Polisi Terkesan Tutup Mata Jarot Ingatkan Pemilik SPBU

SPBU Lintas Melawi Jual Premium di Atas HET

ANTREAN JERIKEN. SPBU Abang-Adek di Jalan Lintas Melawi, Sintang melayani pengantre yang mengisi BBM menggunakan jeriken, Jumat (26/2). ACHMAD MUNANDAR

Sintang-RK. Penyelewengan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kota Sintang semakin marak. Beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menjual BBM di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Seperti SPBU di Jalan Lintas Melawi, Sintang. Menjual BBM jenis premium kepada pengguna jeriken maupun tangki siluman dengan harga Rp7.500 per liter. Informasi ini dihimpun dari sejumlah pengantre serta hasil penelusuran di lapangan.

“Saya dari Merakai, mau ngambil BBM jenis premium di SPBU Lintas Melawi. Kalau mau ngambil di SPBU yang ada di Binjai saat ini sedang kosong, karena putusnya akses transportasi di wilayah itu, sehingga tidak bisa masuk tangki pertamina ke sana,” kata seorang pengantri menggunakan jeriken saat berbincang dengan Rakyat Kalbar, Jumat (26/2) pukul 01.19 dinihari.

Pengantre yang enggan namnya dikorankan ini mengaku, mengambil BBM jenis premium dengan harga Rp7500 per liter. “Mau tidak mau daripada tidak dapat minyak. Sementara di wilayah Merakai sudah kesulitan minyak,” kata dia.

Sekali mengambil BBM jenis premium di SPBU Jalan Lintas Melawi ini sebanyak dua ton lebih. “Tidak hanya saya yang mengambil minyak ini, tetapi teman dari Binai, Silat juga mengambil minyak dnegan muatan dua ton lebih yang diisi menggunakan jeriken,” paparnya.

Menurutnya, jika siang hari tidak bisa mengambil BBM jenis premium. Sebab, takut terjadi antian panjang. Para pengantre dari Binjai dan Silat megambil BBM jenis premium di SPBU Lintas Melawi itu di atas pukul 00.00.

“Mau tidak mau kita harus menunggu, daripada tidak dapat minyak sama sekali. Biar pun hargnya mahal, kita tetap beli,” tegasnya.

SPBU di Jalan Lintas Melawi ini patut diberikan sanksi oleh Pemkab Sintang maupun PT. Pertamina. Pasalnya, BBM yang dijual oleh pemiliknya bukan untuk konsumen atau pengendara. Tetapi untuk dijual kepada pengantre yang nantinya akan diecerkan lagi kepada konsumen. Kalau pengantre beli bensin seharga Rp7.500 per liter, mereka tentunya jual lebih mahal lagi. Padahal harga bensin yang ditetapkan oleh pemrintah dan PT. Pertamina hanya Rp6.950 per liter.

Modus pemilik SPBU di Jalan Lintas Melawi melakukan penyelewengan BBM, sebelum tangki mobil dari Pertamina tiba di SPBU-nya, terlebih dahulu menghubungi para pengantre, termasuk dari Merakai. Ketika konsumen atau pengendara membeli premium, stock di SPBU sudah kosong. Lucunya, polisi seperti tutup mata atas penyelewengan BBM bersubsidi ini.

“Sebelum berangkat ke Sintang, saya ditelpon oleh pihak SPBU, bahwa BBM jenis premium ada dan siap dijual untuk para pengantre dalam waktu sekitar pukul 00.00 hingga 01.00 dinihari,” katanya.

“Jadi waktu mengisi dari SPBU ke jeriken itu saat tengah malam,” sebutnya.

Informasi yang di himpun, penjualan BBM jenis premium di atas HET sudah berlangsung lama. Hal inilah membuat BBM di tingkat eceran harganya melambung tinggi. Para pengantre rata-rata pemilik kios eceran. Bahkan kebanyakan mereka para belukar BBM yang menjual kepada pengecer atau pemilik kios.

Pemilik SPBU Lintas Melawi, Indra Sebukti atau sering disapa Badol, belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini. Jumat (26/2) sekitar pukul 15.00, awak media mencoba mendatangi kediamannya di Jalan MT Haryono, Sintang untuk melakukan konfirmasi. Namun yang bersangkutan sedang tidak bisa diganggu.

“Bos sedang istirahat,” kata satu diatantara Petugas SPBU Abang-Adek di Jalan MT Haryono, yang kebetulan rumah Pemilik SPBU Lintas Melawi juga beralamat di tempat yang sama.

Terpisah, Bupati dr. Jarot Wonarno meminta PT Pertamina memenuhi pasokan BBM, khususnya jenis premium sesuai kuota kebutuahan masyarakatnya. Permintaan tersebut, menyusul kelangkaan BBM jenis premium yang dirasakan sejak beberapa hari terkahir, berujung mereshkan masyarakat Sintang.

Jarot menilai, kelangkaan pasokan BBM jenis premium, lantaran adanya kesan untuk memaksakan masyarakat agar membeli BBM non subsidi atau di kios eceran.

“Saya akan memangil pihak terkait untuk mengetahui penyebab susahnya pasokan BBM jenis premium di Kabupaten Sintang,” tegas Jarot.

“Dalam waktu dekat, akan kita panggil pihak Pertamina, untuk membicarakan apa penyebab kelangkaan BBM premium ini,” sambungnya saat di wawancarai usai gelar serah terima jabatan bersama Pj Bupati Alxius Akim, Jumat (26/2) di Gedung Pancasila Sintang.

Kalau memang ada kendala dalam pendistribusian pasokan, Pemkab Sintang siap memfasilitasi, supaya tidak terjadi lagi kelangkaan BBM premium. “Saat ini kondisi masyarakat kita sedang gawat darurat ekonomi. Janganlah menambah beban masyarakat dengan persolan langkanya BBM. Oleh karena itu, kita berharaplah, ke depan kouta BBM premium lancar kembali,” harap Jarot.

Bupati Jarot meminta SPBU tidak menjual BBM kepada para pengantre yang dapat meresahkan masyarakat. “Jangan sampai ada permainan oknum SPBU dengan pihak terkiat, baik pengantre atau pun lainya. Sebab persoalan BBM di Sintang sangat disoroti, sehigga perlu dicarikan solusi,” tegasnya. (adx)