Pengangguran Lulusan SMK Meningkat

Dindik dan Disnaker Depok Saling Tuding

Ilustrasi NET

eQuator.co.id – DEPOK – Angka pengangguran di Kota Depok mengalami peningkatan dari tahun 2013 hingga tahun 2015. Berdasarkan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan, pengangguran didominasi lulusan SMK, SMA, diploma dan universitas.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Dinaskersos) Kota Depok Diah Sadiah mengatakan, total jumlah pengangguran di Kota Depok tahun 2015 sebanyak 200.000 jiwa. Dari jumlah tersebut 30 persen atau 68.000 jiwa diantaranya adalah lulusan SMK dan SMA.

”Para lulusan SMK ini lebih memilih pekerjaan yang ringan dengan upah yang besar. Padahal mereka tidak punya sekil dan kemampuan yang lebih. Dengan memilih pekerjaan membuat mereka jadi pengangguran, ”kata Diah kepada INDOPOS, kemarin.

Berdasardata data tahun 2013 sampai 2014, menurut Diah, jumlah pencari kerja di Depok mencapai 894.000 jiwa. Namun, dari total itu yang terserap hanya ada 826.00 jiwa. Sedangkan sisanya memilih menganggur dan mayoritas memiliki titel lulusan SMK.

”Yang terserap lulusan D2, D3 sampai S1 yang sudah punya keahlian. Sisanya hanya tamatan SMK saja. Dalam lamaran luluasan SMK itu minta upah Rp4 juta/bulan dari perusahaan yang buka lowongan, sehingga mereka tidak lolos diterima, ”ujarnya.

Diah mengatakan, meningkatnya angka pengganguran dari lulusan SMK itu terjadi sejak 2013 lalu. Berdasarkan hasil survei para lulusan SMK atau sederajat ingin bekerja di bagian administrasi perkantoran. ”Seharusnya mereka yang lulus SMK bisa mencari pekerjaan terlebih dahulu untuk menambah pengalaman dan jam terbang mereka dalam dunia industri,” ungkap Diah.

Dari data Dinaskersos pada 2015, lalu jumlah pencari kerja ada sekitar 4.500 jiwa. Jumlah tersebut membengkak menjadi 5.000 sampai 5.100 sejak masa kelulusan SMA dan SMK di Depok terjadi. Penambahan itu sebesar 100 jiwa sampai 400 jiwa/hari. Dimana, dalam sehari 15 pekerja lulusan sekolah itu keluar dari perusahaan yang ada di Depok.

Dengan adanya persoalan itu, Diah mengungkapkan, akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk memberikan pengarahan kepada para siswa SMA dan SMK yang hendak lulus untuk tak memilih-milih kerja. Kemudian mereka mendesak instansi itu memberikan keahlian kepada calon pekerja itu agar tidak menjadi pengangguran. ”Disdik harus berperan, kalau tidak setiap tahun bertambah pengangguran. Ini juga akan menyebabkan warga miskin Depok meningkat,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Herry Pansila mengungkapkan, persoalan meningkatnya pengangguran dari lulusan SMK atau SMA itu bukanlah kesalahan instansinya sendiri. Justru peningkatan itu disebabkan oleh Dinaskersos Depok.

Dimana, selama ini instansi tersebut tidak memiliki balai latihan kerja (BLK) kepada pencari kerja yang tidak memiliki keahlian seperti mantan pelajar. ”Mereka pemula, makanya butuh bimbingan. Beda antara dunia pendidikan dan sekolah dalam aplikasinya. Makanya ini yang tidak dipahami oleh Dinaskersos mengenai persoalan ini,” tuturnya.

Karena itu pula, lanjut Herry, Dinaskorsos pun harus berperan memberikan para mantan pelajar itu keahlian dasar untuk bekerja. Yakni membangun BLK, serta bekerja sama dengan sejumlah perusahaan untuk diberikan magang kepada peajar tersebut.

Dengan hal itu Disdik yakin persoalan pemecahan angka pengangguran yang lulusan SMK itu tidak akan membengkak. ”Harus punya peran dan jangan kami yang selalu dipojokan. Toh ini tanggunjawab bersama seluruh instansi Pemkot Depok. Kami pun juga sedang berupaya mengatasi ini,” pungkasnya. (cok)