eQuator.co.id – Sintang-RK. Seorang manusia yang digigit anjing harus mendapatkan empat kali suntikan Vaksin Anti Rabies (VAR). Apesnya, di Kabupaten Sintang hanya tersisa tujuh vial. Mau beli sendiri dirasa berat, karena harganya mahal, mencapai Rp217.000 per vial.
“Vaksin yang ada pun expired (kedaluarsa) pada Desember 2016. Artinya untuk 2017 akan mengalami kekosongan stok,” kata Hary Sinto Linoh, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sintang kepada Rakyat Kalbar, Minggu (21/8).
Sinto mengaku sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mencari VAR yang expired-nya pada 2017 atau 2018, tetapi tidak kunjung ditemukan. “Permasalahan stok VAR kita seperti ini diperparah dengan masyarakat di enam kecamatan yang panic. Setiap digigit anjing selalu minta disuntik vaksin. Padahal belum tentu anjing yang menggigitnya itu terinfeksi rabies,” paparnya.
Kepanikan masyarakat Sintang tersebut, menurut Sinto cukup beralasan. Lantaran virus rabies begitu cepat menyebar melalui darah dan langsung menyerang otak manusia.
Berdasarkan Data Dineks Sintang, hingga pekan ke-32 pada 2016, tercatat empat orang meninggal karena rabies. Mereka dari Desa Emparu Dedai, Merarai Satu Sungai Tebelian, Tempunak Kapuas Kecamatan Tempunak, dan Gernis Sepauk. “Sudah terjadi 246 kasus gigitan dengan empat meninggal,” ungkap Sinto.
Saat ini, ungkap Sinto, hanya Kota Pontianak, Kabupaten Kayong Utara dan Kubu Raya yang belum menetapkan status Kejadian Luar Biasar (KLB) Rabies. “Sintang satu-satunya kabupaten yang mempunya VAR untuk manusia. Kabupaten lain kosong stok. Kita sudah diminta Dinkes Kalbar untuk meninjamkan vaksin kepada kabupaten lain,” ujarnya.
Terpisah, Direktur RSUD Ade M Djoen, dr Rosa Trifina mengaku, pihaknya sudah menangani 48 pasien rabies, empat orang di antaranya meninggal. “Kami mengalami kesulitan dalam stok vaksin,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Peternakan, Dinas Peternakan Sintang, Wiryono menjelaskan, sudah berupaya maksimal mencegah penyebaran rabies. Di antaranya melakukan tindakan pencegahan di wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Melawi. “Anjing yang dirawat pemiliknya harus kita vaksin, yang tidak dirawat harus kita eliminasi,” katanya.
Wiryono mengungkapkan, hingga kini sudah memberikan VAR kepada 2.304 ekor anjing di 33 desa. “Kami mengindentivikasi ada 57 desa terancam rabies, di sana tercatat 5.539 ekor anjing,” katanya.
Terakhir, tambah dia, stok VAR untuk anjing masih 110 botol atau setara dengan 1.100 dosis untuk 1.100 ekor anjing. “Kekuatan vaksin hanya satu tahun. Sehingga satu tahun kemudian harus divaksin ulang,” tutupnya.
Laporan: Achmad Munandar
Editor: Mordiadi