Nekat Sekolah Lewati Areal Berbahaya

NIAT SEKOLAH. Anak-anak karyawan kelapa sawit terjebak lumpur saat hendak berangkat sekolah ke Kecamatan Sungai Durian, Kotabaru, Kalsel, Jumat (22/7). Radar Banjarmasin-JPG

eQuator.co.id – Ketua Serikat Pekerja Minamas areal Kecamatan Sungai Durian, M Rabiansyah, Jumat (22/7), mengunggah foto yang memiriskan hati. Dalam foto itu terlihat anak-anak sekolah naik truk terbuka. Jalanan tanah liat licin dan berlumpur. Kanan dan kiri terlihat hamparan pohon kelapa sawit.

Dalam keterangannya kepada Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group), Robi, panggilan akrabnya, mengatakan jalan tersebut adalah jalan kecamatan. Akses utama dari Desa Bakau Kecamatan Pamukan Barat ke Kecamatan Sungai Durian, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Para pelajar itu adalah anak karyawan kebun.

Robi bercerita, pagi Jumat itu, dia berkesempatan meninjau langsung akses keluar dan masuk perjalanan anak sekolah dari areal kebun ke Kecamatan Sungai Durian.

Langkah ini dilakukan karena banyaknya laporan baik orangtua murid maupun anak sekolah tentang kondisi jalan yang membahayakan.

“Setelah kami telusuri memang kondisi jalan setelah hujan jelas tidak bisa dilewati kendaraan (truk) pengantar anak sekolah. Kalau nekat tentu akan membahayakan anak sekolah dan risiko akan menjadi beban supir,” ujarnya.

Robi mengaku langsung menghadap Pjs Estate Manager Selabak Minamas, Firlan Edi. “Dia langsung menanggapi dengan segera menelpon Asst Divisi 2 Selabak Khadarisman agar hari ini kalau perlu sampai malam segera lakukan pembelian koral untuk akses sementara agar mobil bisa keluar masuk,” kata Robi.

Namun Robi juga jengkel. “Pertanyaan mendasar kenapa hal kecil seperti ini harus Serikat Pekerja yang melibatkan diri, manajemen di sana harusnya sudah bisa memecahkan masalah dan koordinasi dengan pimpinannya, sehingga tidak berlarut dan memutus akses anak sekolah,” tuturnya.

Robi menambahkan jalan rusak dan kotor karena ada aktivitas penanaman kembali tanaman kelapa sawit oleh perusahaan. “Akibat replanting kebun di situ makanya jadi kaya’ itu. Soalnya tertimbun tanah yang didorong dozer,” ungkapnya.

Sekadar diketahui perusahaan perkebunan besar seperti Minamas Grup di Kotabaru memang menyediakan angkutan bagi anak sekolah. Angkutan itu berupa truk. Di Kecamatan Kelumpang Hilir dari pantauan wartawan truknya tertutup dan beratap. Sementara di pelosok seperti Kecamatan Sungai Durian truknya terbuka atapnya.

Sebenarnya jalan pelosok rusak karena aktivitas perkebunan kelapa sawit bukan cuma di Pamukan Barat dan Sungai Durian. Tapi di hampir semua Kecamatan di Kabupaten Kotabaru. Misalnya di Kecamatan Pulau Laut Barat, di sana hilir mudik truk pengangkut kelapa sawit dengan tonase berat.

“Iya kalau panen kami bisa angkut sampai sembilan ton,” kata supir perkebunan kelapa sawit di Pulau Laut Barat yang namanya enggan ditulis di media.

Camat Hampang, Agus Salim Sumantri, belum lama tadi kepada Radar Banjarmasin mengatakan faktor nomor satu rusaknya jalan di daerahnya adalah aktivitas truk kelapa sawit. Namun katanya bukan hanya truk perusahaan besar tapi ada juga milik warga pribadi. (JPG)

Zalyan Shodiqin Abdi, Kotabaru