Evakuasi 22 Orangutan
Kemudian, selama 2016 hingga saat ini, BKSDA Kalbar menerima 22 orangutan hasil rescue dan penyerahan secara sukarela dari warga. “Hal ini mengindikasikan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kelestarian satwa di habitat alamnya,” tuturnya.
Menurut Utomo, sebulan dia bertugas di Kalbar, sudah melakukan upaya konservasi. Baik secara preventif dan persuasif seperti patrol, sosialisasi serta penyuluhan. Kemudian represif penegakan hukum masih terus dilakukan.
“Dari 22 orangutan yang kita terima itu, terakhir merupakan hasil rescue dan evakuasi di kebun palawija milik warga,” papar dia.
Orangutan berjenis jantan itu masuk dan merusak kebun palawija milik Zola, 22 di Desa Sungai Awan Kiri, Km 9, Muara Pawan, Ketapang, Minggu (29/1). Zola melaporkan temuan tersebut kepada Tim Gugus Tugas Evakuasi dan Penyelamatan Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL), Seksi Konservasi Wilayah I Ketapang dan YIARI Ketapang.
“Menerima laporan itu, hari Senin 30 Januari kemarin, tim langsung cek ke lapangan,” jelasnya.
Setibanya di kebun, memang benar ada satwa liar jenis Pongo Pygmaeus itu. Tim kemudian melakukan kegiatan rescue dan evakuasi dengan pembiusan sesuai SOP terhadap satwa liar dan agresif tersebut. Saat diamankan, kondisinya sehat.
“Kita menduga satwa ini berasal dari kawasan hutan produksi sekitarnya untuk mencari makanan,” tukas Utomo.
Sebagai upaya ‘animal welfare’, orangutan tersebut langsung dititiprawatkan untuk direhabilitasi di YIARI Ketapang. Hingga akhirnya dapat direlease kembali di habitat aslinya. Sama halnya yang dilakukan terhadap orangutan sebelumnya yang telah direscue dan evakuasi. (*)