eQuator.co.id – KUBU RAYA-RK. Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2019, Bupati Kubu Raya, H Muda Mahendrawan, SH meminta seluruh tenaga pendidik yang tersebar di 9 Kecamatan, supaya memiliki semangat untuk belajar.
Selain itu, Bupati Muda juga meminta kepada tenaga pendidik, agar tidak hanya formalitas dalam mendidik. “Banyak tenaga pendidik di Kubu Raya belum Sarjana, namun yang paling terpenting pengetahuan dan isinya,” ungkap Muda Mahendrawan usai memimpin Upacara Peringatan Hardiknas di Halaman Kantor Bupati Kubu Raya, Kamis (02/05) pagi.
Muda menambahkan, di era digital ini, tentunya tenaga pendidik lebih mudah mengakses semua informasi versi 4.0 yang begitu cepat. Termasuk dalam pelaksnaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
“Tahu 2020, kita targetkan lebih dari 50 persen sekolah menyelenggarakan UNBK, dan terus ditingkatkan hingga 100 persen UNBK. Makanya kita meningkatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (ABPD) untuk pendidikan yang dalam 4 tahun terakhir mengalami penurunan. Ini sebagai langkah agar APBD kita naik lagi sesuai dengan komitmen Undang-undang,hingga 20 persen,” paparnya.
Melalui program Bantuan Oprasional Sekolah Daerah (Bosda), lanjut Muda, pemerintah Kubu Raya telah mengalokasikan anggaran untuk seragam sekolah gratis yang nantinya juga akan diberikan untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
“Ini kita lakukan untuk mengejar komitmen yang 20 persen. Makanya kami juga akan bertekad agar APBD ini bisa terus meningkat setiap tahunnya,” tuturnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kubu Raya Fran Randus mengatakan, pihkanya terus optimis untuk memajukan dunia pendidikan, khususnya di Kubu Raya. “Ada dua aspek yang harus diperhatikan oleh pemerintah, yang pertama sarana dan prasarana dan yang ke dua aspek ketenagaan,”ungkap Fran Randus usai peringati hari diknas.
Fran menambahkan, banyak sekali di Kubu Raya aspek sarana dan prasarana yang masih kurang, seperti gedung, sapras untuk perlengkapan UNBK. “ Jadi kami saat ini menghitung, kebutuhan untuk perlengkapan UNBK tahun depan. Kita butuhkan kurang lebih Rp 13 miliar untuk pengadaan computer di sekolah-sekolah,”ungkap Fran.
Dia menambahkan, saat ini pihaknya mengalami kekurangan guru, karena banyak yang pensiun. Dengan banyaknya tenaga pseiun, pihaknya akan berusaha untuk mengisi kekosongan.
“Apalagi pemerintah sudah lama melakukan moratorium. Jadi ibarat perusahaan, kita ini sudah bangkrut di dunia pendidikan, karena banyaknya tenaga yang pensiun. Masih untung ada tenaga honor. Kalau tak ada tenaga honor, maka sekolah tidak ada operasional lagi. Makanya kami harap dengan pemerintah pusat untuk perhatikan dunia pendidikan,”ungkapnya.
Reporter: Syamsul Arifin
Redaktur: Andry Soe