eQuator.co.id – Pontianak-RK. Penerapan lima hari seminggu dengan delapan jam sekolah (full day school), masih menjadi perdebatan dan kontrovesial dari berbagai kalangan. Kendati begitu, Pemerintah Kota Pontianak dalam posisi nurut saja.
“Intinya semerintah daerah kan ikut saja. Kalau itu sudah perintah kementerian, kita pemerintah di bawahnya cuman bisa mengikuti dan menyesuaikan,” kata Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Jumat (16/5).
Karena ini masih dalam polemik, pihak Pemkot akan menunggu seperti apa keputusan akhirnya. Jika benar-benar diterapkan, tentunya nanti akan ada sosialisasi dan uji coba. “Saya tidak tahu apakah ini sudah harus diterapkan. Katanya 1 Juli. Tapi yang saya baca di media ini masih dipertanyakan masih diperdebatkan, apakah ini jalan atau ini ada direvisi lagi,” terangnya.
Edi mengaku tidak dalam kapasitas mengomentari kebijakan sekolah yang bakal diterapkan oleh pemerintah di atasnya tersebut. Prinsipnya kata dia, kalau itu yang terbaik untuk murid dan dunia pendidikan, silahkan saja. “Kita intinya cuman menyesuaikan saja pemerintah ini,” ujarnya lagi.
Kendati begitu, dia berharap dengan adanya penambahan waktu sekolah ini, pola pengajaran dan jam istirahat siswa harus disesuaikan. Bagi Pemkot Pontianak yang sudah lebih dulu menerapkan sekolah lima hari ini pun akan melakukan evaluasi, seperti apa hasil dari pelaksanaan selama ini. “Akan ada evaluasi apa ini baik atau justru membuat anak menjadi lelah misalnya. Kita lihatlah nanti perkembangannya,” demikian Edi. (fik)