eQuator – Sukadana-RK. Satu individu orang utan berhasil dievakuasi dari rumah warga. Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Ketapang dengan dibantu Biak OU (Orang Utan) dan Sispala Gespala SMAN 1 Seponti Jaya, Kayong Utara membawa orangutan itu dari rumah warga di RT 13 Dusun Panca Bakti Desa Parit Baderi, Kecamatan Teluk Batang.
Muhammad Dahlan, 45, pemilik orang utan tersebut menjelaskan bahwa orang utan yang dinamai Josh itu sudah hampir dua tahun tinggal bersama mereka dan sudah dianggap menjadi bagian keluarga mereka. Terutama Ely anak Dahlan yang yang berusia dua tahun dan hanya berbeda beberapa bulan saja dengan Josh sangat dekat dan akrab dengannya.
Orangutan ini dibeli dari salah satu warga yang mendapatkannya dengan harga Rp500 ribu waktu itu. Ditambahkan Dahlan, Orang Utan yang berhasil dievakuasi tersebut telah dipeliharanya hampir dua tahun lamanya. Usia Orang Utan yang hanya terpaut bebrapa bulan dengan Ely, mengakibatkan Ely menjadikannya teman bermain selama ini.
Ayah dari empat orang anak ini menuturkan, selama ini Josh tinggal bersama mereka satu rumah selama delapan bulan, kemudian setelah itu Josh dibuatkan kandang disamping rumah. Mereka merawat Josh dengan sangat baik bahkan mereka tidak membedakan kebutuhan Ely dan Josh terutama masalah asupan gizi mereka.
“Biasanya anak saya, Ely menghabiskan 1 kaleng susu dengan berat 1 kg, begitu juga Josh kami berikan susu dengan jumlah yang sama dan bahkan merek susu yang sama pula,” ungkap Dahlan.
Warga yang memiliki alamat di Dusun Panca Bakti Desa Parit Baderi Kecamatan Teluk Batang ini menambahkan bahwa selama ini banyak yang ingin membeli orang utan yang berjenis kelamin laki-laki ini, bahkan dengan penawaran harga yang cukup tinggi namun beliau enggan untuk menjualnya.
“saya takut Orang Utan ini dipelihara orang yang salah, tidak merawatnya dengan baik. Tidak memperhatikan dengan baik perkembangannya sehingga menyebabkan kematian pada orangutannya,” tambah bapak yang berkulit saong matang ini.
Informasi tentang keberadaan orang utan ini didapat oleh biak OU berawal dari informasi anggota sispala Gespala SMAN 1 Seponti Jaya yang melaporkan bahwa ada warga yang memelihara satwa yang dilindungi ini. Eko Kurniawan salah satu anggota biak OU menjelaskan bahwa pada tanggal 28 Desember 2015 biak OU mendapatkan informasi via telepon dari seorang anak Sispala GESPALA SMAN 1 Seponti Jaya.
Ia memberitahukan bahwa di Kecamatan Teluk Batang ada warga yang memelihara anak Orangutan. Atasinformasi itu biak OU melakukan peninjauan ke lokasiguna memastikan informasi tersebut. Setelah memastikan keberadaan Orangutan tersebut dan berkoordinasi kepada pemiliknya, akhirnya pemilik Pak Dahlan bersedia untuk menyerahkan Josh secara sukarela.
Kemudian, sambung Eko, setelah itu Biak OU berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Ketapang mengenai penanganan selanjutnya orangutan yang bernama latin Pongo Pygmaeus ini. Pada tanggal 05 Januari 2016, akhirnya BKSD dan IAR (Internasional Animal Rescue) dan didampingi biak OU melakukan rescue terhadap Josh (anak Orangutan) untuk direhabilitasi sebelum dilepas liarkan.
Josh akan mengikuti pendidikan khusus terhadap Orangutan sehinggga kedepannya Orangutan ini bisa hidup layaknya Orangutan yang hidup di alam liar .
Adi Susilo, S.hut Satgas Penanganan Konflik Satwa BKSDA Ketapang menjelaskan bahwa setiap masyarakat dilarang untuk memelihara orangutan selain karena sudah diatur dalam Undang Undang ini juga sangat berbahaya bagi keluarga yang memeliharanya.
“Orang utan bisa menularkan penyakitnya jika mereka sedang sakit, maka dari itu sangat berbahaya bagi kesehatan keluarga yang memelihara orangutan,” ungkapnya.
Ia juga mengucapkan terimakasih kepada Biak OU yang telah memberikan informasi dan bersedia mengantarkan ketempat josh untuk dilakukan evakuasi.
“Ucapan terimakasih kepada Biak OU yang memberikan informasi dan meluangkan waktunya untuk mengantar kami ketempat josh ini,” ujarnya.
Ia berharap Biak OU terus memberikan perhatian terhadap konservasi alam dan penyelamatan orangutan Agar primata ini bisa berkembang biak dengan baik khususnya di Kawasan Taman Nasional Gunung Palung ini.
Laporan: Kamiriluddin
Editor: Kiram Akbar