eQuator – Mempawah. Hingga menjelang akhir tahun 2015, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Rubini Mempawah merawat 100 pasien Demam Berdarah Dengue (DBD). Meski jumlahnya menurun dibanding tahun 2014 yang mencapai 363 pasien, tapi anak-anak tetap mendominasi terserang penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
“Perubahan iklim dan cuaca juga turut mempengaruhi perkembangbiakan nyamuk berbahaya tersebut,” tegas Kasi Rekam Medis dan Akreditasi RSUD dr Rubini Mempawah, Rosida kepada sejumlah wartawan.
Rosida memaparkan, tahun 2009 jumlah pasien rawat inap karena DBD sebanyak 734 orang, sehingga masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Saat itu DBD di Kabupaten Mempawah menjadi penyakit nomor 2 dari 10 penyakit terbanyak penderitanya. “Walau jumlah pasien melebihi daya tampung, mau tak mau harus tetap diberikan perawatan, meski harus dirawat di selasar rumah sakit,” ungkap Rosida mengingat KLB yang pernah melanda Kabupaten Mempawah.
Dikatakannya, terjadi penurunan hingga 263 penderita DBD, jika membandingkan jumlah pasien yang dirawat RSUD dr Rubini pada tahun 2015 dengan tahun 2014. “Pasien DBD tetap didominasi anak-anak, dan hampir merata berasal dari seluruh wilayah di Kabupaten Mempawah,” paparnya.
Rosida menuturkan, DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue tipe 1- 4. Gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina lebih dominan dalam menularkan penyakit DBD, tapi beberapa spesies nyamuk Aedes Aegypti lain juga menularkan penyakit tersebut. “Sudah diprediksi, pada musim penghujan biasanya DBD atau diare yang paling banyak tercatat. DBD didominasi anak-anak, mengingat daya tahan tubuh yang tak seperti orang dewasa. Biasanya daya tahan tubuh untuk dewasa lebih baik ketimbang anak-anak usia dini,” pungkasnya.
Reporter: Ari Sandy
Redaktur: Yuni Kurniyanto