Selamatkan Telur Penyu dari Perdagangan Gelap

Program Suaka di Kecamatan Paloh

LEPAS PENYU. Wakil Bupati Hairiah melepaskan anak penyuh di Pantai Sungai Belacan, Kecamatan Paloh, Sambas beberapa waktu lalu. HUMAS FOR RAKYAT KALBAR

Telur penyu memiliki nilai ekonomis tinggi. Satwa dilindungi ini menjadi incaran oknum tertentu untuk memperkaya diri dan telur penyu menjadi komoditi perdagangan gelap antarnegara.

Sairi, Sambas

eQuator.co.id – Kecamatan Paloh, Sambas sudah lama dikenal sebagai daerah konservasi penyu di Indonesia. Namun upaya menjaga kelestarian satwa dilindungi ini tak hanya terlepas menetapkan lokasi konservasi saja, namun juga perlu upaya lainnya.

“Kedepan akan diupayakan adanya program suaka bagi penyu di Kecamatan Paloh,” kata Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar, Margo Utomo, Minggu (16/4).

Margo berharap pemerintah dan masyarakat mendukung program suaka penyu di Paloh yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Program ini hendaknya terintegrasi dengan program konservasi penyu.

“Kegiatan wisata yang magnetnya berupa penyu di Paloh juga mesti terintegritas dengan program konservasi yang tengah dilakukan,” harapnya.

Margo belum bisa memastikan waktu pelaksanaan program suaka penyu. Saat ini tim BKSDA sedang meninjau titik lokasi penyu bertelur di Kecamatan Paloh. “Mungkin program ini akan kita terapkan beberapa bulan mendatang. Intinya program konservasi dan upaya pelestarian penyu ini harus kita sambut positif,” harapnya.

Wakil Bupati Sambas, Hj. Hairiah, SH, MH menyambut baik upaya konservasi penyu di Kecamatan Paloh. Dia memastikan Pemkab Sambas merespon dengan baik upaya konservasi tersebut.

“Pemkab juga selama ini selalu berusaha melindungi habitat penyu di Paloh. Apalagi rencana aksi nasional yang diteruskan dengan membuat rencana aksi daerah, menetapkan Kecamatan Paloh sebagai salah satu wilayah yang dijadikan sebagai wilayah konservasi penyu,” kata Hairiah.

Pemda Sambas juga terus mengkampanyekan perlindungan penyu dan habitatnya. “Beberapa waktu lalu, kami juga mengupayakan rencana aksi kabupaten dalam perlindungan penyu. Semoga ini berjalan dengan baik, sambil terus kita kampanyekan stop makan telur penyu,” tegasnya.

Tokoh Pemuda Sambas, Jimmy Pratomo mengungkapkan, konservasi menjadi salah satu langkah terbaik untuk melindungi hewan yang kerap menjadi incaran oknum tak bertanggungjawab. Apalagi telur penyu Paloh telah menjadi komoditi perdagangan gelap di Kalbar, bahkan Sarawak, Malaysia. “Tentunya sangat berdampak pada kelangsungan populasi penyu,” ujar Jimmy.

Dia berharap BKSDA dan Pemkab Sambas selalu bersinergi untuk melindungi penyu dan habitatnya. Selain itu , juga melibatkan pihak lainnya, khususnya para pemuda dan warga setempat. “Agar mendapatkan persamaan visi dan misi pelestarian penyu Paloh,” tegas Jimmy.

Semoga nantinya akan lebih banyak penyu yang singgah dan bertelur di Pantai Taman Wisata Alam Tanjung Belimbing, Paloh. Sehingga Paloh bisa menjadi pusat wisata alam yang menjanjikan citra wisata daerah di pasar domestik dan internasional dan memberikan tambahan PAD (pendapatan asli daerah). “Kemudian mendorong proses multiplier perkembangan ekonomi lokalitas di sekitar daerah tujuan wisata,” harapnya. (*)

 

Editor: Hamka Saptono