Ramadan membawa berkah tersendiri bagi masyarakat Kalbar, Kota Pontianak khususnya. Jika pada hari biasa, kondisi jalan sepi dari lalu- lalang kendaraan dan orang, justru sebaliknya saat Ramadan, terutama sore jelang berbuka puasa.
Gusnadi, Pontianak
eQuator.co.id – Keramaian itu disebabkan pasar dadakan atau yang dikenal sebagai pasar juadah di sejumlah titik di Kota Khatulistiwa. Banyak pedagang musiman berjualan aneka menu berbuka puasa selama Ramadan di pinggir jalan.
Pasar dadakan selama Ramadan ini memang diperbolehkan pemerintah. Hanya saja, terkesan tidak tertata secara rapi. Alhasil, banyak dampak yang dirasakan langsung oleh masyarakat, salah satunya, badan jalan yang kian padat, lantaran tidak sedikit masyarakat yang mampir ke pasar dadakan, namun memarkirkan kendaraannya tidak beraturan. “Setiap sore belanja buka puasa disini (pasar juadah, red),” kata Heni, salah seorang pengunjung pasar juadah di Jalan Komyos Soedarso, depan Terminal Nipah Kuning, Kamis sore (9/5).
Heni yang mengendarai sepeda motor saat disinggung mengenai padatnya aktivitas di ruas jalan dan pinggir jalan sepanjang pasar jauadah tersebut mengatakan, sebenarnya dia merasa kesusahan ketika melintas di kawasan sekitar, lantaran kemacetan tidak dapat dihindari. Namun, dia terpaksa melintas dan singgah ke pasar dadakan tersebut, karena ingin membeli menu buka puasa. “Mau diapakan, memang macet setiap hari saat Ramadan,” paparnya.
Selain tidak ada seorang pun petugas yang mengatur lalu lintas, ditambah lagi tingkat kesadaran masyarakat yang parkir sembarangan, sehingga memakan hampir setengah badan jalan. Semua itu bukti nyata kesadaran masyarakat akan tertib lalu lintas terbilang minim.
Setiap tahun kawasan di depan Terminal Nipah Kuning dijadikan lokasi pasar dadakan. Kemacetan di sepanjang jalan selalu jadi masalah klasik. Ironisnya, seolah tidak ada bahan evaluasi, pemerintah maupun pihak terkait tidak melakukan terobosan dalam mengatur lalu lintas di kawasan tersebut, sehingga kemacetan dapat diatasi.
Editor: Yuni Kurniyanto