Dari Gaharu Hingga Taring Beruang Madu

Penyelundupan Tumbuhan dan Satwa Liar

TUNJUK BB. Kepala BKSDA Kalbar, Margo Utomo (kemeja putih) dan Kepala Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Kalimantan, Subhan, menunjukkan barang bukti bagian dari tumbuhan dan satwa liar (TSL) yang akan diselundupkan, Rabu (1/2). OCSYA ADE CP

Catatan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar selama Januari 2017, marak terjadi pengiriman tumbuhan dan satwa liar ke luar Kalbar. Khusus orangutan, sudah 22 ekor yang diselamatkan.

Achmad Mundzirin, Ocsya Ade CP, Pontianak

eQuator.co.id – Pada 18 Januari lalu, ditemukan tanaman kantong semar (Nepenthes, sp) yang diselundupkan dalam 10 kemasan kantong. Kemudian 26 Januari ditemukan 47 buah gigi beruang madu (Helarctos Malayanus).

Selanjutnya 27 Januari ditemukan satu koli seberat kurang lebih empat kilogram potongan kayu gaharu. Kayu tersebut dikirim melalui jasa pos kilat khusus dengan alamat pengirim Putusibau. Modusnnya, mengirim gaharu dengan kemasan ikan salai.

BKSDA juga menerima barang bukti hasil sitaan satwa liar berbagai jenis burung dari kepolisian pada 30 Januari. Jumlahnya 96 ekor jenis murai batu, 47 ekor cucak hijau dan lima ekor kapas tembak.

Kepala BKSDA Kalbar, Ir. Margo Utomo menjelaskan, 47 butir taring beruang madu itu dikemas menjadi dua kotak. Satu kotak berisi 37 butir dan satu kotaknya lagi berisi 10 butir mirip dengan gigi taring beruang madu.

“Berdasarkan informasi, bagian satwa dilindungi itu akan dikirim melalui ekspedisi titipan kilat dengan tujuan Semarang. Pengirim atas nama Jasson, namun alamat tidak tercantum, melainkan hanya menggunakan nomor telepon,” ujar Utomo kepada wartawan di kantornya, Rabu (1/2).

Kemudian ada juga paketan berisi 37 butir taring beruang madu yang dikirim oleh seseorang atas nama Budi. Anehnya menggunakan nomor telepon yang sama dengan Jasson.

“Kita sudah dalami dan lakukan pengecekan. Ternyata nomor telepon tersebut tidak aktif. Nama pengirim dan nomor telepon yang tertera pada pengiriman adalah fiktif. Ini upaya mereka mengelabuhi petugas jasa pengiriman,” jelasnya.

Utomo yang baru satu bulan menjabat Kepala BKSDA Kalbar menggantikan pejabat lama Ir. Sustyo Iriyono, M.Si mengatakan, saat ini Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA sedang melakukan identifikasi menggunakan anatomi fisiologi. Apakah benar itu gigi taring beruang madu atau bukan.

“Ini perlu tes lebih lanjut, seperti tes DNA,” jelasnya.

Dikatakan Utomo, akhir-akhir ini pengiriman tumbuhan dan satwa liar melalui jasa pengiriman titipan kilat semakin sering terjadi. Selama Januari saja, BKSDA sudah beberapa kali menemukan tumbuhan dan satwa liar atau bagian tubuhnya yang hendak dikirim ke luar Kalbar.

“Kita memberikan apresiasi yang tinggi terhadap petugas, baik PT Angkasa Pura maupun BKSDA Kalbar yang bertugas di Bandara Supadio. Diharapkan terus bersinergi memperketat pengawasan atas pengiriman tumbuhan dan satwa liar beserta bagian-bagiannya,” harapnya.

Dia berharap masyarakat Kalbar lebih peduli terhadap kelestarian tumbuhan dan satwa liar. Tidak lagi memelihara maupun melakukan perburuan satwa yang dilindungi undang-undang. Karena dapat mengakibatkan punahnya satwa liar yang merupakan bagian dari ekosistem Indonesia. “Apalagi hingga memperniagakannya,” pinta Utomo.

Petugas berkompeten, dikatakannya, sedang giat sosialisasi terkait tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi undang-undang kepada masyarakat. Utomo juga meminta petugas jasa pengiriman titipan kilat agar hati-hati menerima barang titipan.

“Itu Medsos kita pantau. Karena juga marak penjualan di Medsos berkaitan dengan tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi undang-undang,” paparnya.