Putra Kalbar Doktor Kehormatan Undip yang Keenam

Dr. (H.C.) Tjiu Thomas Effendy Diminta Jadi Dosen Tamu

BACAKAN KARYA ILMIAH. Dr.(H.C.) Tjiu Thomas Effendy, SE, MBA, membacakan naskah karya ilimiahnya di hadapan jajaran Guru Besar dan dosen Undip, ratusan mahasiswa Undip, serta undangan di Auditorium Undip, Semarang, Kamis (24/11). Gusnadi-RK

eQuator.co.id – Semarang-RK. Untuk pertama kalinya, Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menganugerahkan gelar Doktor Kehormatan, Kamis (23/11). Dan ternyata, anugerah Doktor Honoris Causa (HC) dari Undip yang disematkan kepada putra kelahiran Kalimantan Barat, Tjiu Thomas Effendy, baru disandang enam orang se-Indonesia.

“Memberikan gelar ini tidak sembarangan, dalam proses pemilihannya, tidak hanya soal kualitas, tapi juga attitude (perilaku) yang bersangkutan. Apakah pernah terlibat kasus, tercela dan sebagainya,” ujar Rektor Undip Semarang, Prof. Dr. Yos Johan Utama, SH, MHum, dalam sambutannya di depan ratusan undangan, di Auditorium Undip, Semarang, kemarin.

Thomas dipandang layak menyandang gelar Doktor HC karena jasanya di bidang sosial ekonomi peternakan Indonesia. Menurut Yos, apa yang dilakukan Thomas dalam mengelola peternakan tidak hanya berdampak pada keilmuan saja, juga dirasakan langsung khalayak luas.

“Kalau kita sekalian bijak melihat, Beliau (Thomas) membuat perubahan. Karena perubahan itu, saya bilang ini tidak diberi gelar Dr. pun bisa menyelesaikan disertasi,” ungkapnya lantang.

Sebagai salah seorang Guru Besar Undip yang turut membahas karya ilmiah milik putra Kalimantan Barat tersebut, Yos menyatakan, perubahan-perubahan yang mengarah pada perbaikan dunia peternakan Indonesia tidak lah mudah dilakukan. Namun, dinyatakannya, Thomas mampu menjalankannya dengan hasil yang efektif.

“Apa yang Beliau buat dengan inovasi-inovasi di bidang peternakan saya rasa patut dihargai. Ini sangat baik sekali, baik di masalah pakan, bahkan sampai pada manajemennya. Sehingga, orang yang tidak mampu beternak menjadi tertolong atas pemikiran Beliau dalam menjaga ketersediaan pangan,” paparnya.

Meski begitu, ia mengingatkan, gelar Doktor yang dianugerahkan tentu diiringi tuntutan tanggungjawab yang berat. Di samping membawa nama pribadi, Thomas kini turut membawa nama Undip secara keseluruhan.

“Tapi saya sangat optimis Beliau mampu menjaga nama baik tersebut bahkan terus memberikan kontribusinya, baik bagi Undip, masyarakat, bahkan nusa dan bangsa. Siapapun yang mendapatkan gelar Dr., kuncinya adalah amanah, bisa dipercaya, maka dia layak menyandangnya,” demikian Yos Johan Utama.

Sebelum penyerahan gelar yang diserahkan Rektor dengan didampingi Ketua Senat Akademik Undip, Prof. Dr. Ir. Sunarso, MS, sembari tersenyum di podium, Yos melontarkan kesediaan Thomas untuk menjadi dosen tamu di Undip. Guna membagikan ilmunya kepada mahasiswa Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip.

Syukur kepada Tuhan dan terima kasih kepada Undip diucapkan Dr.(H.C.) Tjiu Thomas Effendy SE, MBA, atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Kata dia, gelar atau predikat bukanlah segalanya.

“Bahkan tidak akan bermanfaat jika tidak diimplementasikan untuk kebaikan. Jika sebaliknya, ilmu akan bermanfaat apabila bisa dirasakan manfaatnya untuk orang banyak,” terang Presiden Direktur PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. itu.

Diwawancarai Rakyat Kalbar usai penyerahan gelar, Ketua Senat Akademik Undip, Prof. Dr. Ir. Sunarso, MS, menegaskan bahwa sejauh ini baru 6 gelar doktor yang diberikan pihaknya. Sebagian besar dari mereka merupakan pejabat negara yang berkompeten dan berjasa di bidangnya.

“Antara lain (manatan) Gubernur (DKI) Sutiyoso, menteri kita (Menteri Kelautan dan Perikanan) Ibu Susi (Pudjiastuti), Gubernur BI, Kepala BIN, dan ada lagi, saya lupa jelasnya,” tuturnya. Baru kali ini lah, lanjut dia, gelar Doktor Kehormatan dianugerahkan kepada masyarakat.

Dikatakannya, Thomas memiliki pemikiran yang jauh ke depan, berprinsip, serta berdedikasi. Dan, untuk pertama kalinya pula Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip menyerahkan gelar Doktor dalam bidang Sosial Ekonomi Peternakan.

“Ada persyaratan khusus dan umum, umum misalnya bagaimana komitmen yang bersangkutan dalam memajukan bidang keilmuan tersebut. Sedangkan secara khusus dilihat dari semua aspek, keseuaian bidangnya, catatan-catatan lainnya, juga sumbangsihnya untuk dunia peternakan Kalbar,” pungkas Sunarso.

Laporan: Gusnadi
Editor: Mohamad iQbaL