eQuator.co.id – Putussibau-RK. Informasi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2018 dari Kemenpan-RB terus bergulir. Namun secara pasti kapan jadwal penerimaan CPNS tersebut dimulai belum diketahui.
Sekretaris Daerah Kapuas Hulu H. Muhammad Sukri mengatakan, dinas teknis memang ada diundang ke Jakarta untuk menghadiri rapat kepegawaian berkaitan dengan rencana penerimaan CPNS. “Namun sampai hari ini saya belum dapat laporan dari BKPSDM (Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia), karena mereka yang ikut rapat,” katanya usai menghadiri apel di halaman kantor Bupati Kapuas Hulu, Selasa (17/7).
Selama ini kebutuhan CPNS di Kapuas Hulu hampir merata. Karena tenaga medis, pendidik dan fungsional umum juga masih kurang. Terutama dinas-dinas banyak yang tidak ada staf-staf.
“Jadi nanti kita mungkin sekitar 40 persen umum, kemudian 60 persen kita bagi antara medis dan tenaga pendidik,” terangnya.
Sukri menjelaskan, pembukaan CPNS memang menjadi harapan Pemda Kapuas Hulu dalam memenuhi kebutuhan PNS. Mengingat setiap tahun jumlah pegawai yang pensiun cukup banyak. “Tahun 2018 ini saja sekitar 170-an pegawai yang pensiun,” kata Sekda.
Terpisah, Kasi Pangkat, Pemberhentian dan Pensiun pada BPKSDM Kapuas Hulu Joni Orba mengungkapkan, secara resmi pihaknya belum menerima surat terkait penerimaan CPNS tahun 2018.
Namun secara teknis rekrutmen CPNS pasti dilakukan secara online. Pihak BPKSDM hanya melakukan pemeriksaan berkas. “Berkas yang disiapkan berdasarkan petunjuk dari BKN. Jadi apa-apa yang perlu disiapkan,” katanya.
Joni memastikan, jika sudah ada surat resmi terkait penerimaan CPNS tersebut akan diumumkan secara terbuka. “Begitu terima surat, dasar itulah kita umumkan. Jadi sistem sekarang sudah terbuka,” tegasnya.
Untuk jumlah PNS di Kapuas Hulu yang pensiun kata Joni, sudah mencapai ratusan orang. Jika dihitung sejak moratorium penerimaan CPNS beberapa tahun lalu, setiap tahun PNS di Kapuas Hulu yang pensiun rata-rata di atas 100 pegawai. Untuk formasi tenaga medis dan pendidik memang diharapkan lebih dominan. “Diusulan kita memang pendidikan dan kesehatan, karena tempat tugas mereka ada di daerah-daerah terpencil,” demikian Joni.
Laporan: Andreas
Editor: Arman Hairiadi