Bocah Sembilan Tahun Tewas Digigit Anjing Gila

Pemkab Sintang Tetapkan Status KLB Rabies

Ilustrasi.NET

eQuator.co.id – Sintang-RK. Digigit anjing gila, bocah sembilan tahun berinisial JS meregang nyawa, Minggu (19/6). Warga Jalan Panjaitan, Sintang itu diduga terinfeksi rabies.

“Memang benar, kemarin pagi ada kasus meninggalnya anak sembilan tahun di Jalan Panjaitan. Sebelumnya anak ini dirawat secara khusus di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)Ade M Djoen. Dugaan sementara, diduga anak ini terinfeksi rabies,” kata dr. Harsinto Linoh, Kepala Dinas Kesehatan Sintang saat ditemui di kantor bupati, Senin (20/6).

Dikatakan Harsinto, bocah tersebut sebelumnya diserang anjing gila. “Dua bulan lalu korban digigit anjing gila, lokasinya di daerah SP 1 Pandan. Dicurigai anjing yang menggigitnya terinfeksi rabies dan menular ke anak itu. Jadi kita menduga, anak ini juga terinfeksi rabies,” ungkap pria yang akrab disapa Sinto ini.

Pada saat penanganan medis, petugas rumah sakit sudah memberikan vaksin. Sayangnya usaha itu tak bisa menolong anak tersebut dari maut. Maraknya kasus rabies yang mengancam keselamatan warga, Pemkab Sintang menetapkan status kejadian luar biasa (KLB).

“Jadi saat ini status rabies sudah KLB. Standar penentuan status tersebut, berdasarkan temuan satu kasus pada manusia,” jelas Sinto.

Berdasarkan data yang tercatat di Dinas Kesehatan, selama 2016, terdapat 109 kasus rabies yang menyerang warga. “Kalau tahun lalu itu hanya ada sekitar 90 kasus, jadi memang mengalami peningkatan yang signifikan,” ungkap Sinto.

Di jelaskan Sinto, virus rabies memang selalu dibawa oleh binatang peliharaan, seperti anjing. Binatang yang terinfeksi rabies, mempunyai ciri-ciri sangat agresif, berliur dan tidak berkeliaran di siang hari.

“Anjing yang terinveksi rabies itu, takut dengan cahaya. Sehingga anjing yang seperti itu lebih cenderung tinggal di kolong rumah. Pada saat dia sembunyi itu lah, dia menjadi garang. Apapun yang ada di depannya akan diserangnya,” papar Sinto.

Sementara manusia yang tergigit anjing dan terjangkit rabies, gejalanya demam tinggi dan susah menelan. “Korban juga bisa menderita lumpuh juga,” katanya.

Memberantas bahaya rabies, Sinto mengimbau masyarakat yang memelihara anjing, agar membawa peliharaannya itu ke dinas terkait untuk divaksin anti rabies. Anjing yang sudah divaksin tidak akan rabies lagi. Memberantas rabies, paling penting adanya kesadaran masyarakat pemelihara anjing.

“Kita minta anjing peliharaan agar dikurung. Apabila ada anjing yang mempunyai ciri-ciri terinveksi rabies, harap dimusnahkan saja,” tegas Sinto.

Laporan: Achmad Munandar

Editor: Hamka Saptono