Jodoh dan nasib seseorang memang tidak ada yang menyangka. Seperti yang dialami sepasang warga Desa Parigi dan Desa Bayanan, Kecamatan Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) bernama Patimah (56) dan M Riswan (22).
Salahudin, Kandangan
eQuator.co.id – Meski keduanya terpaut umur sekitar 34 tahun, tidak menghilangkan dua sejoli ini untuk menjalin hubungan cinta. Bahkan keduanya, Kamis (8/11) malam usai salat Isya atau sekitar pukul 20.30 Wita, hubungan sepasang manusia beda generasi ini. Secara resmi meresmikannya dengan menggelar pernikahan di rumah orang tua Wawan –panggilan M Riswan dengan mahar uang Rp 100 ribu dan Alquran di hadapan penghulu.
Sontak, cinta tak mengenal usia ini menjadi buah bibir warga setelah beredar foto dan video pernikahan melalui media sosial (medsos). Banyak warga Nagara, Kecamatan Daha memperbincangkan pernikahan dua sejoli yang sedang dimabuk cinta tersebut.
Jumat (9/11) kemarin, Radar Banjarmasin bertemu dengan Acil Mantili –panggilan akrab Patimah- dan Wawan di rumah Patimah di RT 3, Desa Parigi, Kecamatan Daha Selatan.
Tidak sulit mencari rumah Acil Mantili, maklum dia ternyata adalah ketua RT di kampungnya. Kepada wartawan koran ini, ia pun menceritakan, benih-benih cinta mereka berawal saat keduanya bertemu sekitar seminggu lalu di kawasan Pasar Keramat, Desa Bayanan, Kecamatan Daha Selatan.
Saat itu Mantili yang merupakan seorang penjual ayam di kawasan Pasar Nagara, akan mengantar pesanan ayam ke pelanggannya tidak sengaja bertemu dengan Wawan yang merupakan seorang buruh.
“Pertemuan pertama biasa saja. Paling dalam hati bungasnya (gagah) lakian itu,” ujarnya mengawali.
Tak lama, keduanya kembali bertemu dan kali ini saling sapa. Bahkan Wawan yang sedang menduda sejak 2011 ini, memberanikan diri foto selfie bersama Patimah yang juga berstatus janda sejak 2010 lalu.
“Setelah perkenalan, Wawan membawai (mengajak) kawin. Tapi tak langsung diiyakan,” tutur Mantili.
Karena kepribadian Wawan dinilai orangnya sangat dewasa dan bertanggungjawab. Akhirnya Mantili yang sudah pernah menikah sebanyak 13 kali ini pun menyetujui menikah dengan Wawan.
“Ini pernikahan yang ke-14 bagi saya. Sedangkan bagi suami saya yang kedua,” ucap Mantili.
Sepasang sejoli ini pun berencana akan menikah di KUA secara resmi. Tetapi masih menunggu waktu yang tepat. “Semoga pernikahan ini menjadi yang terakhir,” harapannya.
Mantili pun sangat senang akhirnya bisa menikah lagi setelah sekitar delapan tahun hidup menjanda dan seorang diri. Karena satu orang anaknya dan empat orang cucunya saat ini berada di wilayah Kalteng.
“Keluarga kami berdua mendukung. Bahkan anak saya senang karena ibunya tidak hidup sebatang kara lagi,” kata Mantili.
Saat ditanya, apakah ingin memiliki anak dari pernikahannya dengan Wawan. Mantili hanya minta doakan kalau itu sudah kehendak Sang Pencipta akan dijalaninya. “Kalau diberi anak ya disyukuri,” ucapnya.
Sedangkan Wawan mengaku, dirinya menikahi Patimah karena memang cinta dan cintanya tersebut dibuktikannya dengan menikah. “Ini juga supaya jangan sampai ada gosip yang tidak baik dari warga,” tuturnya.
Ia pun berharap, dari pernikahan kedua ini ia akan dikaruniai momongan, karena pernikahan sebelumnya belum ada. (*/Radar Banjarmasin)