eQuator.co.id – Ternyata Pemerintah Pusat mulai peduli dengan Kalbar yang membutuhkan vaksin rabies untuk manusia guna pengendalian sebaran. Celakanya, hingga hari ini vaksin rabies kosong alias tidak ada stok.
“Kekosongan ini terjadi karena di pusat sedang proses pelelangan,” ungkap drh Manaf yang menyatakan Kalbar butuh vaksin 2.500 dosis dengan empat kali vaksinasi per orang.
Kekosongan stok membuat Manaf cemas. Sebab, dia khawatir kasus ini tidak terkendali. “Jika tidak terkendali, maka kami akan mengambil langkah. Termasuk dengan pemerintah kabupaten/kota harus menyediakan anggaran untuk VARnya,” kata dia.
Jumlah penderita rabies di Kalbar tercatat 1.319 orang, dengan sekitar 1.200 lebih penderita sudah divaksin anti rabies. Kasus gigitan terakhir yang sedang diuji di laboratorium yang terjadi di daerah Senakin. “Makanya kami berharap dengan ada pengiriman vaksin untuk manusia bisa mengatasi korban yang terkena gigitan,” harapnya.
Sementara itu kebutuhan vaksin hewan disebut Manaf bahwa stok yang tersedia cukup banyak. Tercatat 39.400 vaksin. Sedangkan jumlah hewan yang sudah divaksin sekitar 14.408 ekor.
Di pusat sendiri, jelas Manaf, pemerintah pusat menyiapkan 62.500 dosis vaksin untuk seluruh Indonesia. Pengadaan ini termasuk yang diperuntukan bagi daerah yang memang persebarannya kasusnya tinggi.
Anehnya, walaupun cemas dan sudah menyebar ke lebih separo kabupaten di Kalbar, Manaf mengatakan daerah ini tidak termasuk dalam persebaran yang tinggi. Ia hanya minta semua pihak tetap waspada. “Sebab kasus ini seperti api dalam sekam yang bisa ternbakar kapan saja,” ingatnya.
Daerah-daerah yang kategori terancam tetap monitoring peredaran anjing dan segera melakukan penanggulangan dengan memberikan vaksin terhadap hewan.
“Mulai dari pendataan anjing dan jika memang memerlukan vaksin bisa melakukan pengajuan ke dinas terkait,” katanya.
Laporan: Isfiansyah
Editor: Mordiadi