Perubahan Status Sekolah Jarak Jauh Jadi SDN 46 Tabau

Berharap Semangat Kejar Pendidikan Dipertahankan

BERSAMA MURID. Askiman berfoto bersama para murid SDN 46 Tabau Desa Swadaya Kecamatan Ketungau Tengah, Minggu (26/8). Benidiktus Krismono -RK.
BERSAMA MURID. Askiman berfoto bersama para murid SDN 46 Tabau Desa Swadaya Kecamatan Ketungau Tengah, Minggu (26/8). Benidiktus Krismono -RK.

Gedung SDN 46 Tabau memiliki empat ruang belajar. Terdapat pula dua ruang tambahan belajar yang sepertinya belum lama dibangun. Beratap rumbia dan berdinding kulit kayu.
Benidiktus Krismono, Sintang

eQuator.co.id – SDN 46 Tabau berada di Dusun Tabau Desa Swadaya Kecamatan Ketungau Tengah, Sintang. Wakil Bupati Sintang Askiman dan rombongan datang ke situ, Minggu (28/8). Kedatangan Askiman yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sintang Lindra Azmar untuk menyerahkan surat keputusan (SK) perubahan status sekolah dasar jarak jauh di Dusun Tabau tersebut.

Askiman beserta rombongan disambut baik masyarakat. Tiga orang sesepuh desa menyuguhkan tarian di depan gerbang dengan ompong. Anak-anak mengenakan seragam putih merah pun turut serta menyambut kedatangan pejabat Pemkab Sintang tersebut.

Baca Juga: Melihat Sejarah dan Perjuangan SMP Bruder Pontianak di Dunia Pendidikan

Penuh semangat dan keceriaan murid-muridnya sangat luar biasa. Mereka unjuk kebolehan di hadapan Berhiaskan mahkota dari kardus dilapisi kertas warna-warni, kain songket serta gelang tali rapia, para murid tersebut menyuguhkan tarian dihadapan tamu dan masyarakat desa yang hadir. Meskipun masih ada sebagian dari mereka yang mengenakan seragam sekolah yang warnanya sudah pudar dan kusut. Namun mereka tetap percaya diri menyanyikan sebuah lagu untuk para tamu.

Melihat semangat tinggi dan berkobar dalam jiwa murid-murid untuk mendapatkan ilmu di SD 46 Tabau sangat diapresiasi Askiman. Dia memberikan ucapan selamat dan pujian kepada komite sekolah tersebut. “Dulu kita bikinkan kelas jauh di Dusun Tabau ini,” ucap Askiman.
Karena anak-anak di sini harus berjalan sejauh 6 kilometer atau 8 kilometer untuk bersekolah. “Itu tentu berat sekali untuk anak-anak usia 6 sampai 7 tahun. Ya kan?” kata Askiman bertanya kepada masyarakat yang hadir dan dijawab dengan anggukan.

Baca Juga: Midji Pastikan Pendidikan Gratis

Sekarang dengan upaya yang dilakukan selama ini, juga karena semangat anak-anak untuk sekolah. Hingga cukuplah jumlah murid ini untuk dijadikan dalam satu sekolah tersendiri. “Itulah dasar pemerintah mengupayakan perubahan status sekolah ini dari kelas jauh menjadi SDN 46 Tabau,” jelasnya.

Ruang belajar ini dulu dibangun bersama. Pemerintah sediakan BBM untuk senso kayu, paku dan seng. Kemudian masyarakat secara bersama-sama mendirikan gedung sekolahnya.

Ia berharap semangat dan antusias pendidikan ini tetap dipertahankan. Pihaknya pun akan upayakan berbagai peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas penunjang sekolah. (*)

Editor: Arman Hairiadi