eQuator.co.id – Pontianak-RK. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak saat ini tengah menilai logo rumah sakit yang disayembarakan beberapa waktu lalu. Nantinya, logo terbaik akan diumumkan dan dilaunching 24 Oktober mendatang.
“Ada 29 yang mendaftar, kemudian ada 1 pelamar mengirimkan 2 bahan. Kita sudah membahas indikator penilaian,” ujar Sidiq Handanu, Kepala Dinas Kesehatan Pontianak sekaligus juri penilaian usai berkunjung di RSUD SSMA, Senin (15/10).
Sayembara ini, merupakan bagian dari rangakain menelang hari jadi (harjad) RSUD SSMA. Lomba desain logo yang baru ditutup pada 14 Oktober ini, dikatakan Handanu, tidak dapat diselesaikan secara cepat. Karena dibutuhkan ketelitian dalam menilai siapa yang bakal menjadi pemenangnya. Terlebih logo tersebut nantinya akan menjadi lambang RSUD SSMA Kota Pontianak.
“Tapi kita sepakat menyelesaikannya dalam waktu 2 hari untuk memasukkan nilainya ke rumah sakit,” ujar dia.
Ia menjelaskan, setiap logo harus memenuhi semua indikator yang telah ditetapkan dalam lomba. Agar sesuai dengan visi-misi rumah sakit serta keoriginalitasannya dan yang penting tidak menyamai logo atau kata lainnya pernah digunakan di instansi manapun.
“Kemudian aspek logo ini bisa digunakan untuk semua media, misalnya dua dimensi atau tiga dimensi. Itu semua harus sempurna. Misalnya logonya bagus, tapi dicetak susah atau tidak sesuai. Jadi yang bisa menggambarkan identitas organisasi,” katanya.
Sementara, Yuliastuti Saripawan, Direktur RSUD SSMA Kota Pontianak menyebutkan, sedikitnya ada sekitar lima orang dengan berbagai latarbelakang yang sesuai sebagai penilai dari logo tersebut.
“Tim juri dari praktisi, sampai ke ahli yang akan kita umumkan di hari jadi RSUD Kota Pontianak dan launching logo itu. Kita bakal memiliki logo tersendiri,” tukasnya.
Selain itu pula, dalam rangkaian harjad RSUD SSMA ini, beberapa waktu lalu pihaknya sudah melakukan kegiatan kesehatan. Berupa gerak jalan bersama keluarga lingkungan rumah sakit dan seminar kesehatan.
“Tanggal 24 Oktober juga hadir bapak Plt. Wali Kota melaunching hemodialisa. Kemudian kita meninjau beberapa unit seperti khusus stroke. Dihari yang sama juga ada beberapa acara lainnya,” imbuh dia.
Di usianya yang sudah enam tahun, sebagai pimpinan di rumah sakit, Yuliastuti menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya mendorong memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat. Terlebih 90 persen pelayanan menggunakan BPJS.
“Di usia enam tahun ini, kita terus melakukan pengembangan-pengembangan terhadap pelayanan yang ada sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Salah satunya kita buka hemodialisa. Memang saat ini banyak sekali pasien hipotensi, diabetes dan kearah gagal ginjal. Makanya kita buka otomatis kebutuhan untuk cuci darah dibutuhkan,” katanya.
Kemudian pengembangan lain yang dilakukan, dengan melatih dokter specialis dan beberapa sarana penunjang sudah ada.
“Intinya dengan usia enam tahun ini kita terus lakukan pengembangan pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat di era BPJS ini. Karena kita berharap masyarakat yang mengguna BPJS ini bisa mendapatkan pelayanan terbaik di sini,” tutupnya.
Laporan: Gusnadi
Editor: Ocsya Ade CP