Minta Pintu Ekspor-Impor Dibuka

Pengusaha Perbatasan Kepada Gubernur Baru

ilustrasi.net

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Sejumlah pengusaha di perbatasan berharap Gubernur Kalbar Sutarmidji dapat memperjuangkan dibukanya pintu dagang ekspor-impor. Dalam beberapa tahun terakhir, pintu Entikong sepi aktivitas perdagangan luar negeri lantaran tidak mendapatkan izin.

“Tentu dengan kehadiran pemimpin yang baru di Kalbar, kita sebagai pelaku usaha menginginkan bapak Sutarmidji bisa meyakinkan pemerintah pusat untuk membuka pintu ekspor Entikong,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha dan Pedagang Perbatasan Kalbar, Raden Thalib, kemarin.

Ia menilai pemberlakukan perdagangan umum (ekspor-impor) antarnegara di perbatasan Kalbar-Sarawak sudah seharusnya dilakukan. Sebab menurutnya ada banyak komoditas Kalbar yang bisa langsung diekspor melalui pintu perbatasan.

“Sejauh ini untuk sarana sendiri, kita bisa memanfaatkan Pelabuhan Kuching melalui dryport. Tentu Ini akan mengecilkan biaya logistik, sehingga lebih efisien ketimbang mengekspor melalui pelabuhan lain,” sebutnya.

Raden memandang kebutuhan pokok masyarakat perbatasan juga dapat dipasok dari Sarawak. Sebelum perdagangan luar negeri via Entikong ditutup beberapa tahun lalu, aktivitas bongkar muat di Tebedu Inland Port sangat marak.

“Sejak perdagangan luar negeri secara normal ditutup, otoritas di Entikong dan Tebedu hanya melayani perdagangan dari para pemegang Kartu Identitas Lintas Batas,” terangnya.

Alasan tersebut dilakukan lantaran Entikong belum layak digunakan sebagai gerbang ekspor-impor. Fasilitas yang diharuskan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 1995 memberikan syarat bagi pintu masuk perdagangan di perbatasan. Ada berbagai perubahan aturan yang membuat Entikong menjadi belum layak menjadi pintu impor ataupun ekspor. Salah satunya karena ketiadaan pelabuhan darat (dry port).

Pemerintah sendiri tengah membangun dry port Entikong. Thalib yang berkediaman di Entikong mengatakan saat ini pembangunan pelabuhan darat tersebut sudah mencapai 80 persen. Dia berharap ketika dry port rampung dapat segera mendapat kode pelabuhan.

“Saat ini bisa kita lihat PLBN sudah dibangun sangat megah. Bahkan jauh lebih bagus dari punya Malaysia. Kalau sudah ada dry port tentu tidak ada alasan pintu Entikong tidak dibuka,” tukasnya (nov)