Diduga Sakit, Pak Bendot Meninggal di Pos Jaga

Penemuan Mayat di Sekolah Rahadi Oesman

EVAKUASI. Jenazah korban dievakuasi dari pos penjagaan sekolah Yayasan Rahadi Oesman di Jalan Alianyang, senin (2/7) pagi--Polisi for RK
EVAKUASI. Jenazah korban dievakuasi dari pos penjagaan sekolah Yayasan Rahadi Oesman di Jalan Alianyang, senin (2/7) pagi--Polisi for RK

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Suheri alias Pak Bendot, penjaga malam di sekolah tingkat SMP, SMA dan SMK Yayasan Rahadi Oesman, ditemukan tak bernyawa di pos penjagaan, Senin (2/7) sekira pukul 08.15 Wib.

Bendot merupakan warga Jalan Alianyang, Kecamatan Pontianak Kota. Tak jauh dari sekolah yang dijaganya. Pria berusia 65 tahun itu saat ditemukan dalam kondisi terbaring dan terselimut dengan kain sarung warna biru.

Kapolsek Pontianak Kota, Kompol Abdullah Syam menuturkan, pihaknya mendapatkan laporan dari warga sekira pukul 08.20 Wib. “Kita dapat laporan dari warga Jalan Alianyang Pontianak, katanya ada penemuan mayat di pos penjagaan. Kemudian kita langsung perintahkan anggota ke lokasi,” ujar Abdullah kepada sejumlah wartawan.

Ia melanjutkan, hasil pemeriksaan sementara, kematian korban diduga karena sakit. “Berdasarkan keterangan saksi dan pihak keluarganya, korban diketahui pernah mengidap penyakit stroke ringan,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, korban pertama kali diketahui oleh seorang petugas kebersihan sekolah yang bernama Hamid. Kala itu, Hamid datang lebih awal ke sekolah.

“Dia masuk ke dalam sekolah dan melihat pintu pos penjagaan sudah dalam keadaan terbuka. Namun dia tidak masuk ke dalam, karena mengira Pak Bendot masih dalam keadaan tidur,” jelasnya.

Tak lama berselang, dikatakan Abdullah, datang seorang guru bernama Sri yang juga mencoba menemui korban di pos penjagaan. “Saat menghampiri pos penjagaan, saksi mendapati kondisi Pak Bendot sudah terbaring tidak bernyawa,” tambahnya.

Para saksi yang terkejut kemudian melaporkan kejadian itu ke warga terdekat di sekitar lokasi. Dari hasil olah TKP, Abdullah menjelaskan, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan atau bekas benda tumpul di sekujur tubuh korban. Polisi hanya menemukan obat-obatan di sekitar tempat kematian korban.

“Dugaan sementara, korban meninggal karena sakit,” tuturnya.

Kendati demikian, pihaknya telah menawarkan pihak keluarga untuk melakukan ptopsi visum untuk mengetahui penyebab kematian korban. Namun ditolak, karena pihak keluarga telah merelakan kepergian korban dan meminta untuk segera dimakamkan.

Sementara itu, Agus Murianto, Ketua RT 3, RW 10, Gang Harapan Jaya menuturkan, korban memang diketahui memiliki riwayat penyakit stroke ringan. “Cuma mungkin, karena tidak merasakan rasa sakit-sakit yang berlebihan, jadi hal tersebut dianggapnya biasa,” jelas Agus.

Dimata Agus, korban semasa hidupnya dikenal berkepribadian baik dan tidak memiliki masalah dengan tetangga. “Dia sudah bekerja selama tiga tahun dan di pos ini sebagai tempat tinggalnya,” pungkas Agus. (and)