategi Rencana Aksi Konservasi (SRAK) Orangutan 2007-2017 seharusnya sudah tidak ada lagi orangutan yang di pusat rehabilitasi, namun yang terjadi adalah sebaliknya. Tahun ini adalah rekor jumlah orangutan yang diselamatkan di dalam pusat-pusat rehabilitasi.
Drh Ayu, koordinator tim medis YIARI mengatakan,setelah diselamatkan, keenam orangutan ini menjalani perawatan di PPKO YIARI sampai kondisinya memungkinkan untuk kembali ke alam bebas. Setelah menjalani proses rehabilitasi dan kondisinya sudah sudah siap, mereka akan dikembalikan ke habitatnya. “Saat ini keenam orangutan ini dalam kondisi sehat,” katanya.
Ia mengatakan,kondisi mereka sudah bagus, kemarin ada beberapa yang mengalami kekurangan nutrisi, tapi sekarang sudah sehat dan mereka siap untuk pulang ke habitatnya. Pelepasan ini dilakukan di Taman Nasional Gunung Palung untuk menjamin keselamatan mereka.

Sementara Gail, Manager Program YIARI mengungkapkan,hasil dari kajian kelayakan habitat menunjukkan bahwa lokasi Riam Berasap memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan persentasi pakan orangutan yang tinggi. Hal ini sangat baik bagi kelangsungan ekosistem yang stabil.
“Pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang konservasi orangutan pun sangat baik dan mereka menyetujui kegiatan pelepasliaran di wilayahnya. Karena itu, daerah Riam Berasap adalah pilihan yang cocok untuk pelepasan enam individu orangutan orangutan,” katanya.
Proses persiapan pelepasan dimulai sejak pukul 9 malam. Orangutan yang akan dilepaskan dibius terlebih dahulu dan tim medis melakukan pemeriksaan terakhir sebelum memasukkan mereka ke kandang masing-masing. Masing-masing orangutan membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk proses pembiusan dan pemeriksaan ini. Setelah masuk kandang transport, mereka dibawa ke Resort Riam Berasap dengan tiga mobil pikap.
Hujan deras yang mengguyur mulai reda ketika tim yang terdiri dari YIARI, BKSDA, dan TNGP mulai berjalan menuju titip pelepasan. Dibantu 25 porter lokal, tim berjalan masuk sejauh kurang lebih 4 kilometer. Jarak ini ditempuh untuk memastikan orangutan yang
dilepaskan tidak keluar dari kawasan TNGP. Perjalanan yang dilakukan dengan memikul kandang transport plus orangutan seberat lebih 100 kilo gram ini memakan waktu 4 jam. Masing-masing kandang dipikul oleh empat porter.
Kegiatan pelepasliaran di kawasan Taman Nasional Gunung Palung ini merupakan kerjasama program konservasi orangutan antara YIARI Ketapang dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat Seksi Konservasi Wilayah I Ketapang dan Taman Nasional Gunung Palung.

Tahun ini YIARI telah melepaskan 15 individu orangutan di kawasan Taman Nasional Gunung Palung. “Kami harap kita semua bisa bercermin dan prihatin akan kondisi dunia konservasi Indonesia saat ini dan bergerak bersama ke arah yang lebih baik,” pungkas Tantyo Bangun, Ketua Umum YIARI Ketapang.
Untuk diketahui, Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) YIARI merupakan organisasi nirlaba yang bergerak di bidang penyelamatan dan konservasi satwa liar di Indonesia. Berdiri sejak bulan Februari 2008, YIARI berkembang sebagai organisasi yang fokus pada upaya 3R+M yaitu rescue(penyelamatan), rehabilitation (rehabilitasi), release (pelepasliaran) dan monitoring(pemantauan satwa pasca pelepasliaran).YIARI mempunyai dua pusat rehabilitasi satwa yaitu Pusat Rehabilitasi Satwa YIARI Ciapus-Bogor yang fokus
pada upaya penyelamatan dan rehabilitasi satwa kukang (Nycticebus sp), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan beruk (Macaca nemestrina) serta Pusat Penyelamatan dan Konservasi Orangutan YIARI Ketapang, Kalimantan Barat khusus menangani orangutan (Pongo pygmaeus) dan kukang kalimantan . YIARI juga terlibat dalam program pendidikan
dan penyadartahuan kepada masyarakat untuk mempertahankan kelangsungan hidup satwa liar, melestarikan habitat dan meningkatkan kesejahteraan satwa liar. (Jay)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.