eQuator.co.id – Pontianak-RK. Flu Burung atau virus Avian Infuenza (H5N1) kembali mengancam warga Jakarta dan pulau Jawa. Munculnya virus mematikan ini harus diwaspadai, jangan sampai menjangkit warga Kalbar.
Berdasarkan informasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalbar, belum ada laporan adanya hewan yang terjangkit flu burung. Bahkan 2010 silam, Kalbar ditetapkan sebagai provinsi bebas flu burung. Namun merebaknya flu burung di luar Kalbar harus diantisipasi.
“Mengantisipasinya dengan cara memperketat pengawasan unggas, apakah burung, ayam dan sejenisnya,” ungkap drh. Abdul Manaf Mustafa, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalbar dihubungi Rakyat Kalbar, Senin (27/3).
Pemprov memperketat masuknya hewan dari luar ke Kalbar. Apalagi dari daerah yang tertular virus flu burung. Hewan-hewan itu harus lolos tes laboratorium, sebagai bukti bebas dari virus flu burung. “Peternak harus memperbanyak melakukan biosekuriti. Menangani ternak secara higienis,” kata Manaf.
Dijelaskan Manaf, tindakan pertama, mengendalikan wabah dengan mencegah semua kemungkinan, terutama penularan dan penyebaran penyakit. Masuknya virus flu burung juga tidak terlepas dari perilaku masyarakat, yaitu lalu-lintas masuknya hewan unggas dari luar yang sudah terkena flu burung.
“Untuk itu, masyarakat diharapkan dapat membantu. Jangan diam kalau ada hewan ternak yang mati mendadak. Segera laporkan, termasuk masuknya hewan unggas luar ke Kalbar,” tegas Manaf.
Pengontrolan dan pengawasan masuknya unggas tidak hanya dilakukan pemerintah. Pelaku usaha juga harus melakukannya.
“Segera lapor pemeritah, apabila ada menemukan gejala-gejala flu burung. Pengusaha dan peternak rakyat harus menjaga kebersihan kandang dan hewan unggasnya,” ujar Manaf.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan sudah memiliki alat untuk mengetes unggas. Apabila tertular penyakit, maka akan terdeteksi. “Unggas yang masuk ke Kalbar, kalau tidak ada hasil tes laboratorium dan tidak ada izinnya, maka harus dimusnahkan,” tegasnya.
“Awal masuk flu burung di Kalbar, bermula di Kota Pontianak, lalu menular ke Kubu Raya, Mempawah, Singkawang hingga Sanggau. Waktu itu sekitar 30-40 ribu unggas mati dan dimusnahkan. Ini menjadi pelajaran kita semua, jangan sampai kembali terjadi,” jelas Manaf.
Ketua Komisi II DPRD Kalbar, Michael Yan Sriwidodo mengatakan, flu burung yang saat ini kembali merebak di wilayah Jawa dan Jakarta, harus diantisipasi agar tidak masuk ke Kalbar. Peternak maupun warga yang memelihara hewan unggas harus antisipasi. Apabila terjadi gejala flu barung atau unggas mati mendadak, harus segera melapor ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.
“Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan juga harus meningkatkan kewaspadaan dan bekerjasama dengan Karantina Hewan. Pintu masuk ke Kalbar harus diawasi secara ketat,” ungkap Michael Yan.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan harus melakukan penyuluhan, secepatnya mengawasi kondisi di Kalbar. Mewarning, jangan sampai ada unggas yang masuk ke Kalbar.
Flu burung yang pernah menyerang Kalbar, hingga dilakukan pemusnahan massal terhadap hewan tenak unggas, patut menjadi pengalaman pahit. “Kita berharap, jangan sampai flu burung kembali ke Kalbar,” katanya.
Laporan: Isfiansyah
Editor: Hamka Saptono