-ads-
Home Features Sampah Kulit Nenas Jadi Minuman Sehat

Sampah Kulit Nenas Jadi Minuman Sehat

Kegiatan Warga Bersama dengan CGH

Ilustrasi NET

eQuator.co.id – BALIKPAPAN – Gelaran clean, green and healthy (CGH) Kota Balikpapan bukan sekadar kegiatan bersih-bersih, menghijaukan dan menyehatkan rukun tetangga (RT) sesaat, tapi sebuah gerakan lingkungan berbasis warga yang dapat memberi penghasilan tambahan.

Ini dia. Siapa yang menyangka kulit nenas yang biasanya dicampakkan di tong sampah, di tangan kreatif dan inovatif warga RT 21 Jalan Baronang, Kelurahan Manggar Baru, Balikpapan Timur disulap menjadi minuman sehat yang menyegarkan dan mendatangkan pulus.

Sirup nenas, ujar Seri didampingi kader UP2K RT 21, bisa dijadikan bahan olahan makanan dan minuman lainnya, selain sirup kulit nenas, dan rasanya juga sangat khas nenas.

-ads-

“Bisa dijadikan bahan olahan makanan dan minuman lainnya,” ujar Seri kepada juri CGH Kota Balikpapan yang melakukan penilaian di RT lingkungan perumahan nelayan itu.

Hadir dalam kunjungan tersebut, Lurah Manggar Baru Muhammad Idris beserta staf kelurahan dan pengurus PKK kelurahan dan Kecamatan Balikpapan Timur. Selain menjuri RT 21, juga dinilai peserta lainnya, yakni RT 08, 41 dan RT 23 Kelurahan Lamaru.

Seri menuturkan, dari dua tas keresek besar warna merah berisi kulit nenas dihasilkan satu toples besar minuman sirup kulit nenas. Dan dia mengaku, tidak kesulitan mendapatkan kulit nenas. “Saya minta ke pedagang nenas kupas di pasar Manggar, gratis,” katanya didampingi ketua RT 21, Suryani.

Kulit nenas dari berbagai jenis nenas lantas dibersihkannya dari dedaunan yang melekat, dibilas dengan air. Lalu kulit nenas yang sudah bersih direndam dengan air kapur sirih dan garam secukupnya selama 24 jam.

Setelah sehari semalam direndam, kulit nenas dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan aroma serta rasa kapur dan garam. Lantas, ungkapnya, kulit nenas yang sudah bersih diblender untuk mengeluarkan sari nenas.

“Hasil olahan tadi, disaring dengan kain tipis. Maka akan didapatkan sirup kulit nenas, sedangkan ampasnya diolah menjadi kompos,” lanjut Seri.

Air sirup kulit nenas, lanjut dia, dimasak dengan air secukupnya ditambahkan gula putih untuk memberi rasa manis. Dan bila ingin memperoleh warna menarik bisa diberi pewarna minuman, selasih, bahkan juga potongan aneka buah.

“Kalau sirup kulit nenas ditambah selasih dan es, saya jual seharga Rp3 ribu setiap gelas,” katanya.

Ditanya, apakah dia kesulitan mendapatkan kulit nenas? “Sama sekali tidak, saya punya langganan yang berjualan nenas. Langganan saya senang hati menyisihkan kulit nenas,” jawab Seri.

Kaum hawa yang tergabung dalam UP2K RT 21, ungkap ketua RT Suryani, memiliki banyak kegiatan produktif lainnya, di antaranya makanan olahan dari bahan ubi kayu, ikan kering, juga kerajinan daur ulang bungkus kemasan produk.

“Bapak juri bisa lihat hasil kerja kami di Posyandu ini,” katanya.

Ketiga RT lainnya yang berada di kawasan timur Balikpapan ditandai dengan kegiatan perikanan laut, sayur dan buah-buahan. Di RT 8 Manggar Baru, kegiatan membenahi kawan sangatlah terasa. “Yang penting kami ingin RT bersih, hijau dan sehat,” ungkap Ketua RT Abdul Hakim.

Beda pula dengan RT 41 Manggar Baru, yang berada agak ke dalam. Di sini kegiatan pertanian terasa sangat kuat sekali. Gerakan dan semangat warga ingin wilayahnya bersih dan hijau sangat terasa. “Kalau RT bersih ‘kan enak juga,” kata Bhariansyah, sang ketua RT.

Sementara Ketua RT 23 Kelurahan Lamaru, Imam Sarodji menuturkan, bila wilayahnya bersih dan hijau, maka terasa adem. “Kami selalu melakukan kerja bakti supaya lingkungan bersih,” sebut dia. (nir)

Exit mobile version